two : let's recover together

316 56 2
                                    

memiliki keluarga mungkin sebuah kebahagiaan bagi sebagian orang, namun bagi win, keluarga hanyalah neraka dunia.

dia ingat sekali bagaimana cara ayah dan ibunya merawatnya sejak ia kecil, tak sekali dua kali mereka meneriaki win dan membentaknya hanya karena dia terjatuh.

kedua orangtuanya tidak pernah memberitahu publik tentang win, mereka.. malu memiliki anak berpenyakit seperti win.

mereka takut semua media akan membicarakannya dan karir mereka akan hancur dalam sekejap mata.

sungguh, win membenci hidupnya.

"win, kau terlihat sangat manis."

win menggeleng kecil menanggapi ucapan bright. "aku botak, phi."

bright tersenyum kecil. "lalu? apa yang salah dengan itu? kau tetap manis, berhenti mengeluhkan hal itu, ya? kau 'kan berjanji untuk sembuh, maka turuti apa kata dokter luke, lagipula bukankah rambutmu selalu rontok? bukankah itu sangat menyebalkan?"

win menghela nafas lantas mengangguk. bright selalu bisa membuatnya yakin akan apa yang terjadi, bright menjadi orang satu-satunya yang tetap memujinya manis walaupun keadaannya seperti ini.

bright adalah dunianya dan akan menjadi miliknya untuk seumur hidup, ralat–mungkin untuk beberapa waktu ke depan, karena bisa saja hidupnya tidak akan berakhir panjang.

bright tersenyum gemas sembari mengelus lembut kepala win yang kini sudah tak ada sehelai rambut pun yang biasanya dia belai. "cepatlah pulih, berjanjilah bahwa kita akan keluar dari sini dengan keadaan yang lebih baik." ujarnya, bola matanya menatap mata win dalam.

"phi–"

"jangan berfikir yang tidak-tidak, ayo berjanjilah." sela bright mengulurkan jari kelingkingnya ke hadapan win.

mereka menamai itu, smol promise.

janji kecil dengan harapan sebesar semesta.

win menatap jari kelingking tersebut ragu, lantas mengulurkan tangannya untuk membalas smol promise mereka. "aku janji, mari berusaha!"

win tertawa kecil sembari menyelami mata hitam pekat milik bright, kebahagiaannya hanyalah bright. ia harap, tuhan tidak akan memisahkannya dari bright atau bahkan menjemputnya atau bright untuk pulang lebih dulu.

tidak, win mohon. tidak.

"ayo therapi, nong win!"

"ayo pulih, p’bright!"

untuk yang kesekian kalinya, win harap tuhan mendengar suara hatinya dan membiarkannya untuk hidup selamanya dengan bright.

ya, dia hanya bisa berharap tanpa tahu bagaimana takdirnya.

•••

"dokter luke!!!"

dokter luke menghentikan langkahnya, lantas berbalik. "ya, bright?"

bright menggigit bibir bagian bawah. "eum, apa kau membuang rambut-rambut nong win?" tanyanya.

dokter luke tersenyum lantas menggeleng. "tidak, aku belum membuangnya. memang kenapa?"

"aku mohon, biar aku saja yang menyimpannya. win sangat menyayangi rambutnya itu."

bright ingat betul, win pernah mengatakan jika ia tidak akan pernah memotong rambutnya dengan alasan apapun, win sangat menyukai gaya rambutnya dan wanginya, dia juga sedikit terobsesi dengan rambutnya itu. win sangat menyayangi rambutnya seperti pacarnya sendiri.

between promise and us, brightwin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang