12

69 34 11
                                    

'Adik Ipar'

***

"Tolong jaga putri kecil Ayah ini ya Nan" pesan Tama saat mengantarkan Aiyla dan Hanan ke dekat mobil yang terparkir di pekarangan rumahnya

"Baik, Yah. Hanan akan jaga Aiyla semampu dan sekuat Hanan"

"Kalo kamu tidak sanggup lagi untuk menjaga Aiyla. Kamu bisa mengembalikannya ke kami. Kami siap menerimanya kembali di rumah ini" kata Tama tegas. Ia memegang bahu Hanan, seolah-olah menyalurkan kekuatan yang ia punya pada Hanan untuk menjaga putri kesayangannya itu.

Hanan mengangguk tegas. Ia akan menjaga Aiyla sebagaimana kedua hero nya itu menjaganya.

Kini Hanan bergantian berhadapan dengan Rafa, Kakak laki-laki istrinya sekaligus sahabatnya saat di bangku kuliah.

"Saya titip Aiyla, Nan. Jaga dia baik-baik. Jangan sakiti dia. Kalo sampai kamu nyakiti dia, saya tidak akan segan-segan untuk menjauhkan dia dari kamu" pesan Rafa tegas.

Hanan lagi-lagi mengangguk tegas. Kini ia memegang amanah dari kedua orang tua Aiyla dan juga kakak laki-lakinya.

Setelah berpamitan, Aiyla dan Hanan pun pergi menuju kediaman Hanan. Ke mana lagi, kalau bukan ke rumah Abahnya Hanan.

Saat Hanan fokus menyetir, ia sesekali melihat ke arah perempuan yang duduk di sebelahnya itu sedang menyeka airmatanya.

"Kamu kenapa?" tanya Hanan lembut, ia meraih tangan Aiyla untuk di genggamnya.

"Nggak apa-apa kok, Mas. Ai cuma sedih aja. Perasaan, Ai baru aja pulang dan kumpul dengan keluarga Ai. Tapi, sekarang Ai harus pergi lagi. Itu pun Ai sudah pindah rumah, Ai nggak bisa lagi tinggal bareng keluarga Ai" jawab Aiyla tersedu-sedu.

"Kamu tenang saja, kapan-kapan kita bisa kok nginap di rumah Ayah sama Bunda kamu. Udah, jangan sedih lagi!" bujuk Hanan, menenangkan Aiyla.

Hanan menyeka air mata Aiyla yang merembes di pipi chubby-nya. Ia kembali mengambil tangan Aiyla untuk di genggam.

Entah kenapa, sekarang ia sangat senang menggengam tangan Aiyla yang begitu pas di tangannya, dan juga rasanya tak ingin ia lepaskan.

***

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, Hanan dan Aiyla pun sampai di kediaman Abah Abdullah.

"Ayo masuk!" ajak Hanan pada Aiyla yang masih bengong di dalam mobil.

Aiyla pun mengangguk dan turun dari mobil mengikuti Hanan yang menunggunya di teras rumah dengan memegang koper berwarna ungu milik Aiyla.

"Jangan lupa baca basmallah, supaya kamu betah tinggal disini" ujar Hanan lembut pada Aiyla, dan diangguki oleh Aiyla.

Mereka mengucapkan salam saat memasuki rumah itu. Tidak di sangka-sangka, kalau mereka disambut oleh keluarga besar Hanan yang ternyata belum pulang ke kampung halaman masing-masing selepas resepsi pernikahan mereka kemarin.

Di ruang tamu dapat mereka lihat, ada paman, bibi, beserta anak-anak mereka yang sedang bermain di sana.

Hanan dan juga Aiyla menyalami mereka yang ada di ruang tamu tersebut, tak lupa pula untuk menyalami Abah Abdullah dan Umi Ningsih yang juga ada di sana.

"Mas Hanaaaan" seru seorang perempuan yang baru saja datang menghampiri kami, lebih tepatnya dia hanya menghampiri Hanan.

Aiyla sedikit tersentak saat perempuan itu memeluk Hanan erat, seperti tak ingin melepaskannya.

[2] I Love You, Mas CEO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang