× 15 ×

1.5K 303 45
                                    


×-×

"A-ayah?" Jeno berkata, dia terkejut melihat ayahnya sedang duduk di atas kursi besi. Begitu juga sang ayah kaget melihat kedatangan anaknya bersama teman teman nya.

"J-jeno? Kamu ngapain di sini? B-bagaimana bisa kamu—"

"Profesor. Lee? Bapaknya Jeno, ngapain di sini om?" Eric memotong perkataan ayah Jeno.

Donghae menjadi gemetar dan takut. "Tidak apa apa, h-hanya duduk di sini." jawabnya dengan sedikit terbata.

"Kan di rumah bisa om, kenapa harus di sini? Bawah tanah pula, kenapa nih?" ucap Hyunjin.

Jeno hanya bisa terdiam, dia tidak tau harus gimana. Donghae berdiri dan menghampiri Jeno yang tertunduk.

Donghae memegang bahu Jeno. "Maafin ayah, Jeno. Kamu boleh membenci ayah, silahkan. Ini memang kesalahan ayah, ayah bersalah kepada semuanya. Ayah tidak tahu kalau ini sangat berbahaya. Ayah pantas di hukum." Donghae ikut menunduk. Jeno mendongkak, menatap ayahnya yang kini penuh penyesalan dan kesalahan.

"Jeno gak benci ayah, Jeno ingin ini semua berakhir ayah. Jeno ingin, semuanya kembali normal. Ayah punya obatnya, 'kan?" Jeno menatap ayah penuh pengharapan.

Namun, sang ayah malah menggelengkan kepalanya pelan. "Belum ada penawarnya Jeno, ayah masih meneliti dan membuatnya sampai sekarang."

"Om, om ini gimana sih?! Bikin dong, kita capek tau." sambar Sunwoo yang berada di belakang.

"Bisa kalian menunggu sebentar lagi? Saya akan bekerja keras untuk ini, dan memulihkan kembali kota, membayar semuanya, dan siap di hukum. Saya mohon.." Donghae menatap satu persatu remaja yang berada didepan nya. Jeno mengangguk.

"Okay ayah, Jeno bakal nunggu semua kelar. Tuntaskan semuanya, kami akan menunggu." Donghae tersenyum lalu ia memeluk Jeno dan sesekali mengucapkan 'terima kasih' kepada Jeno dan teman teman.

"Silahkan kalian di kamar dulu." Jeno dan teman teman mengangguk paham.

Dikamar, mereka saling diam dan juga berdoa masing masing agar semua selesai.

Renjun tiba tiba merasa gelisah, dia kadang jongkok, tiduran di lantai atau bahkan bisa duduk di atas pangkuan yang lain. Seungmin menatap Renjun risih.

"Lu kenapa sih? Dari tadi gua liat liat gelisah amat."

Renjun menoleh ke Seungmin yang berada di seberangnya. Ia menggaruk pipi dan menyengir.

"Hehe, gak papa kok. Eum..ngomong ngomong Echan gimana ya kabarnya?" Renjun berbicara, yang lain saling pandang. Mereka semua juga mengkhawatirkan Haechan, bagaimana nasib itu anak.

Hwall teringat, dia kemaren menemukan gelang milik Haechan di jalan.

"Ini gua nemu kemaren di jalan." Hwall memperlihatkan gelang tersebut. Yang lain membulatkan mata tak menyangka.

"Heh? Ini kan gelangnya Echan woi. Nemu di mana?" tanya Soobin.

"Kemaren, didepan apotik. Gak sengaja ketemu gua, yaudah di simpen aja." jawab Hwall.

Renjun menatap gelang Haechan lamat lamat, dia mulai berpikir dan menduga duga kalau Haechan masih hidup. Tak sadar Renjun meneteskan air matanya dan tersenyum.

Zombie | 00L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang