karna tersesat dihutan saat mencari spot foto bersama teman.
aku berakhir disini.
sebagai pemuas bagi makhluk menjijikkan.
yang semua orang sebut...
vampire
But nah!!! Am the vampire
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . .
Sudah terhitung lima hari kebangkitan felix dari kematian nya. Tapi semua orang disana masih belum terbiasa dengan sifat baru yang ada didalam jiwa anak manis mereka.
Anak yang biasanya manja dan ceria berubah menjadi jiwa pemberontak dan suka mencari perkara.
Seperti pagi ini, ia meminta untuk diajarkan berburu hewan, tak mau lagi diberikan cuma-cuma oleh para vampire. Katanya, ia bukan bayi yang apa-apa tak bisa dilakukan olehnya. Ia mau menangkapnya sendiri mulai sekarang. Tapi apa yang terjadi. Seharusnya berburu hanya satu atau dua ekor saja sudah cukup, anak ini malah membunuh semua hewan yang lewat didepan matanya. Jika begini, populasi hutan akan punah.
"lix yaampun mengapa banyak sekali". Kakak tertua menepuk jidat, seketika merasa pening melihat bangkai-bangkai hewan berlimpahan didepan kastil, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Untuk apa? Dia tak mungkin menghisap darah hewan-hewan ini sendirian dalam sehari kan?
"heh pak tua yang kepalanya penuh uban, kau tak bilang aku harus membunuh berapa ekor tadi, makanya ku bawa sebanyak yang aku bisa".
Apa dia bilang? Pak tua?? Hey... Chan tidak setua itu, dan lagi chan adalah pemimpin mengapa ia berani sekali mengatakan hal yang tidak sopan.
"seharusnya kau bisa mengira-ngira seberapa banyak perut kecil mu itu dapat menampung makanan lee felix, berburu bukan tentang seberapa banyak hewan yang mampu kau bunuh, tapi tentang seberapa banyak yang kau butuh, sampai disini paham?" chan memegang pelipisnya, kepalanya pening. Anak ini sungguh tak punya sopan santun, dimana adik kecil manisnya pergi.
"seharusnya kau berterimakasih pada ku orang tua, berkat ku kau dan anak-anak lain tak perlu berburu lagi karna makanan sudah ada didepan mata kan?"
"ya ya terserah kau saja lah, besok jangan di ulang, buru saja sebanyak yang kau butuhkan. Mereka perlu mengembangkan populasi juga".
Chan memilih pergi, lama-lama berdekatan dengan felix hanya dapat membuat ia terkena darah tinggi, setiap hari ada saja tingkah yang membangkitkan emosi, pergi adalah piliha yang tepat, yaa pergilah chan, pergilah sebelum anak kecil itu berulah kembali.
"bangchan ini bagaimana cara mengeluarkan taring ku?" kan...... belum ada tiga langkah, anak itu kembali memanggilnya.
