~Perhatian~
***
Pagi ini, Hanan melihat seperti ada yang berbeda di kantornya. Ia melirik sebentar ke arah meja yang ada di depan ruangannya. Yah, meja siapa lagi kalau bukan meja kerja Aiyla.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 10 pagi tapi gadis itu belum ada di mejanya. Kemana dia? Tidak seperti biasanya, pikir Hanan.
Hanan mengirim pesan pada Aiyla, menanyakan keberadaannya sekarang.
Tapi tidak juga dibalas. Dan membuat Hanan memutuskan untuk menelponnya saja.
Dering pertama, belum di terima. Saat dering ke tiga barulah telepon Hanan dijawab.
"Hallo selamat pagi" sapa seorang perempuan dari seberang telepon, tapi Hanan berpikir sepertinya yang mengangkat teleponnya bukan Aiyla.
"Selamat Pagi, Bu. Bisa bicara dengan Aiyla?" tanya Hanan sopan. "Saya Hanan, atasan Aiyla di kantor, Bu" lanjutnya.
"Oh, Pak Hanan. Maaf Pak, Aiyla-nya lagi tidak enak badan, dan tidak bisa ke kantor hari ini" ujar perempuan yang Hanan yakini adalah ibu dari Aiyla.
Tidak enak badan? Aiyla sakit? Apa jangan-jangan karena tidak makan kemarin?' pertanyaan mulai bermunculan di kepala Hanan.
"Apa saya bisa berbicara dengan Aiyla-nya, Bu?"
"Ah, baiklah. Sebentar ya, saya kasih handphone-nya ke Aiyla dulu"
'Dek, ini ada yang telepon, mau bicara sama adek katanya'
'Siapa, Bun? Adek lagi males ngomong'
Suara serak khas orang yang baru bangun tidur meyakinkan Hanan kalau perempuan itu benar-benar sedang tidak baik-baik saja.
'Di jawab dulu teleponnya'
"Hallo, ada apa ya, Pak?" tanya Aiyla to the point.
"Kamu sakit?" bukannya menjawab, Hanan malah balik bertanya.
"Iya" jawab Aiyla cuek.
"Sakit apa?" tanya Hanan khawatir. "Apa sudah ke rumah sakit?"
Ah, Hanan. Jangan seperti itu, nanti Aiyla makin kesemsem sama kamu. Author sedih loh kalo Aiyla malah tambah baper. 😳
"Saya cuma sakit perut doang kok, Pak. Nanti palingan sembuh juga"
"Sudah minum obat?" tanya Hanan lagi. Ah, si Hanan mah gitu. Perhatiannya ituloh. Nanti buat Aiyla makin jatuh sejatuh jatuhnya pada Hanan.
"Sudah"
"Ya sudah, kamu istirahat saja dulu hari ini tidak usah masuk kantor. Besok kalo sudah sembuh baru ke kantor lagi. Jangan lupa di minum obatnya." Kalimat terakhir yang Hanan ucapkan membuat Aiyla senyum-senyum sendiri.
Oh Tuhan, bolehkah Aiyla meminta pada-Mu agar hambamu ini berjodoh dengan laki-laki yang bernama Hanan Alhusayn?
Setelah telepon itu mati, Aiyla langsung memegang kedua pipinya yang sepertinya sudah memerah karena baper mendengar perhatian-perhatian yang Hanan lontarkan.
"Adek kenapa?" tanya Zaskia bingung saat melihat putrinya senyum-senyum sendiri.
Aiyla yang menyadari kalau masih ada Zaskia di kamarnya langsung mengubah raut wajahnya menjadi biasa saja.
"Ooo, Bunda tau. Pasti adek suka sama Pak Hanan tadi ya?" tebak Zaskia tepat sasaran.
"Apaan sih bun? Adek istirahat lagi aja deh. Males nanti bunda tanya-tanya lagi" ujar Aiyla terkekeh melihat Zaskia memberengut.
"Ah, adek mah gitu. Cerita kek ke bunda. Bundakan juga pengen tau, gimana Pak Hanan Hanan itu. Kok bisa buat anak gadis bunda kesemsem gini" bujuk Zaskia sambil menggoyang-goyangkan lengan Aiyla. Tapi Aiyla sudah lebih dulu memejamkan matanya, pura-pura tidur.
"Ya udah deh, kalo adek nggak mau cerita. Bunda bakal cari tau sendiri" kata Zaskia lalu keluar dari kamar anak gadisnya itu.
***
Saat malam hari, Aiyla sudah merasa baikan dan ia pun ikut makan malam bersama keluarganya di ruang makan.
"Loh adek kok turun, kata bunda sakit" ujar Tama saat melihat putrinya sudah duduk di samping Rafa.
"Udah sembuh adek, Yah. Kan tadi udah di telepon sama calon mantu" goda Zaskia sambil menuangkan minum ke gelas suaminya.
"Bunda, jangan buka-buka itu di depan Ayah. Apalagi di depan Bang Rafa, bisa-bisa ember mulutnya" gerutu Aiyla. Ia tak sengaja melirik Rafa yang ada di sebelahnya sedang menatapnya datar.
"Ooo sekarang gitu ya" kata Rafa sinis. "Main rahasia-rahasiaan sekarang. Oke, Bang Rafa akan cari tau sendiri. Jangan adek kira abang nggak tau loh, siapa bos adek di kantor" Rafa menyunggingkan senyum devilnya.
"Tuh kan, Bunda mah. Kan bang Arya jadi ikutan kepo. Ah, nggak seru. Ntar bang Arya bilang ke dia, kalo adek suka sama dia"
"Tuh kan ketahuan" Rafa tertawa renyah saat melihat wajah adiknya yang sedang kesal.
"Udah ah, Bang. Jangan di jailin terus adeknya. Kasihan loh adek" bela Tama.
Aiyla menjulurkan lidahnya mengejek Rafa, karena merasa menang di bela Tama.
Akhirnya suasana di meja makan pun kembali tenang, dan hanya dentingan sendok yang mengisi kesunyian ruang makan saat itu.
***
Selepas shalat isya, Hanan langsung masuk ke kamarnya.
Entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang, sampai-sampai kerjaannya terbengkalai begitu saja.
Saat Hanan tersadar dari lamunannya, ia segera mengecek ponselnya. Entah karena apa, tiba-tiba nama Aiyla tertera di layar ponselnya. Hanan tersadar kalau ia menelpon gadis itu.
Ah, Hanan. Ada apa dengan dirimu? Kenapa sampai menelpon gadis itu? Apa karena sedari tadi Hanan memikirkannya?
'Astagfirullah'
Hanan terus mengucap istigfar. Sampai tak sadar kalau panggilan telepon itu sudah terjawab.
"Hallo" suara Aiyla mulai terdengar dari seberang sana.
"Ah, iya. Bagaimana kabar kamu sekarang Aiyla?" tanya Hanan untuk menutupi kegugupannya.
"Alhamdulillah, sudah membaik Pak"
"Syukurlah. Kalau begitu besok apakah sudah bisa ke kantor?"
Hanan mendengar suara helaan napas dari ujung sana. "Saya usahakan, Pak"
"Kalau begitu saya tutup teleponnya. Langsung istirahat, biar besok bisa kerja"
"Iya, Pak" balas Aiyla cuek.
Setelah mengucapkan salam, Hanan langsung mematikan sambungan telepon, dan menghela napas lega.
Hanan memegang dadanya, entah kenapa jantungnya berdetak tak teratur.
"Ada apa dengan saya? Kenapa bisa deg-degan gini sih?" tanya Hanan pada dirinya sendiri.
'Ya Allah, berikanlah hamba petunjuk. Jika benar dia perempuan yang engkau takdir kan untuk hamba. Semoga engkau mempermudah langkah hamba untuk meraih ridho-Mu'
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] I Love You, Mas CEO!
RomanceFollow dulu sebelum baca ya 😉, biar author semangat buat nulis ceritanya 😊 (♡˙︶˙♡) Ini cerita tentang seorang gadis bernama Alara Aiyla Khanza atau kerap di sapa Aiyla yang tak sengaja menabrak seorang laki-laki tampan di...