; 04 ;

11 3 0
                                    

Mobil itu sampai pada sebuah bangunan, yang secara singkat bila kita melihatnya akan terasa begitu mencengkam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil itu sampai pada sebuah bangunan, yang secara singkat bila kita melihatnya akan terasa begitu mencengkam. Putra keluar dari mobilnya, tidak begitu kaget ketika melihat sebuah sepeda motor yang nampak tidak asing di matanya.

"Ada apa gerangan Putra menginap?" Suara Haikal masuk ke indra pendengarannya begitu ia membuka pintu itu.

"Orangtuaku keluar kota" Putra berjalan ke arah dapur.

Mengambil air putih di dalam kulkas dan meminumnya. "Kau masak apa Regan?" Tanyanya.

"Hanya nasi goreng" jawab Regan yang tengah mengambil bahan-bahan makanan.

Di antara tujuh orang ini hanya Regan yang bisa memasak, Haikal dan Angkasa sebenarnya lumayan hanya saja terkadang rasanya sangat aneh.

"Untuk mereka semua?" Putra berdiri di samping Regan.

"Iya"

Mari kita tinggalkan Regan dan Putra yang sedang asik di dapur. Putra hanya bantu mengaduk nasinya saja.

Haikal yang sudah bangun tengah bermain game bersama Devan. Iya, motor yang tadi dilihat Putra adalah motor Devan, Putra hafal karena hanya Devan dan Haikal yang sering pergi ke sekolah menggunakan motor.

Sedangkan Saga masih terlelap di dalam mimpinya.

"Kau tidak pulang Devan? Atau menginap?" Tanya Haikal yang tidak mengalihkan pandangannya pada hp ditangannya.

"Selesai makan aku pulang"

Haikal hanya mengangguk.

"Bagaimana kabarnya?" Tanya Haikal lagi.

Ada jeda cukup lama dari Devan, "Baik".

Haikal tertawa, "Perhatikan dirimu juga" lalu setelahnya Haikal mematikan game nya dan memilih menyalakan televisi.

"Hoaaamm" semua yang berada di bangunan tersebut secara otomatis mengalihkan pandangannya pada Saga yang sedang duduk sambil mengucek matanya.

"Kenapa melihatku?"

"Kau jelek" jawab Haikal dengan cengirannya. Setelahnya sebuah bantal mendarat tepat di kepalanya.

"Di sini banyak kaca Haikal" Saga pergi ke kamar mandi setelah berbicara seperti itu.

Semuanya tertawa mendengar omongan Saga, sedangkan Haikal hanya mendengus kecil lalu memeluk bantal sofa yang ia pegang sedari tadi.

Sebelum berbicara pastikan dulu dirimu seperti apa.

Sebelum berbicara pastikan dulu dirimu seperti apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Behind ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang