Bang Ilham

200 10 0
                                    

1 Minggu sudah terlewati,dan 1 Minggu pula Nisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.kegiatan yang selalu padat,tugas tugas yang menumpuk,hafalan yang segitu banyaknya,awalnya ia merasa kesulitan,namun karna pengaruh dari kakak kelas yang selalu menyemangati para santri baru, akhirnya ia jalani dengan sepenuh hati.

Hari ini adalah hari Minggu,hari yang paling dinanti karna pada hari inilah semua kegiatan libur.dan saat inilah orang tua mereka datang untuk sekedar bertemu dengan anaknya.

Tak terkecuali dengan Nisa dkk.sejak pagi mereka sibuk dengan urusannya masing masing.

Yanti,Salsa dan Diandra sudah sedari pagi melepas rindu dengan orang tua mereka.

Sedangkan Bila dan Fitri hanya sibuk mengantri HP inventaris untuk menghubungi orang tua mereka.

Sedang Nisa?entahlah,ia tak yakin jika Abangnya akan datang.karna sekarang sudah mau Dzuhur,sedang janjinya selepas Dhuha.

Allahu Akbar Allahu Akbar

Adzan Dzuhur sudah berkumandang. Nisa yang sedari tadi sudah siap melangkahkan kakinya ke Musholla.ia memilih di Shaf pertama di samping Mbak Novi

"Gimana Nis?bagi bagi dong jajannya?pasti disambangi kan?" Tanya mbak Novi

"nggak tau mbak,katanya Abang mau kesini tapi Nisa tunggu belum datang juga" ucap Nisa lesu

"paling juga nanti datang,jangan lupa jajan ya?hehe" ucap mbak Novi.

Mbak Novi adalah Ketua Asrama di Asrama Aisyah.ia orang yang ramah,sopan,pintar,dan tegas. kabarnya ia juga dekat dengan salah satu ustadz disini,bahkan pernah digosipkan dekat dengan Gus Faruq. namun itu seperti kabar burung yang tidak jelas benar tidaknya.

setelah Dzuhur Nisa memilih untuk berada di musholla dan meneruskan hafalan lalarannya.bukan hanya dia saja banyak juga santri senior yang melanjutkan hafalan lalaran.karna sebentar lagi akan ada ujian untuk santri senior.

"Jazila Tunnisa,disambangi wali nya dek" ucap mbak santri keamanan

"Iya mbak sebentar"

Nisa kembali ke kamar dan berganti pakaian.ia yakin pasti abangnya yang akan datang.padahal ia sangat rindu kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum....Abang"Nisa menyalami Abang keduanya itu,dengan senyum yang terus mengembang.bukan karna kehadiran Abangnya namun melihat bingkisan yang dibawa abangnya tersebut.

"Waalaikumsalam....adeknya Abang yang ganteng ini,gimana kabar?sehat kan?"

"Alhamdulillah,sehat bang.Ayah sama bunda gimana?"

"Alhamdulillah sehat juga"

"Bang Musa apa kabar bang?sehat juga kan?"

"Alhamdulillah Bang Musa sehat, katanya tahun ini gak bisa pulang ke Indonesia,soalnya banyak urusan yang tidak bisa ditinggalkan"

"Jadi rindu sama bang Musa"ucap Nisa lesu

"Tunggu dek,kabarnya abangmu yang gantengnya luar biasa ini gak kamu tanyakan?" ucap Bang Ilham dengan PD nya.

"hehe Abang gimana kabarnya?hafalannya udah khatam belum?katanya mau kaya bang Musa!"

"Alhamdulillah Abang kamu ini sehat dan sebentar lagi akan insyaallah wisuda Alfiah.doakan Abang juga lagi proses pendaftaran beasiswa ke Mesir,semoga diterima ya?"

"Amin....tapi kenapa ke Mesir sih bang?kenapa gak ikut bang Musa aja?"tanya Nisa

"suka suka abanglah,emang kenapa?"

"Nisa juga Pengen ke Mesir,ntar kalo Abang di Mesir,berarti nanti kita Sama dong?"

"Ya Allah dek,dari dulu tuh kamu selalu aja gak suka kalo sama Abang kamu yang kece badai ini,Sampek mau mondok aja gak mau satu pondok sama Abang?adek laknat lu!?" Ucap Bang Ilham dengan nada ynag dibuat sealay mungkin.

"Ya abisnya Abang nyebelin sih,udah lah males,bang pinjem Hp dong?"

"nih!kalo buat nelpon bunda sama ayah waktunya 15 menit,kalo buat bang Musa 5 menit!"

"Ih,kok gitu sih?kan aku kangen bang Musa!!!"

"Bang Musa di luar negri adekku, pulsa gua abis nanti,ngerti?"

"Iya iya,ini cuma kirim email doang kok,dasar Abang pelit!!!"

Nisa akhirnya menghubungi orangtua dan abangnya yang sedang berada di Yordania.melepad rindu walau hanya sesaat.air mata pun turut membanjiri wajar nya,maklum saja Nisa memang anak yang manja,baru saja berpisah seminggu sudah nangis saja pengen pulang.hamoir 2 jam ia menghabiskan waktu bersama abangnya.

"Dek,udah ya Abang mau pulang,nih titipan dari Bunda,jangan lupa dibagi sama temennya.jangan pelit!!"

"Abang tuh yang pelit,terus nanti Abang kesini lagi kapan?"

"Abang setelah ini balik ke pondok,pulang ya kalau sudah libur lebaran,jadi gak bisa jenguk kamu.kata bunda uang nya udah di transfer,jangan boros!beli sesuatu yang bermanfaat!ayah sama bunda gak bisa sering jenguk,mungkin bulan depan bisanya,kamu jangan rewel jadi bocah!jangan nangis!jangan manja!belajar yang bener!!"

"iya iya,tau..." Jawab Nisa dengan malas.kalo sudah begini bisa lama abangnya ceramah.bahkan ceramah ayahnya saja kalah dengan Ilham.

"Jangan pacaran!!awas kalo Abang denger kamu dapet kasus kaya gitu!!"

"Apaan sih bang,sekarang kan Nisa di pondok gak mungkin lah pacaran"

"Kamu belum tau aja Nis,pokoknya harus jadi adek yang Sholihah,biar dapet imamnya kaya gua..hehe"

"Ih,males kalo gitu,cari imam tuh yang kayak Bang Musa, perhatian,baik,pinter,hafidz lagi,baru tuh imama idaman."

"bang Musa lagi yang di banggain,gue doain Lo dapet jodoh kaya gue.mampus lu,dah gue pulang dulu Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Abang nyebelin"

                               ............

Hari ini sepertinya menjadi hari paling bahagia bagi semua santri. pasalnya mereka baru saja bertemu dengan orang tua masing masing,atau paling tidak sekedar telfon dengan orang tuanya.

seperti santri pada umumnya,Nisa juga bahagia dapat bertemu dengan Abangnya,meskipun ia tak mengatakan itu pada abangnya.
'gengsi adalah jawabannya.'

Meskipun Bang Ilham itu cerewet dan suka jahil tentu saja ia merindukannya.tak bisa dipungkiri Bang Ilham dan Bang Musa memang sebelas dua belas jika masalah ketampanan.namun jika sifatnya tentu saja berbanding terbalik.

Bang Musa yang Baik,Perhatian, Ramah,dan Sopan.dan jangan lupa Bang Musa adalah seorang Hafidz,tentu saja Nisa selalu membanggakannya,dan berharap memiliki jodoh yang seperti abangnya itu.

Beda cerita dengan Bang Ilham yang Pecicilan,Cerewet,jahil,ngambekan, gak sabaran,dan gampang tersinggung.Bang Ilham memang memilih untuk menekuni Kitab dari pada Menjadi Hafidz,karna ia lebih menyukai Ilmu alat,menurutnya itu cukup menantang dan keren.

Dan Nisa?entahlah Ia memang belum menentukan mau mengikuti jejak Bang Musa atau Bang Ilham? Ia memang menghafal Alquran sedari kecil,karna orang tua nya yang mewajibkan anak anaknya menghafal Alquran minimal Juz 30 harus hafal. dan hasilnya yang terbanyak menghafal tentu Bang Musa,lalu Bang Ilham dengan hafalan setengah Juz,dan terakhir Nisa yang baru menginjak 7 juz.

Soal impian,Nisa ingin terus menggali ilmu terutama ilmu agama.soal profesi,ia tak terlalu memikirkan itu,entah pada akhirnya ia berprofesi apapun,tetap saja seorang wanita tugas utamanya adalah sebagai istri dan ibu bagi anaknya,makanya soal agama harus ia perdalam agar dapat menjadi istri yang Sholihah dan ibu yang bisa mendidik anaknya menjadi Sholih Sholihah.





Bersambung

About SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang