19. Sakit Banget, Kampret!

9.2K 1K 254
                                    

Nggak nyangka bakal update secepat ini?

Sama aku juga kenapa nulisnya bisa cepet 🙂

Happy reading semuanya!

Jangan hujat Aryan lagi lah, kasihan 🙂

***

Aryan

Ayu masih berdiri di depan gue dan masih terus menatap ponsel gue. Yang sekarang lagi dilihatnya adalah percakapan antara gue dan Kirana yang kasih tahu kalau dia selingkuh.

Sekarang udah kebukti kan, gue harus percaya bahwa Ayu beneran selingkuh. Dilihat dari ekspresinya yang kaget, gue yakin dia mau ngebantah semua tuduhan yang gue kasih.

"Sahabat kamu yang kasih tahu, Ayu. Apa aku harus nggak sepercaya itu kalau kamu selingkuh?" tanya gue sambil mengambil ponsel gue dari genggamannya. "Sekarang apa yang mau kamu jelasin semuanya?"

"Aku nggak selingkuh," katanya keras kepala. "Aku nggak tahu kenapa kamu bisa anggap aku selingkuh sama Sabiru--"

"Namanya Sabiru?" potongku. "Selera kamu nggak banget ya. Minimalnya kalau kamu mau selingkuh ya setidaknya sama yang lebih dariku." Gue menatap Ayu. "Minimalnya lebih ganteng lah dariku. Ini? Ya Tuhan Ayu... dari tampang aja jauh banget."

"Emang," balas Ayu membuat gue mengerutkan kening karena bingung. "Dia emang nggak seganteng kamu kok, Ar. Dibandingin sama kamu, dia nggak ada apa-apanya."

Heh?! Kenapa dia jadi ngejelek-ngejelekin selingkuhannya?

"Kamu sadar nggak sih, Ar, aku ngomong kayak gini tuh apa? Artinya ya aku nggak selingkuh dari kamu," lanjutnya. "Dia Sabiru. Orang yang disuruh sama Papa buat deket dan menjalin hubungan sama aku. Tapi aku nggak mau."

Apakah gue harus percaya sama semua omongannya?

"Kamu tahu nggak apa yang bikin aku nggak mau sama Sabiru?" tanyanya lagi dan gue menggeleng pelan. "Karena seberapa keras aku jalin hubungan sama orang baru, itu nggak akan pernah bisa. Aku cinta sama kamu, Aryan Airlangga."

Harusnya gue bisa mempertahankan diri buat nggak blushing di depan Ayu. Tapi gagal, sekarang gue ngerasa meleyot sama ucapannya barusan.

Sialan. Sekarang kedua pipi gue juga kerasa panas banget. Apalagi Ayu menatap gue lembut dengan senyum tipisnya yang tampak seksi.

Dia melangkah maju mendekati gue, dan gue melangkah mundur supaya nggak bisa berdekatan dengannya.

"Aku cinta kamu, Aryan. Demi Tuhan, aku nggak bisa hidup tanpa kamu." Ayu terus mendekati gue, dan gue terus mundur. "Apa ucapan aku kayak gini masih belum kamu percaya?"

"Ng--nggak! Aku nggak percaya, Ayu!"

"Apa yang harus aku lakuin supaya kamu percaya?" tantangnya yang semakin maju dan gue sadar bahwa punggung gue udah menyentuh dinding butiknya. "Ngelakuin apa yang pernah kita lakukan?"

"Emangnya kita pernah ngapain?!" Nada suara gue sedikit meninggi. Gue nggak mau kelihatan bener-bener pengin melucuti pakaiannya sekarang juga.

Jaga mata. Jaga bibir. Jaga nafsu.

Itu yang sekarang lagi gue lakuin di hadapan cewek cantik yang pesonanya ngalahin Gigi Hadid bernama Ayudisa Diajeng Garini.

"Jawab, Aryan Airlangga." Sinting emang, dia malah mendesahkan nama gue. "Apa yang harus aku lakuin supaya kamu bisa percaya bahwa aku nggak selingkuh dan cuma cinta sama kamu?"

My Hottest Daddy [Hottest Series#3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang