10

866 85 0
                                    


Apakah malam tadi itu nyata?

Rasanya Jisoo ingin berteriak sekarang juga. Saat Taeyong membawanya pada kenikmatan surga, Jisoo yakin cinta mereka masih utuh.

Dimulai dengan ia bangun tidur. Sepasang dress indah sudah siap dikenakan, rapi tersusun di atas meja rias. Tidak lupa disamping nya, banyak barang branded dan sebuah kotak beludru berisi parfum mewah. Itu parfum Dior yang sedari dulu Jisoo inginkan. Mungkin dari semenjak ia mengandung Jeno, Jisoo suka sekali mengidam barang mewah. Salah satunya parfum tersebut. Namun karena Taeyong pekerja keras, jadi ia tidak punya waktu untuk mewujudkan keinginan sang istri.

Setelah mengenakan setelan indah itu, Jisoo keluar dari kamarnya. Ia langsung disambut oleh tawa meledak Jeno dan Mark karena tingkah lucu Hendery.

"Paman Hendery, mukamu seperti kuda." Ucap Mark di sela tawa lepasnya.

"Paman mirip tokoh Rapunzel, mirip kudanya." Balas Jeno terbata bata, si kecil itu masih menyesuaikan kemampuan nya menyusun kata.

"Baiklah baiklah, kalian memang benar. Paman mirip kuda Rapunzel, yiiihhaaa..."

"Aaaaa laariii ada kudaa!!"

Mark dan Jeno lari ke kamar, meninggalkan Hendery yang tertawa gemas atas tingkah dua bocah tersebut.

"Hendery?"

Yang dipanggil menengok, menampilkan senyum jenaka di wajahnya yang tampan.

"Oh hey kau sudah bangun? Kata Lisa, semalam dia menginap. Apa itu benar?" Hendery memang tipikal orang yang to the point, ia tidak suka basa basi jika menyangkut hal penting.

Bukannya menjawab, Jisoo malah menunduk salah tingkah. Bahkan pipinya sampai merona, mengingat kejadian panas semalam.

"Heyy Jisoo kau baik baik saja?" Hendery melambaikan tangannya di hadapan wajah yang lebih tua.

"Oh a-aku tidak apa apa. Ya dia semalam menginap, tapi saat aku bangun aku tidak melihatnya."

"Tenang saja, dia tadi mengantar Lisa berbelanja bulanan. Makanya aku sudah di rumah karena Lisa mengizinkanku."

Jisoo mengangguk sembari mendudukan diri di sofa.

"Ada apa Hendery? Bukankah kau harus ke kantor?"

Hendery menghela nafas. Ia menggaruk tengkuknya.

"Hehe...Mama mengirimku ke sini untuk menyampaikan berita bahwa nanti malam akan ada pesta."

"Pesta?"

"Entahlah, tiba tiba dia mengingikan pesta. Nah, kau di undang untuk hadir ke pesta malam nanti."

Jisoo mengangguk.

"Oh ya, kau mau berpergian? Setelan mu hari ini terlihat lebih rapi dari biasanya." Tanya Hendery.

"Hah? Tidak, aku hanya memakai apa yang-"

"Kami pulang!!!" Ucap Taeyong lantang sambil tersenyum sumringah. Di kedua tangannya ia menenteng tas berisi mainan mahal dan beberapa kantung kosmetik dari brand ternama. Sedangkan di belakang, Lisa membawa keranjang besar berisi stok makanan.

Seketika pintu kamar kedua putranya terbuka, Mark dan Jeno berhambur memeluk.

"Daddy!!! Daddy bawa semangka yang Mark pesan tidak?"

"Daddy, nono ingin mainan yang wuusshhh terbang tingiiii sekali!!"

Semua tertawa saat Jeno mempraktikan mainan yang diinginkan nya.

"Pintar sekali anak anak daddy!! Kebetulan, daddy sudah membawa mainan yang kalian inginkan, ayo dibuka!!"

Jisoo menggeleng keheranan, anak anaknya jadi superaktif setelah Taeyong hadir. Sebesar itukah figur ayah dalam sebuah keluarga? Jisoo amat yakin, mereka adalah gambaran ia saat kecil dulu.

The Problem Of Marriage |TAESOO| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang