15

101 39 31
                                    

Lumayan lama Ragas menggengam tangan Stela, suara tepuk tangan dan pujian masih terdengar disana.

Stela melepas genggaman Ragas dan lari turun dari panggung yang membuat semua bingung. Dia lari entah kemana Ragas yang melihat itu langsung turun dari panggung menghampiri teman-temannya.

"Gas, kenapa gak lu kejar?" tanya Davira panik.

"Gas, dia mau kemana?" tanya Zenna.

"Gak tau," jawab Ragas langsung berjalan ke arah Marva.

"Va lo susul dia," ucap Ragas yang membuat teman-temannya diam.

"Kenapa bukan lo?" ucap Marva santai.

"Lo yang lebih ngerti dia," ucap Ragas yang langsung dimengerti Marva.

"Thanks," sambung Ragas lalu pergi dari sana, tak lama setelah itu Marva dengan buru-buru mencari keberadaan Stela.

"Ragas pergi kemana tuh?" tanya Cris kepada teman-temannya.

"Gue gak tau," ucap Brian.

"Mungkin dia butuh waktu buat sendiri biarin aja," ucap Zenna yang diangguki mereka semua.

Marva masih mencari Stela dari perpustakaan, kelas, rooftop, toilet tapi dia belum menemukan Stela. Marva ingat satu tempat yang selalu di datangin Stela saat cewe itu sedih atau marah, Marva mempercepat langkahnya menuju tempat itu.

Benar apa yang ditebak Marva, Stela sekarang sudah duduk di salah satu bangku taman belakang. Stela masih menangis dan Marva pun menghampiri cewek itu.

"Haii!" sapa Marva lalu duduk disebelah Stela.

"Hmm nangis aja kalau mau nangis gue temenin," sambungnya.

"Capek kan berjuang?" ucap Marva yang masih mencoba mengajak bicara Stela.

"Hmm," gumam Stela masih terisak.

"Va, bahkan sekarang dia gak pergi nyusul gue bahkan yang datang lo bukan dia Va," ucap Stela menatap Marva ditengah tangisnya.

"Dia bener-bener gak peduli sama gue Va," sambungnya.

"Gak, lo salah Stel gue disini gue ada buat lo karna Ragas,"

"Dia nyuruh gue buat nyusul lo, dia peduli kok dia peduli dengan cara yang berbeda,"

"Gue juga bingung kenapa Ragas nyuruh gue, gue masih bingung kenapa dia pura-pura gak peduli,"

"Lo aja bingung Va apa lagi gue," jawab Stela.

"Lo tau gak Va gue kaget dia baca puisi tadi?"

"Hmm, kalian keren tadi baca dari hati ke hati," ucap Marva kagum.

"Keren sih tapi menyakitkan hehehe," kekeh Stela berusaha tegar.

"Lo kuat Stela lo hebat gue salut sama lo," ucap Marva sambil mengelus kepala Stela.

"Lo juga hebat selalu jadi pahlawan gue," ucap Stela.

"Kalau lo disini Ragas dimana?"

"Gue gak tau dia tadi pergi lebih dulu," jawab Marva, Stela terdiam bayangan tangan Ragas kembali teringat dibenaknya.

"Va lo harus cari dia, dia juga butuh teman untuk saat ini," ucap Stela menyuruh Marva.

"Oke, tapi lo gak papa gue tinggal?"

"Gak papa Ragas lebih butuh lo saat ini gue mohon Va," ucap Stela.

"Iya, tapi lo janji gak nangis saat ini!"

"Gue janji, udah sana buruan cari Ragas temenin dia Va," ucap Stela, setelah pamit Marva pun pergi dari sana. Stela terdiam melihat punggung Marva yang semakin jauh tak terlihat.

"Gue harap lo gak lakuin hal itu Gas," ucap Stela. Lalu dia tersenyum mengingat apa yang dikatakan Marva tadi, ternyata Ragas masih peduli meskipun gak secara langsung.

 Lalu dia tersenyum mengingat apa yang dikatakan Marva tadi, ternyata Ragas masih peduli meskipun gak secara langsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Segini dulu ya...
jangan lupa vote dan komen❤
Sampai jumpa di part selanjutnya...
bye...

RAGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang