Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini ada yang aneh. Biasanya saat Resya masuk kelas pasti terdengar suara Baskara yang selalu menyapanya. Tapi kali ini beda, lelaki itu tidak ada.
Suasana kelas jelas masih ramai karena kebisingan Nando, Herian dan Revan. Belum lagi kalo Nando sudah keluar jiwa isengnya.
"Re."
"Re."
"Re."
Revan menoleh merasa terpanggil. "Eh maaf van, gue manggil Resya bukan lo."
"Yaelah."
Resya yang mendengar otomatis menoleh. "Panggil Eca jangan re re. Tuh ada yang merasa terpanggil juga. Kalo manggil lengkap, Resya atau Eca aja."
"Iya Ca. Maaf hehe."
"Ya udah mau ngapain?"
"Mau pinjem penghapus." Resya menyerahkan penghapus kepada Gita.
"Makasih Ca."
Resya terus memperhatikan pintu kelas, berharap Baskara akan datang dengan sambutannya yang tidak jelas.
Ia meletakkan kepalanya ke meja.
"Eca hari ini aneh banget gak ada galak-galaknya."
"Dunia lagi gak baik-baik aja nih."
"Ca jadi galak lagi dong. Kalo lo diem keseimbangan alam terganggu." Colek Herian membuat Resya bangun.
"Jangan mancing-mancing gue."
"Mungkin karena Aska gak masuk kali ya, jadi gak ada yang bisa diributin. Biasa kan Aska suka tuh cari ribut sama Eca."
"Lagian matahari sudah di puncak, Aska masih belum datang sekarang. Sakit kali ya?"
"Kapan coba Aska bisa sakit? Virus aja takut sama dia."
"Rian, Aska juga manusia. Pasti bisa sakit tau." celetuk Lia.
"Astagfirullah Lia, gak boleh doain orang jelek-jelek gitu."
"Hah? Ngedoain gimana Do?"
"Udah gak usah diheranin Li. Emang aneh si Nando."