Level 3 : Reality World Project

369 95 72
                                    

(...Dimana ini...?)

Mengintip dari balik ruang putih tanpa akhir. Tampak beberapa sosok sedang duduk melayang berkutat di depan sebuah layar hologram berwarna biru menyala. Mereka memiliki tubuh layaknya manusia dengan beberapa fitur unik membalut diantaranya. Mereka tampak memulai sebuah percakapan.

Yang pertama unjuk suara adalah pria dengan jubah gemerlap berwarna ungu. Rambutnya tampak panjang terurai dengan sebuah glitch yang menutupi wajahnya. Bahkan suaranya pun seolah disamarkan.

"Hey sudah saatnya memulai projeknya, bukan?" 

Orang di sebelahnya membalas dengan dengusan. "Baru saja dimulai bodoh!"

Yang satu ini menutupi wajahnya dengan topeng polos berwarna putih. Pakaiannya hanya sebuah jubah hitam sederhana yang sudah kusam.

"Hey, jika ada seseorang yang berafinitas dengan elemenku apa aku boleh mengambilnya?" tanya Seorang wanita rupawan berpakaian adat serba hijau dengan selendang transparan.

"Kekekekeh, kanjeng ratu selatan kau boleh melakukan sesukamu" kelakar seorang Pria perkasa dengan tubuh bongsor berzirah emas menimpalinya langsung.

"Diamlah ******, jangan menggodaku!" celetuk Wanita sebelumnya geram.

(... Huh? apa yang sebenarnya orang-orang ini bicarakan?)

Wajah mereka disamarkan oleh glitch, tidak bisa dikenali.

"Tunggu, kita harus menghentikan ini semuanya!" cetus Seorang wanita muda memecah suasana.

"Eve, harus berapa kali kami bilang untuk diam saja disitu!" hardik Orang dengan jubah ungu.

"Tapi kita tidak bisa—"

"Hey lihat ini semuanya, akhirnya dimulai!"

Mereka langsung menatap layar mereka masing-masing antusias.

*Ping!*

Itu hanya berlangsung dalam sekejap sebelum orang yang mengintip mereka dalam kekosongan kembali memejamkan mata.

( T-tunggu! aku masih belum—)

*Bzzz... Bzzz... Bzzz....*《Saluran observer tersembunyi terputus.》

***

《Karena "Hak Istimewa" Player mendapatkan 40 Poin awal dan sinkronisasi Inventory!》

Itu suara terakhir yang didengar olehnya.

"Heukk....!!" Tanaka tersentak bangun.

*Uhuk... Uhuk...!*

"...Apa barusan...?!"

Ketika Tanaka sadar, dia sudah mendapati dirinya berada di sebuah atap gedung yang terlihat setengah hancur. Tempat ini sudah seperti terkena bencana atau semacamnya, separuh bagiannya sudah runtuh.

Dia melihat sekeliling, tetapi tidak bisa melihat daratan yang sesuai dengan ingatan terakhirnya. Tempat ini benar-benar asing. Yang dia lihat di sekitarnya hanya ada gedung-gedung yang terkubur oleh daratan dan rerumputan.

"A-ada dimana ini...? Tidak... tenang... tenanglah dulu...."

Barusan Tanaka sempat hampir panik, jadi dengan cepat dia menggelengkan kepalanya untuk menenangkan diri. Alisnya turun dan kembali tenang.

Dia pertama kali mencoba mengingat bagaimana dia berakhir di tempat ini adalah saat dia sekarat; tidak peduli berapa banyak dia mencoba, bagaimanapun, tidak ada yang terlintas dalam pikiran. Ketika dia diterpa cahaya putih misterius itu, dia juga langsung kehilangan kesadaran rupanya.

Virtual World: Asgardian OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang