4. Acara Pernikahan

11 5 3
                                    

Ingat! Ini belum aku revisi ya, aku bakal revisi nanti. Kalau udah tamat.

Suka gak sama ceritanya?

Di antara tiga abangnya Ara, mana yang kalian suka? Aelius, Armagan (Ibra), atau Scorpio (Iyo) nih?

Semangat!! Buat yang lagi nulis cerita juga 💪🏻💖😊

Happy Reading 🤗🥰

"Selamat ya sayang, mama jadi seneng deh," ucap mama Gavin ke Ara.

"Iya tante," Ara tersenyum paksa.

"Ehh kok tante sih Ra, panggil aja mama. Kan kamu udah jadi menantunya mama, sayang."

Sekarang Ara sedang duduk di samping Gavin, lebih tepatnya mereka berdua duduk di atas pelaminan. Hati Gavin senang karena melihat senyum kedua orang tua nya terbit dengan sangat bahagia.

"Gavin, kamu mau honeymoon kemana setelah ini?" tanya bunda Ara.

"Gavin nunggu Ara dapet cuti dari sekolah aja bun," Gavin tersenyum begitu juga dengan bundanya Ara.

Selesai berbicara kepada Gavin, bundanya Ara pergi menemui suaminya, yang sedang mengobrol dengan para tamu undangan yang lain.

"Mau di hotel berapa lama?" tanya Ara pada Gavin.

"Kenapa?"

"Gapapa, gue cuman rindu aja sama sekolah!" jawab Ara dengan nada sedikit kesal.

"Seminggu mungkin, iya kita disini selama seminggu," kata Gavin.

"WHAT?!"

"Seminggu? Gila lo!"

"Gue mau besok kita pulang! Gada bantahan."

Gavin menghiraukan ucapan Ara, karena keluarganya sudah bayar mahal untuk hotel ini, dan dengan seenaknya Ara ingin pulang tanpa menikmati sisa-sisa pengantin baru?

Gavin tidak akan menyianyiakan hal ini tentunya. Sebenarnya dia ada niatan malam pertama hari ini, tapi kalo di pikir-pikir waktunya tidak akan bagus dan ia juga tau jika Ara belum siap menjadi seorang ibu pastinya.

"Udahlah emang nya kenapa sih? Gak nyaman sama hotelnya atau pemandangan nya kurang bagus?"

"Heh Gavin! Gue bakalan disini selama seminggu asalkan..." Ara dengan sengaja menggantungkan ucapannya karena Gavin menatap Ara intens dan membuat diri Ara semakin gugup.

"Asal?... Asal apa?" Gavin mulai mendekati Ara hingga Ara menggeser kan badan nya untuk menghindari Gavin.

"Asal apa sayang, hmm?" dengan nada yang membuat bulu kuduk Ara berdiri. Sial! Kenapa nih orang jadi nakutin gini sih? Pikir Ara.

"Asal.. Kita pisah kamar," Ara langsung buang muka ke arah para tamu, meski mukanya memerah seperti udang rebus. Entahlah sebagian orang mengetahuinya atau tidak yang penting ia memalingkan wajahnya agar Gavin tidak melihat betapa merahnya muka Ara ini.

"Kenapa harus pisah kamar? Kan kita udah sah sayang." Gavin mendekatkan dirinya ke Ara sambil memegang tangan istrinya.

'Pliss pliss jantung gue mau copot! Aduh gak mungkin kan gue pergi ke kamar cuman karena Gavin alasannya,' batin Ara berucap.

"Sayang, kamu kenapa? Kok diem aja sih."

"Vin pliss lo kudu jauh-jauh dari gue yang cantik ini."

"Kenapa emang nya?"

"Nanti suami gue marah!"

"Suami? Kan suami kamu aku." yang di bilang Gavin memang benar, tapi yang Ara bilang 'suami' itu bukan lah Gavin melainkan seseorang yang berada di negara Korsel sana.

Ara(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang