Kau tau apa yang membuatku bahagia hari ini?
Melihatmu berceloteh lewat tulisan linimasa dengan segala rasa dan asa.
Berkeluh kesah tentang hari ini yang tertuang dalam segala emosi dan kata-kata.
Mungkin kau tidak akan pernah tahu, bahwa aku selalu tenggelam dalam setiap frasa yang kau ukir pada setiap mimpi.
Yang terucap,
yang tertancap.
Yang terlihat,
yang tersirat.
Membagikan racikan segelas kopi dengan berbagai ramuan dan teknik yang bersatu padu.
Dan menjadikanku ingin merasakan berangkali setetes kopi racikanmu yang tersisa pada ujung bibirmu.
Bergelagat mencari makna yang terkandung dalam setiap kesempatan datang menghampiri, alih-alih merasakan dirimu begitu penuh.
Pernah di suatu masa, aku begitu merasa kosong atas hidup dengan kepura-puraan.
Menjadikan diri sebagai munafik abadi di ruang antariksa perasaan.
Yang tidak pernah melihat bagaimana eloknya dunia..
Lalu aku sedikit menyesap kopi racikanmu,
alangkah terkejutnya aku, kopi yang kau sebut pahit itu, terasa manis untukku.
Siapa sangka, mulutmu.. ah tidak, maksudku jiwamu yang bergejolak disusul dengan jemarimu yang menari dalam kotak penulisan, dapat menjelmakan namamu untuk bersarang dalam setiap doa dan sujudku.
Memanggil mega senja di Sabtu sore,
yang hangat untuk dicumbu.
Menjemput tetes embun pagi hari,
yang basah berbalut candu.
Yang menuntut rindu akan aroma kafein dalam setiap tetes kopi racikanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelesah Sebuah Perjalanan
PoetryTentang rasa, resah, dan kelesah yang akan dijumpai dalam setiap perjalanan. Melaluinya memang tidak mudah. Segala luka dan ragu berpadu menjadi satu. Dan segala harap yang selalu tumbuh akan daya, do'a, dan percaya.