Wisuda Bang Ilham

151 11 1
                                    

Tak terasa hari ini adalah Wisuda Kelulusan Bang Ilham.sedari pagi Nisa telah sibuk mempersiapkan kado untuk abangnya itu.ya meskipun abangnya sangat menyebalkan namun mau dikata apa lagi?dia tetap abang kandungnya kan?

Buket wafer ia pilih untuk diserahkan kepada Abangnya itu.sebab buket bunga sudah biasa diterima saat kelulusan.dan jangan lupa kado spesial dari Nisa yabg telah terbungkus rapi di dalam kotak berwarna silver.'kado terindah' kata Nisa.

Ayah dan bunda juga sudah menyiapkan kado untuk putra kedua mereka.mulai dari buket bunga,boneka wisuda berbentuk Doraemon,hingga kado spesial yang masih menjadi rahasia.

Bahkan Bang Musa yang sedang di luar negripun menyiapkan kado untuk Bang Ilham,hadiah tersebut sudah diterima Ilham sehari sebelum wisuda.yang isinya adalah sebuah jam tangan keluaran produk Yordania dan parfum khas Yordania.alasan Musa memberikan Jam tangan adalah karna Ilham sering lupa waktu jika sudah menekuni organisasi,bahkan sering telat makan karna itu.makanya ia memberikan jam tangan agar adiknya itu bisa mengatur waktu untuk kesehatannya.dan untukl parfum itu karna Ilham adalah cowok yang modis dan perfeksionis.yang selalu ribet dengan penampilan makanya ia memberikan parfum untuk pelengkap style Ilham.

Dan perjalanan untuk sampai ke pesantren Ilham dimulai sehabis Dzuhur.perjalanan jauh untuk sampai ke Kediri memakan waktu sekitar 2 jam.Tepat adzan Ashar mereka tiba di pesantren.Ayah memarkirkan mobil lalu bergegas menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat ashar.sedangkan bunda dan Nisa memasuki kawasan Tamu putri dan dipersilahkan untuk sholat di mushola khusus tamu putri.

Selesai sholat ashar Nisa dan bunda menemui ayah dan Bang Ilham yang sudah menunggu di ruang tamu kompleks Asrama putra.

"Assalamualaikum" ucap bunda dan Nisa.

"Waalaikumsalam" jawab Ayah dan bang Ilham yang langsung disambut pelukan hangat bunda untuk putra keduanya.

"Masyaallah,anak tampan bunda, selamat atas kelulusannya,semoga ilmu yang didapat dapat bermanfaat dan berkah"ucap bunda sambil mengelus pundak bang Ilham.

"Iya bun,amin,do'akan juga bang Ilham lulus dengan Khusnul khatimah ya Bun,dan bang Ilham bisa menjadi orang yang berguna di masa depan."ucap bang Ilham sambil menunduk mencium tangan bunda.

"Terimakasih bunda sudah menjadi bunda yang sabar dengan sikap Ilham selama ini,yang selalu menasehati Ilham jika Ilham salah,yang selalu mendukung dan memberi motivasi pada Ilham,yang selalu mendengarkan curahan hati Ilham, terimakasih untuk semuanya Bun,bang Ilham juga minta maaf jika selama ini selalu menjadi anak yang paling sulit diatur buat bunda,selalu merepotkan bunda,selalu jahil sama Abang adan adik Ilham,maaf belum bisa menjadi anak yang membanggakan ayah dan bunda...."ucap Ilham dengan air mata berlinang di pipinya.suatu hal yang tak biasa ia lakukan.

Ilham adalah tipe orang yang tak mudah menangis,dia orang yang selalu menebar keceriaan dengan sikap jahilnya.hingga kadang tak ada yang menyadari jika ia memiliki masalah dalam hidupnya.

"Bang....bunda selalu bangga sama anak anak bunda,bang Musa yang mandiri dan dewasa,bang Ilham yang selalu ceria dan tangguh,juga dek Nisa yang cantik dan manja,Abang sudah memberikan yang terbaik,bunda selalu mendukung apapun impian Abang asalkan itu positif,...."ucap bunda yang juga meneteskan air mata.

Setelah adegan yang penuh dengan air mata.mereka memutuskan untuk makan bersama tentunya dengan bekal yang sudah disiapkan bunda dan Nisa dari rumah.senyuman bahagia tampak dari wajah mereka berempat.namun sayang satu lagi pelengkap keluarga belum bisa bergabung saat ini.

Setelahnya Bunda dan Nisa menuju tempat transit kembali untuk menunaikan sholat Maghrib isya' dan tarawih barulah acara wisuda dimulai.

Rangkain demi rangkaian telah terlaksana.satu persatu santri mulai dipanggil untuk prosesi wisuda.dan kini tibalah giliran Ilham yang maju.tampak raut bahagia selalu terpancar dari wajah tampannya.ayah dan bunda yang duduk dibarisan depan selalu mengulum senyum dan bertepuk tangan untuk ilham.sedangkan Nisa selalu mengabadikan momen dengan ponsel pintarnya.

About SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang