SMEGMA & MENYUSUI

9.3K 252 7
                                    

WARNING!: GAY SEX KONTEN, FETISH KONTEN, jangan dibaca sambil makan.

Malam itu diadakan pesta di Padepokan Gagak Hitam.
Pesta pengesahan Giman sebagai anggota baru.
Murid-murid berkumpul di bilik makan.
Yang merupakan ruangan luas dari kayu dengan 3 buah meja lesehan panjang.
Hidangan pesta adalah sup dan pepesan ikan gurami dari tambak padepokan.
Semua bahan makanan juga di ambil dari kebun mereka sendiri.
Semua murid terlihat sangat gembira malam itu, mereka makan dengan ramai.
Giman sendiri merasa sangat senang bercampur gelisah. Karena malam itu juga akan dilakukan ritual supranatural yang akan mengisi tubuhnya dengan chakra yang membuat dia nantinya mampu menyerap ilmu gagak hitam.

Mas Seno duduk di ujung meja turut berkelakar dengan murid-muridnya dengan akrab.
Sedangkan Joko tidak kelihatan karena tengah melakukan tapabrata di kamar Ki Sugeng.
Tampaknya Seno adalah pengguna elemen api sebagai dasar ilmunya sedangkan Joko yang angker itu adalah pengguna elemen air.

Setelah selesai acara makan Seno mengajak Giman masuk ke Kamar Gagak. Itu adalah sebuah kamar yang dikeramatkan hanya dipakai khusus untuk ritual-ritual tertentu dan hanya boleh dimasuki oleh Joko, Seno dan beberapa murid senior saja.

Pintu kamar itu dari kayu berukir indah.
Kamarnya tidak terlalu luas; sekitar 5 x 5 meter, berlantai keramik putih tulang.
Ditengahnya terdapat sebuah peraduan model kuno jawa lengkap dengan selambu tipis putih.
Sprei halus wangi, dan seluruh ruangan itu dipenuhi aroma wangi bunga sedap malam dan daun pinus.
Disebelah kamar itu ada sebuah toilet luas dengan bangunan semi terbuka, ditengah toilet itu terdapat bak mandi batu alam bundar berdiameter 2 meter.

Jadi Kamar Gagak sebetulnya mirip sekali dengan sebuah kamar pengantin.

"Buka sarungmu Man, santai saja" ucap Seno sambil berbaring di atas kasur.

Giman segera melepas kain sarungnya hingga remaja 15 tahun itu kini telanjang bulat.
Tubuh Giman terbentuk indah dengan otot-otot kering karena dari kecil ia telah terbiasa bekerja keras.
Lengan dan bahunya sangat berotot, kepalan tangannya besar, dan perutnya sixpac.
Pangkal alat vital Giman ditumbuhi bulu-bulu jembut halus.
Kontol Giman ternyata belum bersunat, karena ia yatim piatu dan memang tak ada orang yang mengurusnya untuk bersunat.

"Lho, kamu belum disunat toh le? Mreneo aku mo lihat!"
Ujar Seno menyuruh Giman mendekat kepadanya.

Giman melangkah mendekati gurunya.
Seno meraih batang kelamin Giman yang lemas itu; panjangnya 10cm, kulupnya panjang menutupi kepala kontolnya.
Pelan-pelan Seno berusaha menarik kulup kontol Giman untuk membukanya,

"Eerrgghhh...."

Ginan merintih kesakitan. Ternyata kulup alat vitalnya belum bisa dibuka.

"Wah seret, masih perjaka ting-ting neh."
Kata Seno.

Tiba-tiba Seno menundukkan kepalanya dan langsung melahap batang kontol Giman.

"Sssehhhh..."

Giman merinding merasakan sensasi aneh tapi nikmat.
Ia merasakan lidah Seno bergerak-gerak membasahi kepala kontolnya dengan air liur, lalu berusaha mendorong kulup kontolnya ke belakang.

Berhasil!

Kini ujung kepala kontol Giman mengintip sedikit, dan kontol remaja itupun mengeras sepanjang 16cm dan mulai mengeluarkan cairan precum.

Seno melepaskan hisapannya dari batang zakar Giman, lalu kembali berusaha membuka kulup Giman perlahan dengan jarinya.
Seno menarik kulup Giman ke belakang, sedikit demi sedikit kepala kontol bocah itu mulai nongol, terdapat banyak smegma (kotoran berwarna putih) di balik kulup Giman.

PADEPOKAN GAGAK HITAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang