3

516 66 10
                                    

Sejak subuh, Dara sudah bangun dan sibuk menyiapkan sarapan dan juga bekal untuk anak-anaknya. Dara merasa sangat bersemangat saat ini. Sudah lama sejak terakhir kali dia mengurus anak yang masih bersekolah. Dia juga baru pertama kali mengurus anak laki-laki, mengingat dia hanya memiliki satu anak perempuan.

Setelah selesai memasak, Dara segera pergi ke kamar anak-anaknya untuk membangunkan mereka. 

Pertama-tama, Dara naik ke lantai 2 untuk membangunkan si kembar Haruto dan Jeongwoo. Dara mengetuk pintu kamar Haruto terlebih dahulu, yang paling dekat dengan tangga.

"To? Uto? Udah bangun?" ucap Dara sambil mengetuk pintu kamar Haruto, namun tidak ada jawaban dari dalam. Dara pun mencoba membuka pintunya. Beruntungnya, pintu itu tidak di kunci.

Dara masuk dan melihat Haruto masih tertidur dengan selimut menutupi hampir seluruh badannya. Dara tersenyum lalu duduk di kasur Haruto.

"Uto sayang, bangun yuk. Kan hari ini kamu mau sekolah" ucap Dara lembut sambil mengusap kepala Haruto. 

Tak lama kemudian, Haruto membuka matanya lalu menatap tajam ke arah Dara. Dara yang terkejut dengan tatapan itu seketika menarik kembali tangannya dan bangkit berdiri.

"Gausah pegang-pegang. Haru udah bangun kok" ucap Haruto tajam sambil bangkit duduk. 

"O-oh iya hehe maafin Mama ya. Tadi kirain kamu belum bangun. Yaudah, kamu siap-siap ya, Mama tunggu di bawah" ucap Dara sedikit canggung. Sementara Haruto tidak memperdulikannya sama sekali dan berjalan lunglai menuju kamar mandi.

Dara lalu segera keluar dari kamar Haruto dan beralih menuju kamar Jeongwoo. Sebelum masuk ke dalam kamar Jeongwoo, Dara menghela nafasnya terlebih dahulu. Karena terlalu bersemangat, dia jadi lupa kalau ada beberapa anak yang belum bisa menerima kehadiran dirinya di dalam keluarga Accardi. Dan tatapan Haruto tadi berhasil menyadarkannya.

Setelah menyiapkan dirinya, Dara kembali memasang senyum manis di wajahnya dan melangkah masuk ke dalam kamar Jeongwoo.

Dara kini lebih menjaga jaraknya dan hanya menepuk pundak Jeongwoo perlahan.

"Wo, bangun yuk. Kan mau sekolah" ucap Dara, namun Jeongwoo tidak merespon.

"Uwo sayang, bangun yuk" ucap Dara lagi, tapi Jeongwoo masih belum merespon. Dara akhirnya memperkuat tepukan tangannya pada pundak Jeongwoo.

"Wo, kalo gak bangun nanti telat kita ke sekolahnya. Bangun ayo" ucap Dara lagi, nada suaranya kini mulai meninggi.

"Hoam, 5 menit lagi deh Ma. Uwo semalem abis begadang" gumam Jeongwoo tanpa membuka matanya.

"Sekarang Uwo, biar sempet sarapan" ucap Dara lagi, namun Jeongwoo malah merubah posisinya menjadi membelakangi Dara.

"3 menit deh 3 menit. Uwo janji abis 3 menit bangun" gumam Jeongwoo. 

Dengan gemas, Dara lalu mendekat ke arah Jeongwoo dan mencubit pinggangnya.

"Bangun atau Mama cubit pelintir pinggangnya?!" ucap Dara. Seketika Jeongwoo membuka matanya dan bangkit duduk sambil berteriak kesakitan.

"Aww! Ma ih sakit! Parah baru juga serumah beberapa hari Mama udah KDRT!" seru Jeongwoo sambil merengut kesal.

"KDRT apaan sih lebay banget dicubit dikit doang!" seru Dara tak mau kalah.

"Awas aja, nanti Uwo laporin Mama ke KPK!" ucap Jeongwoo sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Mendengar itu membuat Dara tertawa geli.

"KPK itu untuk yang korupsi sayang. Harusnya kamu laporin Mama ke KPAI" ucap Dara sambil mengacak gemas rambut Jeongwoo.

The Mafia : Accardi's Family || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang