Kacau.
Keadaan istana Darken tengah kacau saat orang-orang berlarian. Para prajurit dengan senjata mereka bergegas memburu penyusup meresahkan yang telah membuat kekacauan dengan membakar kandang kuda sementara para pelayan wanita dan beberapa penghuni istana lainnya tengah berbondong-bondong memadamkan api.
Ares melompati pagar demi pagar sambil membawa sebilah pedang saat tanpa sengaja melihat siluet seseorang tertangkap indera penglihatannya.
"Dia lari kesana!"
Suara teriakan itu membuat puluhan prajurit berlari kearah asal suara. Sementara Ares sendiri telah berhasil menarik siluet itu untuk bersembunyi.
"Mereka memburumu. Jika tidak ingin tertangkap, maka diamlah." Desis Ares dengan nada tajam.
"Kau sama saja dengan mereka."
Bug.
Sikutnya berhasil mengenai pria dibelakangnya. Ares bahkan langsung merunduk.
Tidak salah lagi. Wanita penyusup itu adalah wanita yang sama—yang ia temukan di dalam hutan bersama kuda putihnya.
"Kau!" Wanita itu terbelalak saat mengingat wajah Ares.
"Hi, nice to meet you." Ares menyeringai sambil mendorong ujung pedang ditangannya kearah wajah wanita itu. Kain yang menutupi wajahnya pun terbuka, menunjukkan apa yang selama ini dia sembunyikan di balik kain hitam itu. Ares tidak akan menyangkal bahwa wanita di hadapannya memiliki wajah yang cantik. "Terkejut, Nona?"
"Siapa kau sebenarnya?" Wanita itu menyentak marah. Namun belum sempat Ares menjawab pertanyaannya tiba-tiba suara teriakan terdengar dari ujung lorong.
"Wanita penyusup itu disini!"
"Sial!" Umpat Ares, langsung menarik lengan wanita itu berlari bersamanya.
"Berhenti!"
Entah apa yang Ares sedang lakukan. Lelaki itu spontan melakukan penyelamatan pada seorang penyusup yang menyelundup masuk kedalam istananya.
Ares membawa langkah mereka berdua berbelok, setibanya di lorong yang gelap, Ares tiba-tiba mendorong tubuh wanita itu masuk ke tempat yang tidak terkena sorot lampu. Suara langkah kaki yang berlarian melewati mereka berdua. Wanita itu menahan napas dengan tubuh terhimpit antara dinding tembok dan tubuh Ares yang memerangkapnya dengan satu bekapan di mulut.
"Apa yang Anda lakukan disini, King Ares?" Ares mendengar suara Erick yang menyadari keberadaannya. Sejenak Ares berusaha menormalkan napasnya sebelum menjawab.
"Senang sekali memiliki perdana menteri sejeli dirimu di istana ini, tuan Erick."
Ares justru akan mengutuk jika tidak ada yang menyadari keberadaannya. Pasalnya, apa yang tengah ia lakukan sekarang juga bisa menjadi pelatihan untuk mengetes kemampuan orang-orangnya, seberapa layak mereka melindungi kastil Istana dari musuh.
Sementara keterkejutan jelas terlihat dari wanita penyusup dalam perangkapnya itu mendengar dirinya dipanggil king. Namun, Ares tidak memiliki waktu untuk menjelaskan siapa dirinya sekarang. Ares lebih tertarik untuk melakukan sebuah permainan—seperti menarik tengkuk wanita di depannya dan mencium sudut bibirnya. "Sedang bermain-main bersama wanitaku, tentu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate Bond | Short Stories (Tamat)
FantasySequel : Soulmate Terlahir sebagai seorang putri dari sang penguasa kegelapan, membuat hidup Seera terasa sangat membosankan. Terlalu banyak larangan, di balik alasan demi kebaikannya sendiri. Hingga pada akhirnya iblis wanita itu memutuskan untuk k...