Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat matahari yang bersinar cerah dan langit biru yang indah penuh awan. Akhirnya kini dia kembali bisa melihatnya dengan puas walaupun dari jendela kamar rawat inapnya.
Pandangan Jisoo menembus lurus dengan segala pikiran yang kini berputar diotaknya. Jisoo benar-benar tak bisa menebak jalan takdir hidupnya yang sudah digariskan oleh Tuhan. Sampai detik ini Jisoo masih tak bisa percaya atas semua yang sudah terjadi pada dirinya.
Jisoo fikir kecelakaan kemarin adalah hari terakhir dia hidup, nyatanya Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup. Jisoo juga berfikir selama hidupnya dia akan terus dibenci oleh kedua orang tuanya, nyatanya Tuhan masih memberikan kesempatan pada dirinya untuk merasakan kasih sayang kedua orang tuannya. Jisoo benar-benar mendapat banyak kejuatan yang selama ini tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Memang benar, Tuhan itu baik dan Tuhan itu tak akan mungkin membuat hambanya selalu dalam kesulitan.
Mulai merasa pegal pada lehernya, kini Jisoo menoleh pada sofa yang mana terdapat Suzy yang tengah terlelap dengan pulas. Beberapa hari ini Suzy mengurus Jisoo dengan baik bahkan rela tidak tidur hanya untuk menemani Jisoo hingga lelap.
Jisoo bersyukur Tuhan masih memberinya kesempatan merasakan apa itu sebuah kasih sayang walaupun harus menunggu dirinya terluka seperti ini. Jika dengan kejadian kemarin kedua orangtuanya akan bersikap baik padanya pasti Jisoo sudah melakukan itu sejak dulu. Tapi nyatanya jalan yang dipersiapkan Tuhan begitu indah dan tak terduga.
"Eomma" panggilan lirih Jisoo itu ternyata terdengar dipendengar Suzy, sontak Suzy tersentak kaget.
"Eoh, ada yang sakit? Dimana yang sakit, katakan pada eomma?"
Jisoo tersenyum senang mengabaikan pertanyaan khawatir dari Suzy. Sungguh perasaan bahagia kini yang tengah Jisoo rasakan. Jisoo tak pernah tahu jika diperhatikan seorang ibu akan sebahagia ini. Jisoo bersyukur dirinya bisa merasakan bagaimana diperhatikan seorang ibu.
"Eomma, gwenchana. Jisoo baik-baik saja" senyuman yang terukir dibibir Jisoo memnuat Suzy tenang, dirinya benar-benar takut jika terjadi sesuatu pada Jisoo.
Perlahan Jisoo meraih tangan Suzy untuk dia genggam membawanya pada dadanya merasalan kehangatan yang selama ini Jisoo dambakan.
"Gomawo sudah menyayangi Jisoo eomma"
Tanpa sadar satu tetes air mata kini turun dari mata Suzy, entah kenapa perkataan Jisoo mencubit perasaanya begitu sakit. Sejahat itukah selama ini dirinya pada Jisoo hingga satu perhatiaannya bisa membuat Jisoo merasa bahagia.
"Jisoo benar-benar merasa bahagia saat eomma selalu bersama Jisoo"
Tanpa membalas ucapan Jisoo, Suzy memeluk tubuh Jisoo dengan bergetar. Tangis yang dia tahan kini benar-benar terluapkan diatas tubuh Jisoo. Sakit, itulah yang dirasakan Suzy sekarang. Hatinya terasa dicabik saat ucapan itu keluar dari mulut Jisoo.
"Maafkan eomma yang jahat ini eoh. Eomma berjanji akan menjadi eomma terbaik untuk Jisoo"
*****
Deru ombak terdengar jelas dipendengaran Jisoo, matahari juga sudah tidak terlalu terik. Panas yang sedari siang tadi hinggap kini mulai berganti dengan senja yang tampak indah.Sudah seminggu ini Jisoo dan keluarga berlibur di villa yang mana tepat dibibir pantai. Setelah Jisoo diizinkan pulang dengan berbagai syarat akhirnya Jisoo meminta kepada Suzy dan Minho untuk berlibur. Awalnya Suzy dan Minho menolak lantaran kondisi Jisoo yang jauh berbeda, tetapi Jisoo terus merengek dan alhasil Minho mengabulkan permintaan Jisoo walau dirinya begitu khawatir akan kondisi Jisoo.
Perhatian, kasih sayang, pelukan, ciuman yang dulu hanya sebuah angan bagi Jisoo kini sudah dapat Jisoo rasakan. Suzy dan Minho telah berubah, mereka bukan lagi orangtua yang dulu. Semua hang diharapkan Jisoo dan dari Minho dan Suzy sudah ia dapatkan, sunghmgih rasanya bebar-benar mmebuat Jisoo sangat bagaia. Berkali-berkali Jisoo selalu mengucao syukur lanyaran Tuhan masih memnerinya kesempatan untuk dapat merasakan kasih aayang dari kesua orang tua yang selama ini dia idamkan, dan saat itu terjadi rasanya sangat luar biasa hingga Jisoo tak mampu merangkainya dalam sebuah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYTHING ✔
FanfictionKehidupannya berubah semenjak sang ibu melahirkan putri kandungnya. Rasa sayang yang dulu ada kini perlahan hilang berganti oleh rasa sakit bertubi-tubi. Apakah dia akan kuat menerima semua cobaan hidupnya, atau dia memilih untuk menyerah. HIGHT RAN...