Selasa. 10.40 PM.Karina menghela napas begitu dia dan Juno sampai di kaferia kantornya. Dia mempersilahkan Juno untuk duduk di sebuah bangku tinggi depan mini bar. Ruangan ini besar, tapi terasa hangat dan indah oleh suasana ruangan yang memberikan rasa nyaman. Ada beberapa meja dan bangku yang sudah tersusun rapi di tengah ruangan, sofa bantal dan sudut ruangan yang dimanfaatkan untuk space bekerja.
"You okay?" tanya Juno langsung, Karisya tidak berbicara apapun padanya dari semenjak mereka di depan gerbang sampai ke kafetaria ini.
"Oke kok. Sorry lo harus ketemu kakak gue lagi setelah sekian lama, dengan cara kayak gitu pula."
"Ngga masalah kok," kata Juno. Dia duduk di depan mini bar, sementara Karisya membuka kulkas untuk mencari minuman.
"Coffee? Wine?"
"Wine?" tanya Juno. "Gue besok masih masuk kerja, Karisya."
Karisya nyengir, "Oke. Air putih kalo gitu."
"Gue nggak menyangka hidup lo masih lurus-lurus aja. Hidup kayak gitu nggak membosankan, Ju?"
Perempuan itu membawakan botol kaca bening yang terisi air putih, dua gelas kaca yang tinggi ke atas mini bar sekaligus membuka pembicaraan pada Juno. Laki-laki di depannya tersenyum, membiarkan Karisya berceloteh semaunya.
"Hidup gue nggak lurus menurut bokap nyokap gue, Sya."
"Ah, karena lo menolak menjadi Managing Director di Hadikusumo Group?"
Karisya membuka tutup botol, menarik salah satu gelasnya dan menuangkan air. Suara air putih meluncur dari botol yang miring kini memenuhi ruangan yang hening.
"Iya."
"Klasik." Jawaban Karisya bertepatan dengan gelas yang sudah terisi terdorong ke arah Juno.
"Gue kesini tadi cuma penasaran. Dan minta maaf karena tadi siang udah pergi tanpa pamit." Juno berbicara begitu saja. Ucapannya terasa ringan dan mudah.
"No worries, Juno. Gue juga kalo jadi lo akan pergi karena lihat Jonathan di tengah siang bolong begitu."
Ah, iya. Jonathan. Lelaki itu kembali mengusik isi kepala Juno.
"Jonathan.. Kalian masih contact-an? Gue pikir setelah kejadian itu kalian benar-benar putus hubungan."
Raut wajah Karisya yang semula cerah tampak berubah. Lengkungan ke atas yang manis bibirnya memudar perlahan menjadi sebuah garis lurus yang tidak menyenangkan. Tapi tidak ada tatapan tidak suka, melainkan ekspresi sedikit bingung entah karena apa.
"Masih, kadang-kadang. Kami emang putus dari situ, orang tuanya nggak setuju, you know. Tapi Jo mau gue dan dia tetap berteman baik."
Berteman baik. Kenapa hubungan berteman baik itu justru memudar di antara kita, Karisya?
KAMU SEDANG MEMBACA
You Had Me At Hello | wonwoo x joy
Fiksi PenggemarMeet Juno Wiranata Hadikusumo, anak bungsu dari dua bersaudara keluarga Hadikusumo. Young, rich, and smart. Everyone wants his place, except the man himself. The founder of The Ox Photo Studio & Creative Agency. Meet Karisya Putri Salim, the younges...