; 05 ;

12 3 0
                                    

“Wow lihat! Ketua Osis kita akhirnya datang” suara gelak tawa dan sorak sorai pun terdengar, mengundang atensi seluruh murid di kantin tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wow lihat! Ketua Osis kita akhirnya datang” suara gelak tawa dan sorak sorai pun terdengar, mengundang atensi seluruh murid di kantin tersebut.

“Berisik Devin!” Putra memukul kecil bahu pelaku yang telah membuat mereka menjadi atensi murid-murid.

“Hahaha maaf Pak Ketua” Devin memilih duduk di samping Devan.. yang diam sejak tadi, hanya memperhatikan kelakuan teman-temannya dengan senyuman kecil dibibir berisinya, berbanding terbalik dengan tatapan matanya yang cenderung sedikit tajam.

“Kau sedang akur dengan Devin?” tanya Putra begitu ia duduk di sisi Devan yang satunya.

“Dia sedang tidak berbuat ulah dari kemarin lusa” jawab Devan sekenanya.

"Aku malas pesan makanan, kau saja Devan" suruh Devin pada kakak beda 15 menitnya itu.

"Aku sedang tidak mood. Kau saja Haikal" Devan menunjuk Haikal.

"Hah iyaaa, tapi tunggu Angkasa"

"Kenapa menunggunya?" Tanya Regan yang sedari tadi bungkam.

"Aku akan memesan bareng Angkasa, dan kau ikut juga" Haikal merangkul Regan.

Akhirnya yang ditunggu datang, Angkasa langsung saja ditarik Haikal untuk memesan makanan.

Kurang lebih sekitar 10 menit makanan mereka sampai.

“Saga ke mana?” Regan bertanya kepada teman-temannya, karena ketika ia memerhatikan sekitarnya tidak menangkap adanya Saga. Ia kira Saga akan menyusul.

Semua pasang mata di sana mengarah ke arah Devan, yang satu kelas dengan Saga. Sebenarnya Putra juga, namun karena tadi pagi ia harus mengurus beberapa murid yang terlambat jadinya ia tidak tahu apa-apa.

“Biasa” jawaban singkat Devan membuat mereka semua langsung kembali sibuk dengan makanannya.

“Oh iya Putra” panggil Haikal.

“Hm?”

“Kau habis memberi hukuman pada siapa lagi?”

“Oh, gadis angkuh itu” jawab Putra.

“Gadis angkuh?” tanya Angkasa.

“Vanya” bukan Putra yang menjawab, melainkan Regan.

“Oh si Vanya, dia terlambat?” Haikal tetap melanjutkan aksi bertanyanya.

“Iya”

“Kau huk–“

“Sudah, sebentar lagi istirahat selesai” belum selesai mengajukan pertanyaan lagi, suara Haikal sudah terpotong oleh suara Devan.

Meja itu pun kembali hening, bahkan Devin yang banyak bicara memilih bungkam ketimbang membantah ucapan sang kakak.

; ... ;

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1] Behind ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang