(Sekali lagi... sepertinya aku kehilangan kesadaranku....)
Bangunlah....
(Hm? suara ini....)
Seketika kesadarannya kembali, tubuhnya kejang sesaat lalu dalam hitungan detik terperenjat bangun.
"Mati aku!"
Suara teriakannya perlahan menipis seakan diredam oleh ruang putih kosong tanpa akhir. Ruang yang tampak tak asing dalam ingatan. Tanaka menoleh ke sekelilingnya mengamati situasi.
'Hm? tempat ini... kalau aku tidak salah adalah....'
"Kamu akhirnya bangun!" Suara seorang wanita muda memotong pikirannya dari belakang.
Kenal pasti dengan suara itu, Tanaka berbalik dengan cepat memandang ke arah pemilik suara.
"!!" Ekspresi kaget tidak bisa disembunyikannya. Matanya melebar melihat sosok wanita muda di hadapannya.
Dia adalah seorang wanita muda yang cantik layaknya peri. Wajah polosnya menunjukkan aksen kekanak-kanakan, sebuah senyum lembut merekah di bibirnya. Dengan gaun putih berenda sederhana gadis itu menatap Tanaka dengan mata lembut.
Ingatan nostalgia bermunculan tiba-tiba. Wanita muda itu hanya berdiri diam disana.
"Kamu bisa bangun?" tanyanya.
"Eve?"
Saat mendengar namanya disebutkan wanita itu sempat tertegun sesaat. Ada perasaan emosional diantara tingkahnya.
Eve memasang ekspresi sedih sekaligus senang. Matanya berkaca-kaca dengan senyuman lembut yang tetap merekah di bibirnya.
"Begitu... jadi kamu ingat, syukurlah...."
". . . ." Tanaka tertegun.
Saat suasana menjadi canggung Eve mulai melontarkan pertanyaan sederhana.
"Tanaka, bagaimana kabarmu?"
"Um... baik?" jawab Tanaka ragu.
"Pfftt... jangan gugup seperti itu!" seru Eve tertawa geli.
"Ini benar kau? Eve...." Berbeda dengan Eve yang tampak gembira, pertemuan ini hanya menambah pertanyaan lain dibenak Tanaka.
"Iya ini aku," jawab Eve tersenyum penuh arti.
Tanaka melirik sekitarnya penuh perhatian. "Dimana ini?"
Mendengar pertanyaannya membuat ekspresi Eve menggelap. Pandangannya sempat teralihkan, tapi walau begitu dia tetap menjawab sebisanya.
"Aku tidak bisa memberitahukannya pasti kepadamu... mungkin kamu bisa menyebut tempat ini dimensi lain?" Eve pun tidak yakin dengan jawabannya.
Mencoba memahami situasi, Tanaka hanya menjawab singkat. "Begitu,"
Dan kembali berpacu dengan pikirannya.
Tanaka mendongak memandang wajah Eve dengan serius, yang mana sontak membuat Eve gugup dan malu sendiri.
" ! "
Warna merah mulai naik dari bawah wajahnya, sekarang benar-benar merah tomat seluruhnya.
"Um... Tanaka? ada apa ya...?" tanya Eve mencoba memalingkan mata.
*Menatap....*
"Hmm~" Mengamati tingkahnya membuat sorot mata Tanaka semakin tajam.
Itu hanya membuat Eve semakin gugup.
"Uhh... tolong jangan memandangku serius seperti itu, ini memalukan."
Dalam kecanggungan itu akhirnya Tanaka unjuk suara. "Kenapa kau bisa ada disini? apa yang terjadi denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual World: Asgardian Online
Fantasy[Selamat datang di Asgardian World!] Tanaka Mahawira seorang pemuda yatim piatu yang tidak memiliki siapapun. Waktunya dihabiskan untuk kuliah, bekerja dan bermain game. Meskipun begitu pemuda ini bukanlah Player biasa. Dia dikenal sebagai dewanya p...