15. Restu?

7.9K 1.2K 109
                                    

Haiii semuanya :)

Setelah hampir 2 minggu nggak update, akhirnya bisa update lagi menjelang lebaran :)

Berapa banyak yang kangen sama Aryan dan Ayu? Sini komen dulu.

800+ vote dan komen untuk bab sslanjutnya yaa...

Happy reading!

***

Ayu

Cepat atau lambat, orangtua Aryan pasti ingin bertemu denganku dan aku harus siap menghadapinya. Karena menurutku, Aryan nggak akan bisa menghadapi masalah ini sendirian. Harus ada orang yang mendampinginya supaya dia mendapatkan restu dari kedua orangtuanya untuk menikahiku.

Entahlah. Aku sendiri juga belum yakin apakah bisa menikah dengan Aryan atau nggak. Kerena ya... pernikahan masih membuatku takut untuk menjalin hubungan yang serius dengan Aryan.

Aku sadar, Aryan selalu serius dengan ucapannya yang ingin menjadikanku sebagai istrinya. Dibandingkan enam tahun yang lalu, Aryan sekarang sudah jauh lebih dewasa. Dia kelihatan benar-benar ingin bertanggung jawab dengan kesalahannya di masa lalu. Pun aku nggak boleh menutup mata bahwa Aryan ingin berusaha supaya aku dan dia bisa bersama.

Aryan datang setelah hampir tiga jam aku menunggunya. Seperti biasanya, dia selalu kelihatan tampan dan selalu membuatku terpana selama beberapa detik. Siang ini, dia mengenakana kaos polo hitam dan celana jeans panjang. Rambut hitamnya dibiarkan jatuh begitu saja sehingga keningnya tertutup poni. Senyum semrinngah nggak pernah absen dari wajahnya dan itu membuatku ikut tersenyum karena. Aryan selalu bisa membuatku tersenyum hanya karena dia tersenyum. Matanya yang berbinar setiap kali kami bertatapan, membuatku merasa bahagia bisa dicintai begitu besar olehnya.

 Matanya yang berbinar setiap kali kami bertatapan, membuatku merasa bahagia bisa dicintai begitu besar olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama ya? Maaf..." Dia langsung merangkul tubuhku dan aku bisa menghirup aroma parfum yang begitu menyegarkan. "Pasti lama, ya?"

Aryan masih belum mau melepaskan pelukannya. Membuatku membalas pelukannya kemudian mengusap-usap punggungnya. Wajahku tenggelam di dada bidangnya. Kalau saja, hari ini nggak ada acara untuk bertemu dengan kedua orangtuanya, sudah aku seret Aryan ke kamar karena selama beberapa hari nggak bertemu dengannya sangatlah rindu.

Ya, walau Aryan selalu meneleponku setiap malam. Tetap saja, aku nggak bisa menatap wajah dan memeluk tubuhnya secara langsung.

Kayaknya, aku sudah gila lagi sama cowok yang satu ini.

Haruskah aku membuang rasa takutku akan pernikahan supaya kami bisa bersama?

"Arga mana?" tanya Aryan seraya melepaskan pelukannya. "Udah lama aku nggak ketemu sama dia. Kangen banget!"

Aku tertawa kecil melihat ekspresi kangen Aryan kepada Arga. Ekspresi seorang ayah yang benar-benar merindukan anaknya memang tercetak jelas pada wajahnya.

My Hottest Daddy [Hottest Series#3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang