8. Killer

0 0 0
                                    




Malam Senin cuuuuy.........
Cemunguuuuuttttttt

Seandainyaaa~~~
Kamu merasakan.......
Jadi aku~~~

Janganlah.....jadi diriku....jadilah dirimu sendiri





_______________________________________________



Tanpa disangka, teman-teman sekelas Hilya menatapnya semenjak Hilya dan Juna berdiri di depan pintu. Bahkan saat salah satu teman Hilya yang akan keluar untuk ke toilet pun mengurungkan niatnya. Saat Hilya menatap seisi kelas, dia bingung karena semua teman-temannya diam menatapnya.


"Kenapa kalian liatin gue kek gitu?", Hilya.

"Eh Irma, tulis di buku catatan kelas kita gini 'Hilya Safira ngobrol sama Muhammad Arjuna yang terkenal cuek sama orang yang baru dikenal pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2016' gitu. Terus nanti pas perpisahan kita harus ada syukuran lamaran mereka gitu, kann aestaetic tuh, hahaha", Bayu.

"Eh iya, bagus juga tuh. Dimana lagi tuh bukunya", Irma.

"Iya Ma, cepetan keburu Hilya ngamuk tuh. Hehe peace Hilya", Rafan.

"Jangan gitu lah liatin kitanya, kan babang Ifan jadi atut", kata Rifan dengan nada diimut-imutkan, xixi.

"Apaan sih lo pada", Hilya.

"Ngobrol apa aja lo sama sama babang tamvan?", Nanda.

"Gak ngobrolin apa-apa kok", Hilya.

"Halah, ngaku deh, abis ditembak yaaaa? Ciieeeeee", Ria.

"Apaan sih lo, baru aja kenal main tembak aja, nggak lah", Hilya.

"Udah sih ngaku aja kalo lo baru ditembak sama babang tamvan", Nanda.

"Nggak ihh, tadi kak Juna cuma bilang makasih aja karena gue bantu ngerapihin perpus, nggak ada apa-apa kok", Hilya.

"Beneran~?, Ria.

"Iyalah", Hilya.

"Ap-", Nanda.

"Udah sih, kasian itu Hilya nya. Emang tadi gak ngomongin yang lain gitu?", kata Gilang yang duduknya ada di belakang Hilya.

"Yeeeee sama aja lo Lang, dasar lo", Bayu.

"Diem deh, udah bel daritadi kan? Kok gurunya belom masuk kelas sih?", Hilya.

"Kagak tau, masih repot kali", Rafan.

"Ndra, coba lo liat ke kantor, kalik aja tuh guru lupa", Bayu.

"Mau ditemenin gak sama babang Afan?", Rafan.

"Kagak perlu, apalagi ditemenin lo, ogah banget gue, mending juga sendiri", Andra.

"Ahahaha, utututuuu di toulack cama babang Andra, hahaha", Rifan.

"Hoalah kemabaran ra genah", Rafan.

"Lo berdua sama-sama gak jelas kalik", kata Nanda membuat semuanya tertawa kecuali Andra karena dia sudah keluar kelas.




Tidak sampai situ, hingga guru sudah masuk pun hampir semuanya bersenda gurau kecuali Andra, Hilya, Winaa, dan Hakim.

Bahkan mereka tidak memperhatikan Pak Yudha (guru yang telat masuk tadi) yang sedang menjelaskan materi Sejarah wajib.

Mereka tidak memperhatikan karena mereka memang tidak cocok dengan Pak Yudha yang terkenal killer. Aneh bukan? Ada guru killer kok malah asik bersenda gurau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang