2. Bad Day

74 22 3
                                    


"Kalian!" Teriak seorang pria di belakang mereka.

Ketiganya berbalik badan, dan terkejut melihat siapa yang dilihatnya. Pria yang bertiak tadi mendekat pada Rein. Matanya menyala tajam, seolah Rein telah berbuat kesalahan.

"Tutup mulutmu!" Ancam pria itu kemudian Rein hanya menjawab dengan anggukan pasrah.

Pria itu meninggalkan Rein serta kedua temannya. Rein terdiam, lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

"Rein." Tiara mencoba menyadarkan Rein yang masih terdiam.

"Rein!" Panggil Anna dengan nada tinggi.

Rein cengo, menatap Anna yang sedari tadi menatapnya dengan kebingungan.

"Are you okay?" Tanya Anna.

Rein membalas dengan menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Rein memilih pergi dari teman-temannya.

"Rein!" Teriak Anna. "Mau kemana?" Sambungnya.

Rein tidak menjawab, ia memilih untuk tetap pergi. Tiara dan Anna kembali ke kelas, Ia memberi waktu untuk Rein.

°°°

"Kalo mau loncat, loncat aja."

Suara bariton itu mendekati Rein yang sedang berdiri menatap kosong kedepan.

Tidak ada respon dari Rein. Dia tetap diam, memandang kedepan dengan mata yang sudah sembab.

"Kalo kepala lo duluan yang jatuh, lo langsung mati. Tapi kalo kaki duluan, lo antara hidup dan mati." Ucap laki-laki itu.

Rein menoleh begitu juga dengan seorang yang berbicara padanya.

"Lo." Ucap Rein saat melihat laki-laki itu.

Laki-laki itu tersenyum smirik. Lalu meninggalkan Rein sendirian di rooftop.

"Satria berengsek!" Ucap Rein dengan geram.

Satria dan Rein. Dua anak manusia yang tidak pernah akur selama berada disekolah ini. Satria hobi berbuat onar sedangkan Rein menyukai ketenangan.

"Sat! Satria!" Panggil Rein, saat menuruni anak tangga.

Satria tidak menghiraukan panggilan Rein. Satria menambah kecepatan langkahnya agar tak terkejar oleh Rein.

"Ih! Satria!" Panggil Rein sekali lagi.

Brukkkk!!!

"Awww!" Rintih Rein saat menabrak punggung Satria yang berhenti mendadak.

"Bilang dong, kalo mau berhenti!" Oceh Rein.

"Lo ngapain, sih?" Tanya Satria dengan ekspresi yang kesal.

Rein menatap mata Satria. Begitu pula dengan Satria. Ada tatapan teduh di mata Rein. Membuat Satria berdehem.

"Lo, denger?" Tanya Rein dengan pelan.

"Apa?" Tanya Satria sedikit kasar.

"Lo, denger apa yang gue omongin tadi?" Tanya Rein yang masih pelan.

"Ga!" Jawab Satria tegas.

Kemudian Satria meninggalkan Rein yang masih belum percaya dengan jawaban Satria.

"Denger ga ya?" Gumamnya.

••••

Di kelas XII IPA 1.

Satria masuk ke kelas dan di belakangnya ada Rein yang ikut masuk ke kelas. Seluruh anggota kelas mengamati mereka.

Rein duduk di bangkunya. Ia langsung membenamkan wajahnya dengan menumpukkan kedua tangan di atas meja.

SATRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang