Chapter 2: Little Surprise

698 146 19
                                    

Kalian percaya yang namanya kebetulan? Karisya percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kalian percaya yang namanya kebetulan? Karisya percaya. Karena suatu kebetulan memang benar-benar hanya kebetulan apabila terjadi satu kali. Kali kedua? Hm.. mungkin bisa dibilang kebetulan meskipun mulai mengherankan. Tapi kali ketiga? Banyak orang bilang kebetulan yang ketiga kalinya adalah takdir.


"Mas, tolong ya. Saya udah bilang ini bukan tempat parkir, karyawan saya sudah menegur Mas baik-baik. Apa masih kurang jelas?"

Pertanyaan Karisya pada lelaki yang tampak lebih tua darinya terdengar putus asa. Bagaimana tidak, Karisya harus turun tangan menghadapi orang yang sama berkali-kali. Ini bukan kali pertama. Awalnya semua masih baik-baik saja dan lelaki itu masih bekerja sama dengan baik. Tapi sekali dua kali, terulang lagi. Hingga hari ini sudah kesekian kalinya lelaki itu membuat keributan dengan salah satu pegawainya.

"Mbak, tolong paham sedikit, ini jalanan nggak luas. Saya mau parkir dimana?! Lagian ini hari terakhir, setelah itu saya dan tim saya pergi. Masih mau cari gara-gara sama saya?"

"Begini, ya. Saya bukan mau cari gara-gara. Ini memang bukan tem—"

"Bukan urusan saya!"

Lelaki itu memotong ucapan Karisya, dan membentaknya dengan lantang.

Karisya menarik napas, sebelum sebuah tangan merangkulnya secara tiba-tiba. Perempuan itu hampir berjengit menjauh kalau saja dia tidak mendengar suara berat yang menyapa tepat di sebelah kanannya.

"Kenapa ini, sayang?"

Juno berdiri di sebelahnya, menaikkan alis selayaknya Juno yang penasaran akan satu hal. Kacamata bulatnya masih bertengger, dan kali ini senyuman tipis menghiasi wajahnya dengan sorot mata penasaran.

Karina mengerjapkan mata. Lalu detik itu juga dia memahami maksud Juno.

"Mas ini nggak mau parkir di tempat lain. Padahal udah dipasangin no parking sign disitu, karena itu pintu keluar masuk mobil pengiriman bunga."

"Saya nggak liat larangannya tuh."

"Aduh, Pak—"

"Bapak yakin tidak bisa melihatnya?" Juno menunjuk ke arah papan besar yang ditempel di depan pintu gerbang. Tepat di sebelah pintu kemudi mobil yang diparkir sembarangan saat itu juga.

"Saya rasa ucapan Karisya sudah cukup jelas pada Bapak. Ada tempat lain untuk parkir, dan jalanan cukup luas. Rumahnya yang mana? Itu? Cukup jauh ya? Bapak bisa parkir di seberangnya kalau mau."

Juno melepaskan rangkulannya, membuat Karisya sedikit merasa kecewa akan hilang kontak yang mendadak. "Kami bisa menelpon satgas anti parkir liar untuk mengangkut mobil bapak yang parkir sembarangan. Kalau bapak lebih memilih jalur seperti itu, saya bisa telepon saat ini juga."

You Had Me At Hello | wonwoo x joyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang