11. Pretend

1.8K 200 14
                                    

Budayakan Vote dan Follow terlebih dahulu sebelum membaca.
Happy Reading 😍

===================


Angin malam berhembus cukup kencang membuat siapa saja akan merasa sedikit merinding lantaran rasa dingin yang menerpa. Hiruk pikuk mulai terdengar sepi dan keheningan mulai melanda. Semua orang sudah mulai mengistirahatkan badannya yang sudah dipaksa untuk bergerak sedari pagi.

Tapi tidak dengan yeoja bersurai hitam panjang itu yang justru tengah duduk dikursi taman sembari memandangi langit yang tak menampakkan bintang satupun.

Mungkin langit itu kini tengah merasakan apa yang dirasakan yeoja itu sekarang. Hidupnya mulai gelap tanpa arah, bahkan makin hari semakin membuatnya frustasi. Hidup ini memang tak seindah drama-drama yang sering dia tonton, bahkan terbilang sangat jauh.

Untuk saat ini biarkan dia mengeluh sejenak dengan hidupnya yang kian berantakan, tanpa arah yang jelas bahkan tanpa tujuan. Dia hanya berfikir bagaimana cara untuk bertahan hidup didunia yang semakin kejam ini. Apakah dia akan sanggup bertahan semakin jauh lagi.

"Oh Tuhan. Apakah aku ini pembawa sial? Kenapa aku mengacaukan kehidupan adik-adikku? Wae?"

Yeoja itu berteriak cukup keras dikeheningan malam ini, menumpahkan perasaan yang sudah menumpuk didalam hatinya beberapa minggu ini. Perasaan yang sangat membuatnya sakit dan kecewa dengan hidupnya, membuat orang dia sayangi harus merasakan kesusahan yang tak seharusnya mereka rasakan.

"Wae aku harus lahir jika hanya membuat mereka keausahan, wae?"

Air matanya perlahan mulai luruh membasahi pipinya, setetes demi setetes pun lolos sebagai bukti rasa sakit yang dia pendam selama ini. Menjadi kakak yang berguna sangat sulit baginya, bahkan kini dia merasa gagal menjalankan hidupnya sebagai seorang kakak.

"Aku harus bagaimana Tuhan, apa yang harus aku perbuat?"

Yeoja itu semakin terisak dibawah langit dengan hembusan angin yang menerpa. Pohon dan bunga-bunga ditaman menjadi saksi untuk kerapuhan yeoja itu pada malam ini. Biarkan dia menangis meraung menumpahkan rasa sesaknya yang dia tahan selama ini. Menjadi seorang yang kuat dalam kerapuahan bukanlah mudah, semua butuh perjuangan. Ada kalanya yang terlihat kuat benar-benar rapuh sebenarnya, seperti halnya yeoja itu.

"Apa yang kau lakukan disini Jisoo-ya?"

Pertanyaan itu mampu membuatnya tersentak kaget. Yeoja itu yang tak lain adalah Jisoo seketika mengusap air matanya secara kasar. Jisoo tak mau menunjukkan kerapuhannya pada siapapun, biarkan ini menjadi rahasia bagi dirinya sendiri.

"Ah kau Tae-ah, wae kau kemari? Ini sudah cukup larut"

Sekarang jam menunjukkan pukul sepuluh malam, wajar jika Jisoo menanyakan keberadaan Taehyung sekarang. Bukannya seharusnya Taehyung sudah berada dirumahnya untuk beristirahat.

"Aku tadi kebetulan lewat daerah sini, jadi aku sekalian mampir" ucap Taehyung membuat Jisoo mengangguk paham.

Arah Restoran dan rumah Taehyung melewati Rumah Sakit ini, jadi wajar jika Taehyung mengunjunginya.

"Wae kau disini Jisoo. Ini sudah malam?" Taehyung berucap heran menatap Jisoo yang duduk disebelahnya. Bukannya Jisoo seharusnya dikamar untuk menemani Rosè ataupun beristirahat, bukannya berdiam diri di taman seperti ini.

"Ah, aku hanya ingin mencari udara segar" ucap Jisoo meyakinkan Taehyung.

Jisoo tak akan mungkin mengatakan apa yang sebenarnya tengah dia rasakan. Jisoo tak ingin menambah beban Taehyung karena selama ini Taehyung selalu membantunya. Biarkan perasaan ini Jisoo pendam sendiri walau terkadang membuatnya begitu sesak.

EVERYTHING ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang