9. Romeo Jatuh Cinta

4 3 0
                                    

Happy Reading 💖💖

Gavin saat ini sedang sibuk dengan berkas-berkasnya di kantor. Dia masih memikirkan istrinya yang sejak kemarin tidak mau makan, dan dirinya harus sabar mengahadapi nya seorang diri. Gavin tahu jika istrinya itu masih kesal dan mood nya juga belumlah baik, akibat guru-guru di sekolah.

"Gue takut dia sakit doang, kalo gak makan-makan begitu," ujarnya yang masih membuka lembaran demi lembaran berkas kerjanya.

Sebenarnya Gavin tidak sibuk kerja hari ini, hanya saja dirinya harus menandatangani berkas-berkas yang sudah ada sejak kemarin. Karena dirinya harus datang ke sekolah Ara, oleh karena itu dirinya harus meninggalkan berkas-berkas tersebut demi sang istri tercinta.

Setelah lima menit kemudian, seorang lelaki dengan jas abu-abu, celana abu-abu serta sepatu hitam yang mengkilap datang menemui Gavin dan tepat sekali di saat semua berkas-berkasnya sudah selesai ia tanda tangani. Lelaki itu masuk tanpa salam dan tanpa mengetuk pintu pula, siapa lagi kalau bukan Romeo yang akhir-akhir ini sedang mendambakan seorang wanita dari sahabat istrinya Gavin. Romeo ini selalu menanyakan perihal tentang sahabat istrinya Gavin, yang di kenal bar-bar seperti Ara. Tetapi yang Romeo tahu, wanita yang saat ini ia idamkan itu kalem dan pemalu namun, nyatanya itu salah. Insting seorang Romeo benar-benar salah, karena gadis cantik yang bernama Nadhira itu tidak bisa diam dan always cerewet.

"Gue mau ke rumah lo, bolehkan?" tanya Romeo yang sedang duduk ber-selonjoran di sofa empuk milik Gavin.

"Lo-" tunjuk Gavin pada Romeo, "Ngajak ngomong gue?" jarinya telunjuknya mengarah pada dirinya.

"Ya iyalah! Masa iya, gue ngomong sendirian, kan gak mungkin." Romeo langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Gavin yang sedang berkutat pada ponselnya.

"Mungkin aja, kan lo rada gila!" Mata Romeo langsung mengedip dan keningnya mengkerut sejenak, setelah mendengar perkataan dari Gavin.

"Lo ngapain sih, hp mulu perasaan dah!" Gavin masih tidak mau menanggapi ucapan sahabatnya itu.

"Gue lagi chattan sama istri." Gavin menoleh ke Romeo yang sedang menatapnya dan berkata, "Kenapa lo? Iri? Makanya cepetan kawin biar kaga sendirian mulu hahhahahahh."

"Sialan lo Vin, masa iya kawin dulu baru nikah sih? Hahahaha.." Romeo menabok lengan Gavin pelan. Udah seperti cewe aja ya? Mainnya pukul-pukulan wkwk..

"Lah emang bedanya apa? Kan sama aja Romeooo.." Gavin langsung pergi dari ruangan tersebut tanpa memikirkan sahabatnya yang berceloteh terus.

"Ehh Gavin! Lo mau kemana?!" Romeo pun langsung menyusul Gavin yang sudah keluar.

                                    ****

"Gavin kok gak ngangkat telepon dari gue sih! Tuh bocah kemana, lagi?!" sedari tadi Ara menunggu Gavin pulang, karena katanya dia mau di masakin cupcake coklat buatan Ara. Tetapi sampai sekarang pun belom juga tiba Batang hidungnya.

"Gue telepon Dira aja deh, buat bantuin bikinnya. Kan lumayan gak terlalu nguras tenaga," kata Ara sambil mencari kontak bernama 'Nadhira shemoog' Ara memang menamai kontak sahabatnya seperti itu.

"Halo Dir, lo di mana?"

"Rumah, kenapa lo?"

"Bikin cupcake yuk! Asikk tuh kayaknya kan?"

"Otewe gue."

Sambungan pun terputus, sambil menunggu sahabatnya itu datang, Ara langsung pergi menuju dapurnya untuk menyiapkan bahan-bahan apa saja yang di perlukan nanti.

Ara(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang