Chapter 3: Living in Nightmare

599 152 14
                                    




Untuk sebagian orang, Juno bisa dibilang adalah anak yang tidak tahu diuntung dan tidak tahu terima kasih. Terutama bagi kalangannya yang berasal dari keluarga elite, namun tidak seberuntung dia yang lahir di keluarga sangat berada. Juno adalah anggota pertama keluarga Hadikusumo yang benar-benar tidak memilih bergabung dengan bisnis keluarganya.

Meskipun, secara tidak langsung, hal ini juga karena Papanya yang marah karena ulahnya.

Tapi secara teknis, Juno sengaja membiarkan Papanya marah. Dan karena kemarahan Papa itulah dia bisa membangun The Ox bersama teman-temannya. Dan karena itu juga, Juno memendam rasa terima kasih pada Karisya.

Kalau bukan karena itu, mungkin Juno sudah berada di balik meja besar sebuah ruang kerja mewah yang berada di salah satu gedung pencakar langit di Jakarta. Atau mungkin menggantikan posisi Kakaknya, Kiara.

Speaking of Kiara, Juno memandangi ponselnya yang terus bergetar dengan nama Kiara pada layar. Telepon itu berhenti. Layar menunjukkan notifikasi lima missed call yang sengaja diabaikan Juno. Dia kembali merapikan barang-barangnya begitu selesai shooting hari ini.

Tak lama, Erico masuk ke dalam ruangan dengan ponsel di tangan.

"Yoi, Kak. Iya, ada nih anaknya." Erico memandangi Juno.

Tanpa bertanya pun, Juno sudah memahami dengan siapa Erico berbicara. Erico menawarkan teleponnya pada Juno, yang ditolak dengan gelengan kepala.

"Anaknya lagi agak ribet sih sekarang, kak. Nanti gue sampaikan aja pesan lo gi—"

"JUNO! Gue tau lo lagi nguping ya!"

Erico menjauhkan ponselnya dari telinga karena teriakan Kiara, lalu mengerutkan kening. Buru-buru dia menyodorkan ponsel pada sahabatnya itu. "Nih ngomong sendiri! Sebelum gue dimaki sama kakak lo!"

Juno menghela napas.

"Apaan?" tanyanya ketika menerima ponsel Erico.

"Lo tuh susah banget sih dihubungin? Mau sampai kapan menghindar terus?!"

"Gue lagi sibuk, Ki. Abis ini balik ke kantor."

Juno sudah membayangkan Kiara yang memutar bola mata, mendengus dan siap mengeluarkan ultimatum untuk menyeretnya datang ke acara makan malam kelurga hari ini. Dan Juno tidak sepenuhnya salah, karena dia bisa mendengar helaan napas keras dari Kiara diujung sana.

"Lo pikir gue gak sibuk apa? Malam ini pulang ke rumah sebelum Papa mengacak-acak kerjaan lo."

"Lo udah mengancam gue dengan itu berkali-kali, ga ada apa-apa tuh."

Kiara mendengus. "You'll never know when it is due. Sebelum lo menyesal, nurut sama gue."

Kali ini Juno yang menghela napas. "Jam berapa?"

Dan di ujung sana, Kiara tersenyum menang.






☽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Had Me At Hello | wonwoo x joyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang