14. Kekhawatiran

52 10 0
                                    

"Hm, udah lama nunggu?"tegur Raka.

"Oh gak, baru sampe kok."jawab seseorang itu sembari tersenyum dan menyuruh Raka untuk duduk dihadapannya.

"Makasih, gue gak mau basa ba.."ucap Raka spontan.

"Eh bentar, gue tadi udah pesen makanan sama minuman. Nah itu dia pelayannya dateng."ucap seseorang itu sembari menunjuk ke arah pelayan yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Meja nomor 4 atas nama Alena ya mba?"tanya pelayan.

"Iya ya bener,"

"Ini udon, sushi, sama minuman matcha nya mba."

"Iya terimakasih."

"Iya mba, selamat menikmati."ucap pelayan itu berlalu pergi.

Setelah pelayan itu pergi, Raka memulai kembali pembicaraannya dengan Alena.

"Len, gue mau ngo.."

"Makan dulu ya beb, mumpung udonnya masih anget tu."ucap Alena memotong kembali ucapan Raka.

"Len.."

"Bentar deh, kalau belum mau makan cobain minuman matchanya. Matcha disini tu paling enak se Jakarta tau."

"Len.."

"Ayo dicobain dulu,"ucap Alena sembari bangkit dari kursinya dan ingin menyuapi Raka.

Dengan cepat Raka langsung menepis tangan Alena dan membuat minumannya jatuh ke lantai.

Raka pun segera berdiri dan langsung berbicara kepada Alena dengan nada keras, yang membuat beberapa pengunjung di cafe itu melihat ke arah mereka.

"Len gue gak mau basa-basi disini, gue cuma minta sama lu buat jauhin gue dan berhenti ngegangguin Lisa! Karena ini masalahnya lu sama gue gak ada hubungannya sama Lisa. Ngerti lu! ucap Raka berlalu pergi meninggalkan Alena sendirian.

"Sialan, gue gak terima ya diginiin! Liat aja makin lu larang gue beb Raka, makin gue akan bertindak lebih dengan Lisa. Hm, kita tunggu aja tanggal mainnya."ucap Alena sembari tersenyum jahat.

***
Raka sedang berada di dalam taksi. Ia menatap ke arah luar, tatapannya kosong. Ada banyak hal yang menghantui pikirannya.

Tanpa disengaja, ia tiba-tiba mengingat sesuatu.

"Gue bakalan dapetin lu, gimana pun caranya! Gue ga peduli ka siapa pun lawan gue, bakalan gue abisin."

Kata-kata itu berhasil menghantui pikiran Raka. Raka tau betul siapa yang mengatakan itu, siapa lagi kalo bukan Alena.

Raka akui Alena memang tak pernah main-main dalam mengejar apa yang dia mau. Dahulu, lawan main dan juga pacarnya Raka pernah memutuskan kontrak kerja dan memutuskan hubungannya dengan Raka gara-gara Alena.

Raka juga tidak tau apa yang telah dilakukan Alena dengan lawan main dan pacarnya, tiba-tiba saja semuanya terjadi dan sepertinya sekarang, Alena akan melakukan hal yang sama dengan yang dulu pernah ia lakukan kepada Lisa.

"Den, sudah sampai."ucap supir taksi membuat lamunan Raka buyar.

"Eh iya pak, jadi berapa semuanya?"ucap Raka kaget.

"50k aja nden,"

"Oh ya ini,"jawab Raka sembari memberikan uang selembaran berwarna merah kepada supir taksi.

"Aduh den, bapak gak ada kembaliannya."

"Kembaliannya buat bapak aja,"

"Wah terimakasih den, aden baik sekali."

 Secret Love [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang