6

1K 108 3
                                    

Saat ini,Jisoo berada di sebuah gereja bersama keluarga Verhoeven.Setelah acara makan malam minggu kemarin,ia dan keluarga Verhoeven semakin dekat.

Soal perkataan Hendery waktu itu terbukti benar.Nyonya Verhoeven menanyainya segala macam urusan keluarga Jisoo.Mulai dari marga,kekayaan,jabatan sampai kondisi keluarga Jisoo sekarang.Jisoo sempat syok,namun Hendery segera mengambil alih percakapan.

Hendery sudah tahu mengenai masalah keluarga Jisoo.Lelaki bertubuh tinggi itu juga sudah diperlihatkan foto Taeyong saat pernikahan.Intinya mereka semakin dekat dan semakin tahu menahu masalah masing masing.

Jisoo berjalan keluar dari gereja dengan anggun.Diatas kepalanya,bertengger topi beludru pemberian nyonya Verhoeven.Ia memaksa Jisoo untuk memakainya saat ke gereja.Jisoo hanya bisa menurut untuk menghormati pemberian wanita bangsawan itu.

Tiba tiba,seorang pastur muda menghampirinya.
"Permisi,apakah anda nyonya Kim?"

"Benar,itu saya."

"Ah saya hanya ingin mengobrol sejenak dengan nyonya sembari mengelilingi gereja ini.Bolehkah?" pastur muda tersebut meminta izin dengan sopan.Refleks Jisoo melirik pada Hendery yang asyik bermain dengan Jeno di pangkuannya.Hendery menyadari tatapannya,lantas ia mendekat.

"Pastur Alex." Hendery menyodorkan tangannya yang langsung dibalas oleh sang pastur.

"Tuan Verhoeven.Apakah kalian datang kesini bersama?"

Hendery dan Jisoo mengangguk.

"Baiklah.Tuan Verhoeven,apakah saya boleh berbincang dengan nyonya Kim sebentar?"

"Ah ya silahkan pastur."

Hendery menatap Jisoo.
"Pastur ini temanku saat sekolah.Dia baik."

"Mari nyonya."

Keduanya pun melangkah pelan sembari mengobrol tentang Jisoo.

"Bagaimana anda bisa berdiam disini nyonya?" tanya pastur Alex.

Jisoo terkejut untuk pertanyaan tersebut.Ia belum menyiapkan jawaban nya sama sekali sehingga pastur Alex merasa tak enak sudah bertanya.

"Tidak apa apa nyonya,tidak perlu dijawab.Setiap orang pasti memiliki permasalahannya masing masing."

Mereka sampai di sebuah bangunan tunggal tanpa dinding.Tiang tiang yang tersusun rapi itu melingkari cawan batu yang berisi air jernih.Jisoo menatap takjub benda tersebut.

"Itu air suci,nyonya.Hanya gereja kami yang mempunyainya." ucap pastur Alex.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf.Tujuan saya mengajak nyonya mengobrol adalah untuk memberitahukan bahwa putra sulung anda sudah memasuki usia pembaptisan.Saat proses pembaptisan,ayah kandung harus hadir untuk mengucap janji pada ayah baptisnya.Saya tidak bermaksud lancang ingin menanyakan keberadaan suami sah anda,maafkan saya nyonya."

Jisoo menghela nafas.Ia sudah mengira arah pembicaraan ini.Mau tak mau,Jisoo menjawab jujur sang pastur.

"Ayah kandung Mark sibuk bekerja.Dia tidak mempunyai banyak waktu untuk menemui anak anaknya.Saya tidak tahu harus bagaimana,pastur.Hubungan kami tidak baik."

Sang pastur mengangguk mengerti,mungkin ia sebaiknya tidak boleh bertanya lebih jauh lagi.

"Pikirkan kembali nyonya,saya menyampaikannya sebab saya melihat ketulusan dalam diri Mark.Nilai religius Mark sangat tinggi,jadi ia pasti paham akan apa yang terjadi pada nyonya dan suami."

Setelah penuturan pastur tersebut,mereka kembali ke taman depan karena hari semakin siang.

***

The Problem Of Marriage |TAESOO| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang