16

103 36 43
                                    

Dimana Tuhan mempertemukan aku dan kamu hanya untuk saling kenal bukan saling memiliki

Sekarang di ruangan gelap ini Ragas menyenderkan tubuhnya disebuah bangku. Dia mencoba untuk memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran.

Dimana sekarang dia berada diposisi keadaan dan kenyataan selalu membuatnya bingung. Ragas selalu berada dalam pilihan yang sulit, sudah lumayan lama dia memejamkan matanya. Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka, terlihat seseorang masuk kedalam mendekati Ragas.

"Nah kan ni anak disini," ucap Marva pelan membuka pintu ruangan lalu dia masuk dan menutup kembali , dia melangkah mendekati seseorang yang sedang tidur disebuah bangku.

"Gas," panggil Marva.

"Kenapa lo kesini Va? harusnya lo nemenin dia," ucap Ragas bukankah tadi Ragas minta Marva untuk menemani Stela kenapa dia malah datang ke sini.

"Disuruh," Ragas yang mendengar itu hanya diam. Marva duduk di sebelah Ragas.

"Kenapa lo mau disuruh?"

"Kalau gue mau saat lo nyuruh berarti gue juga mau kalau Stela nyuruh gue,paham gak lo?"

"Hmm," gumam Ragas.

"Kenapa lo masih aja menghindari dia? lo tau kan lo bakal nyesel saat dia udah gak peduli lagi sama lo Gas,"

"SHIT," umpat Ragas.

"Lo gak bakal tau kenapa gue ngelakuin ini Va bahkan siapapun gak akan pernah paham," ucap Ragas menahan sesak hati nya.

"Dimata mereka semua gue kelihatan bajingan karna gak menghargai cewek yang tulus gak menghargai perjuangan seseorang, tapi apa mereka pernah tau alasan dari semua yang gue lakuin? enggak bangsat gak ada yang tau,"

"Saat gue ngelakuin sesuatu pasti ada alasannya gue gak sebodoh yang kalian pikir," ucap Ragas, Marva hanya diam dia sadar gak mudah untuk Ragas melalui ini semua.

"Tapi kalau lo terus-terusan buat dia nangis gue gak tega Gas lo ingat itu," ucap Marva.

"Lo pikir gue tega Va?gue masih punya hati bangsat."

"Gue juga gak mau gini anjir,"

"Sial salah terus gue kalau gini njir," jawab Marva.

"Oke-oke gue percaya kalau apa yang lo lakuin adalah yang terbaik Gas," ucap Marva

Dretttt...
Dretttt...
Dretttt....

Ponsel milik Ragas didalam sakunya bergetar, dia mengambil dan mengangkat panggilan itu.

"Hai ma," sapa Ragas.

"......"

"Baik kok ma ada apa?,"

"......"

"Iya ma besok Ragas jemput dibandara,"

"...."

"Iyaa ma,"

"...."

"See you to ma," ucap Ragas lalu menutup telepon itu dan memasukkan ke dalam saku nya lagi.

"Nyokap lo Gas?" tanya Marva kepada Ragas.

"Iya,besok beliau pulang ke jakarta minta dijemput," ucap Ragas, Marva hanya mengangguk paham.

"Gue mau balik lo ikut apa enggak?" tanya Marva.

"Gue nanti aja,"

"Yoi gue balik duluan ya kasian temen-temen yang lain pasti nungguin," pamit Marva.

RAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang