Arga terus menarik Nayya sampai di parkiran. Tak ada satupun yang membuka suara. Nayya hanya mengikuti Arga yang menariknya. Tanpa sadar air matanya yang jatuh begitu saja. Nayya dengan cepat menyentak tangan Arga hingga membuat lelaki itu menoleh ke belakang.
"Kakak ngapain, sih, pukul Kak Bara kayak tadi? Dia itu temen kakak!" Nayya berkata sedikit kuat.
"Kenapa kamu belain dia? Kamu suka sama dia?" Arga berkata masih tenang. Nayya menggeleng lalu menghapus air matanya.
"Aku nggak belain Kak Bara. Dia itu temen kakak dan nggak seharusnya kakak pukul dia kayak gitu." Kini nada bicaranya merendah.
"Kamu marah sama aku cuma gara-gara dia?" Lagi-lagi Nayya menggeleng sambil menghapus air matanya yang masih mengalir.
"Aku mau pulang," kata Nayya ingin berbalik, tapi Arga lebih dulu mencekal tangan nya. Kali ini bukan pegangan lembut yang diberinya, tapi Nayya merasakan sakit di tangannya.
"Sakit," kata Nayya pelan karena merasakan sakit pada tangannya. Arga yang tersadar atas tindakannya langsung melepaskan cekalannya.
"Pulang sama aku," kata Arga tegas.
"Aku mau pulang sendiri aja," kata Nayya tanpa melihat Arga.
Tak memperdulikan kata Nayya, Arga membukakan pintu mobil nya untuk Nayya. Nayya hanya diam tak berniat masuk.
"Masuk," kata Arga.
Nayya menggeleng, "Aku mau pulang sendiri," katanya lagi.
"MASUK!"
Tanpa sadar Arga membentak Nayya hingga membuat gadis itu terkejut. Belum pernah Arga membentaknya seperti ini. Tak mau lama, Nayya masuk dengan keterkejutannya. Arga membuang napasnya kasar, emosinya terkadang tak bisa di kontrolnya.
Tidak ada percakapan di mobil sedari tadi. Semua larut dalam pikirannya masing-masing. Nayya memilih untuk melihat ke arah luar jendela. Sedangkan Arga, dia mengemudikan mobilnya tak tentu arah. Nayya yang tersadar ini bukan arah rumahnya, lantas menatap Arga.
"Ini mau kemana?" Tanya Nayya yang sebenarnya malas untuk berbicara dengan Arga. Tapi dia juga bingung kemana Arga akan membawanya.
Arga tak menjawab pertanyaan Nayya. Ia terus menatap ke depan. Hingga mobilnya berhenti di sebuah taman yang pernah mereka datangi. Tapi Arga tidak melewati jalan yang biasa. Ia memilih jalan pintas lain yang membuat Nayya bingung. Keduanya bertatapan tanpa suara. Nayya memutuskan kontak mata mereka lebih dulu.
"Aku mau pulang, nggak mau disini." Kata Nayya tanpa menatap Arga.
Arga hanya diam masih tetap menatap Nayya yang justru enggan menatapnya. Karena tak ada tanggapan dari Arga, Nayya melepas sabuk pengaman nya lalu keluar dari mobil Arga.
Arga turun dari mobilnya dan langsung menahan Nayya, hingga membuat gadis itu berhadapan dengannya. Arga menggenggam tangan Nayya.
"Maaf," katanya menunduk mengelus bekas kemerahan pada pergelangan tangan Nayya karena ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAYYA [TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit, tersedia di shopee Firaz Media] Bertemu dan menjalin hubungan dengan seorang most wanted sekolah, itulah yang terjadi pada Nayya. Menjadi murid baru di SMA Bintang, sudah mendapat banyak tantangan baginya, termasuk menghadapi para pen...