Chapter 03

1.1K 151 30
                                    

Mikasa menatap malas kakaknya yang dari pagi mondar-mandir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mikasa menatap malas kakaknya yang dari pagi mondar-mandir. Entah apa yang Levi cari, wajahnya terlihat panik.

"Cari apa sih kak? Mondar-mandir daritadi. Pusing banget liatnya." Mikasa akhirnya membuka suara.

"Nyari Berry, kamu liat gak sa?"

"Berry? Oh, ada di dalem kulkas." Jawab Mikasa santai.

"Kamu masukin ke kulkas?!" Levi mencengkram pundak Mikasa.

"Buah kalau gak di masukin kulkas ya bakal busuk lah kak. Emang kenapa sih?"

"Bukan buah Berry sa, maksudnya kucing kakak. Berry gak ada di ruangannya." Levi menjelaskan dengan sabar.

"Ya lagian kakak ngasih nama kucing kayak buah."

"Liat gak? Dia belum makan."

"Tadi si item duduk di depan pintu sambil ngeong-ngeong, kayaknya dia pengen keluar jadi Asa bukain pintu buat dia."

"Harusnya jangan kamu bukain!"

"Lah kok marah? Kan sekali-kali dia main di luar biar gak stress."

"Ck, harusnya kamu temenin dia. Kalau ilang salah kamu." Levi memakai hoodie nya dan membuka pintu rumahnya.

"Selamat mencari si item kak Levi~"

·
·
·
·
·
·

Levi dengan sepedanya terus berkeliling di sekitar perumahan. 30 menit mencari tapi belum ketemu.

"Dimana sih?" Gumam Levi.

Tempat yang belum Levi lihat adalah taman. Levi menggoes sepedanya lebih cepat ke arah taman.

"Awas aja kalau Berry sampe ilang."

Setelah memarkirkan sepedanya, Levi mulai mengelilingi taman yang lumayan banyak orang yang sedang berolahraga atau hanya jalan santai.

"Berry!!" Levi terus memanggil nama kucingnya. Siapa tau kucingnya bakalan nyamperin dia.

"Permisi, maaf mau tanya kalian ada yang liat kucing ini gak?" Tanya Levi ke anak-anak kecil yang lagi ngadem di bawah pohon.

"Aku gak liat kak. Gabi, Zofia, Udo kalian liat kucing kakak ini gak?"

"Huh? Coba liat fotonya kak." -Zofia.

Levi menunjukan lagi foto kucingnya ke mereka.

"Ih kucingnya gendut, kok cuma hidungnya doang yang putih?"

"Gabi gak boleh kucing shamming. Kasian kucing kakaknya loh." Nasihat Udo.

"Ah, maafin kelakuan temen aku ya kak." -Falco.

Levi mengangguk tapi di dalam hatinya dia udah nahan-nahan buat gak ngatain si anak kecil tadi. Enak aja kucing imutnya dikatain gendut. Dasar tidak berperikekucingan.

[2] You're Mine [ERERI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang