07. Vangster

1.8K 159 4
                                    

Nayya kembali ke kelas nya dengan menghentakkan kakinya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayya kembali ke kelas nya dengan menghentakkan kakinya kesal. Dia kesal dengan semuanya. Dengan Arga dan dengan perasaannya. Kenapa dia harus menyukai Arga coba? Kan masih banyak cowok lain. Kenapa harus Arga? Cowok menyebalkan yang selalu membuatnya kesal.

Nayya duduk di bangkunya, mengeluarkan handphone nya dari saku rok nya, membuka aplikasi Instagram. Beberapa menit dia memainkan handphone nya, sudah bosan dia rasa, Nayya pun mematikan handphone nya lalu menumpukkan kepalanya diatas meja.

Bella datang dan duduk di sebelah Nayya. Nayya mengangkat kepalanya menatap Bella yang sedang tersenyum.

"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya Nayya.

Senyum Bella makin mengembang, "Gue tahu kenapa lo tiba-tiba pergi dari kantin tadi. Lo cemburu, kan, lihat Kak Arga sama Fiona duduk dekatan," kata Bella menyenggol lengan Nayya. Memang Bella tidak mau memanggil Fiona dengan embel-embel 'kakak'. Dia masih sebal dengan Fiona.

"Apaan, sih, sok tau banget lo."

"Yaelah, Nay, kelihatan kali dari muka lo."

"Gue bukan cemburu, ya, ngapain coba cemburu. Dia juga bukan siapa-siapa gue," kata Nayya membela dirinya.

"Tapi, ya, Nay, kalau yang gue lihat, Kak Arga tuh nggak suka sama Fiona. Tadi aja mukanya kayak nggak senang gitu pas si Fiona datang ke mejanya. Tatapan Kak Arga ke lo sama ke Fiona beda. Kalau ke lo itu kayak ada rasanya gitu," jelas Bella.

"Jangan ngarang, Bel," katanya membenarkan posisi badannya menghadap ke depan karena Buk Fani, guru Bahasa Indonesia nya sudah datang. Begitupun dengan Bella, dia juga ikut menghadap ke depan.

🌼🌼🌼

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Nayya senang sekali, sebab dia akan kembali ke kasurnya yang empuk sambil menonton drakor. Ada yang sama seperti Nayya?

"Nay, lo pulang sama siapa?" Tanya Bella.

"Sama Papa. Tadi katanya dia mau jemput," balas Nayya.

Lalu mereka berjalan ke gerbang sekolah bersama. Bella terlebih dulu dijemput oleh Bunda nya.

"Gue duluan, ya," kata nya melambaikan tangan kepada Nayya.

"Hati-hati," ingat Nayya. Bella mengangguk lalu masuk ke dalam mobilnya. Bunda Bella mengklekson Nayya, Nayya pun tersenyum sambil menunduk. Lalu dia duduk di halte bus dekat sekolahnya, menunggu Papa nya.

Sekitar 10 menit dia menunggu, tapi Papa nya tak kunjung datang. Huh, dia sudah kepanasan menunggu disini. Bel telpon mengalihkan perhatian nya, ternyata Papa nya yang menelpon. Dengan segera Nayya mengangkat nya.

"Halo, Pa," kata Nayya mengangkat teleponnya.

"Halo sayang, maaf banget, ya. Papa tiba-tiba ada meeting dadakan. Kamu bisa pulang naik taksi, kan? Jangan naik gojek, ya. Papa nggak mau kejadian yang lalu terulang lagi."

ANAYYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang