1

2.5K 164 3
                                    


Jisoo terbangun dari tidurnya.Ia refleks melirik ke samping namun tak mendapati sang suami.Lantas wanita karir sekaligus ibu rumah tangga itu bangkit menuju lantai bawah.

"Iya aku segera kesana.Jangan khawatir,semua akan baik baik saja." lamat lamat terdengar suara Taeyong dari arah dapur.Sepertinya ia sedang menelpon,namun Jisoo segera ingat bahwa hari ini hari minggu.Tidak mungkin kan suaminya masih bekerja di hari libur ini?

"Tae-"

"Hai sayang,sudah bangun?Maafkan aku,hari ini ada klien yang ingin mengadakan pertemuan,jadi liburan kita ditunda dulu ya?" ucap Taeyong cepat.

Memang selama seminggu ini mereka sudah merencanakan acara liburan ke villa mereka yang ada di kota sebelah.Keduanya sibuk bekerja.Jisoo menjadi manager di salah satu cabang perusahaan ayahnya,sedangkan Taeyong merupakan CEO di perusahaannya sendiri.

Meskipun ayah mertua Jisoo,Lee Sooman merupakan orang nomor satu terkaya di Korea Selatan,Taeyong tak sepeser pun menerima harta dari ayahnya tersebut.Ia bekerja keras untuk membangun perusahaannya sendiri.

Meskipun perusahaannya masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan perusahaan ayahnya,Taeyong jelas bangga dan terus berusaha hingga tak jarang ia mengambil lembur.

"Tapi Taeyong,bagaimana kalau Mark dan Je-"

"Nanti aku akan membelikan mereka mainan setelah pertemuan,aku pergi dulu sayang." Taeyong yang sudah rapi memakai jasnya segera pergi tanpa menoleh pada Jisoo sedikitpun.

Jisoo menghela nafas lalu beranjak membangunkan kedua putranya.

***

"Jika memang begitu,itu keterlaluan."

Saat ini,Jisoo dan kedua putranya sedang mengunjungi rumah sang kakak ipar,Lee Wendy,istri dari Lee Chanyeol selaku putra sulung sang mertua.

"Tapi kak,aku tidak berani melarangnya karena kau tahu sendiri,Taeyong itu keras kepala." mereka berdua asyik berbincang di ruang tengah.Sedangkan Mark dan Jeno sedang bermain dengan sepupu mereka,Lee Renjun.

"Iya aku tahu Jisoo,tapi tetap saja sangat disayangkan jika Taeyong lebih memilih pekerjaannya daripada menghabiskan waktu bersama keluarga." ucap Wendy kesal karena kelakuan adik iparnya.

Tak lama kemudian,Chanyeol datang sambil mengusap keringatnya di dahi karena selesai jogging.

"Hai adik ipar.Kenapa kalian disini?Katanya sedang berlibur." tanya Chanyeol.

"Kau ini!Memangnya mereka tidak boleh mengunjungi kerabatnya di hari minggu?" Wendy dengan ketus memberikan handuk kecil kepada suaminya itu.

"Apa salahku?Aku hanya bertanya."

Jisoo hanya terkekeh melihat kedua kakak iparnya saling mengoceh.Mereka menikah karena perjodohan,untungnya mereka dengan cepat saling mencintai walau terkadang kelakuan mereka membuat sekeluarga besar sakit kepala.

Setelah Chanyeol kalah dalam perdebatan singkat barusan (atau lebih tepatnya mengalah),ia pun menuju tiga anak kecil yang sedang asyik bermain.

"Papaa!!" Renjun kecil berderap ke arah ayahnya,ingin segera digendong.Mark dan Jeno pun ikutan antusias karena mereka memang dekat dengan Chanyeol.

"Hai semuanya!Wow Mark!Kau bertambah dua senti dari terakhir kali kita bertemu." ucap Chanyeol seraya mengelus lembut kepala Mark.

"Mark ingin jadi atlet paman!Makanya harus tinggi." jawab Mark antusias.

Sedangkan Jeno,bayi berusia dua tahun itu tengah mengangkat kedua tangannya,meminta agar Chanyeol juga menggendongnya beserta Renjun.

"Dadaa...dadaa nono mu ndong." (Daddy...daddy nono mau gendong)

"Aishh itu paman Chanyeol,Jen.Bukan daddy." Mark memberitahu adiknya,namun Jeno terus mengangkat tangan seraya menempel ke kaki Chanyeol.

"Hehe...tidak apa apa Mark.Mari sini!Paman Chanyeol akan menggendongmu." setelah Jeno berada di gendongannya,tiba tiba Renjun menangis kencang seakan akan tak rela jika ayahnya dibagi dua.

"Yaampun Chanyeol!Kau apakan anakmu?" Wendy bergegas mengambil Renjun,namun putranya itu masih menangis bahkan bertambah keras.

"Yak Chanyeol!Kau selalu saja membuatku kerepotan."

"Apa salahku?aku tidak melakukan apa apa." Chanyeol segera menyusul Wendy ke taman belakang setelah Jisoo mengambil Jeno dari pangkuan kakak iparnya tersebut.

Jisoo tahu persis,Renjun menangis bukan karena salah Chanyeol.Tapi ia menangis karena tidak ingin ayahnya menggendong anak lain,termasuk menggendong Jeno.Bahkan anak kecil pun tahu siapa yang jadi miliknya tidak boleh direbut orang lain.

Ia tersenyum miris.Mungkin saat ini Jeno sangat merindukan ayahnya.Untung saja Jeno anak yang baik dan penurut,ia jarang menangis meskipun saat terjatuh atau ditinggal sendirian.

Tapi tetap saja,anak anaknya butuh sosok ayah yang pengertian dan membimbing mereka disaat bermain.Tidak seperti ayah yang gila bekerja.Tidak seperti Taeyong.

***

Jam menunjukkan pukul 10 malam.Jisoo masih menunggu Taeyong di meja makan agar saat suaminya datang,ia akan langsung memanaskan makanan.Namun sampai selarut ini,suaminya belum juga pulang.

Jisoo beranjak menuju kamar Mark untuk melihat keadaan Jeno yang dititipkan tidur.Umur Mark 10 tahun,namun ia sudah bisa menjaga Jeno selagi Jisoo pergi bekerja.Bahkan hal lain seperti membuat susu,bubur gandum dan makanan Jeno,Mark sudah lihai membuatnya.

Lima langkah lagi Jisoo sampai ke kamar anaknya sebelum terdengar pintu utama dibuka.Ia yakin itu suaminya yang baru saja pulang.

"Taeyong?" panggil Jisoo sembari menuruni anak tangga,sementara itu,Taeyong menghempaskan badannya terlebih dahulu ke sofa.

"Tae,kenapa lama sekali?Apa pekerjaannya banyak?" Jisoo mendudukan diri di sebelah sang suami.

"Aku sangat lelah.Nanti saja mengobrolnya." Taeyong berlalu sambil memijit kepalanya.

Jam setengah 11 malam.

Jisoo kembali ke kamarnya dengan membawa nampan berisi makanan yang sudah dihangatkan.Jisoo menghela nafas saat matanya menuju ke arah ranjang.

"Dia sama sekali tak berubah.Bekas pakaian selalu tergeletak di atas kasur." gumam Jisoo.

Saat tangannya mengambil jas biru milik Taeyong,ia mencium wangi parfum yang kentara sangat berbeda dengan milik suaminya.Bau parfumnya,seperti parfum wanita.

Jisoo mematung sejenak.Rasanya bau ini tak asing dengan penciumannya.Dengan tangan bergetar,Jisoo meraba raba saku jas tersebut.Betapa terkejutnya ia saat menemukan lipstick yang ditengahnya terdapat inisial "N".

Tak lama kemudian,Taeyong keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang masih basah juga handuk yang hanya melilit tubuh bagian bawahnya.Lelaki berusia 34 tahun itu pun menghampiri istrinya.

"Jisoo kau kenapa?" tanya Taeyong yang refleks membuat Jisoo langsung menyembunyikan lipstick itu.

"T-tidak,aku tidak apa apa.Apa kau lapar?Aku sudah menghangatkan makanannya.Kau pakai baju saja dulu,aku akan menyimpan baju kotor ini ke keranjang." ucap Jisoo terbata bata.Taeyong hanya mengangguk lalu pergi untuk mengeringkan rambut.

Jisoo berjalan ke kamar mandi dengan perasaan kacau dan penasaran.Di dalam otaknya terus berputar pertanyaan.
Wangi parfum siapa di jas Taeyong?

Kira kira,siapa inisial 'N' yang terukir di lipstick tersebut?

Apa benar Taeyong seharian ini bekerja?

Mungkinkah Taeyong telah mengkhianatinya?



The Problem Of Marriage |TAESOO| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang