Chapter 6 : Percayalah

484 73 4
                                    

Satu tangan menggenggam erat pedang dan yang lainnya memacu kuda untuk berlari lebih cepat tanpa kehilangan keseimbangan tidaklah cukup untuk lolos dari pandangan titan bertubuh wanita ini.

Dia cepat, lebih cepat dari titan di dekat dinding sebelumnya, menandakan bahwa titan ini adalah jenis abnormal.

Dalam keadaan seperti ini bisa bisanya sakit kepalaku kambuh. Padahal aku sudah meminum obat dari Albert sebelumnya.

Titan itu, kelihatan familiar...

Tapi tidak mungkin bukan? Ini pertama kalinya aku keluar dinding, dan berdasarkan reaksi anggota lainnya mereka juga pertama kalinya bertemu titan macam ini.

Suara desing mesin manuver membuatku menoleh. Dibelakang sana, dua kadet dari barisan sebelumnya sedang mencoba menghentikan pergerakan titan wanita.

"Ada bantuan dari belakang!"

Kedua kadet itu melancarkan serangan langsung ke tengkuk titan wanita, namun dengan mudahnya sang titan menarik kabel mereka lalu melemparnya hingga menabrak pohon.

Kedua kadet dikalahkan dengan mudah olehnya, seakan akan...memiliki akal.

"Kapten! Berikan perintah! Ayo habisi! Dia berbahaya!"

"Akan kucincang dia hingga berkeping keping!"

Teriakan demi teriakan dilontarkan anggota tim khusus namun tidak ada satupun yang digubris oleh sang kapten.

"KAPTEN LEVI!? TOLONG BERIKAN PERINTAH!"

Levi menengok sambil mengeluarkan sebuah, pistol suar?

"Semuanya, tutup telinga kalian."

Dengan cepat kami mengikuti perintahnya dan menutup salah satu telinga dengan tangan, tentu saja tangan lainnya tetap memegang tali kendali agar tidak kehilangan keseimbangan.

Levi menembakkan pistol itu keatas. Bukan peluru yang keluar, melainkan suara yang begitu kencang hingga membuat titan wanita kehilangan keseimbangannya.

"Peluru suara!?"

Suara kencang itu mulai menghilang namun karenanya sakit kepalaku bertambah parah.

"Apa tugas kalian? Apa cuman menyerahkan diri pada perasaan yang tidak jelas itu?" seluruh tim terdiam mendengarkan kalimat selanjutnya dari prajurit terkuat, "Seharusnya bukan itu, misi tim ini adalah mengerahkan seluruh kemampuan kita agar bocah sial itu tidak terluka sedikit pun..

...selama kita hidup."

Kami terdiam menyadari misi sesungguhnya ekspedisi ini dilaksanakan. 

"Kita akan terus maju dengan kuda seperti ini, mengerti?"

"Siap!" aku dan anggota tim khusus mengerti dan kembali fokus dengan misi di depan mata, namun tampaknya Eren tidak berencana untuk tutup mulut hingga akhir.

"Maju itu sebenarnya maju sampai mana!?" 

Ah, bocah ini...

"Lagipula dia sudah dekat.."

Lagi-lagi dua anggota tim sebelumnya mencoba untuk menghambat pergerakan titan wanita, "Bala bantuan! Cepat!! Kalau tidak dibantu mereka akan dihabisi lagi!"

Kali ini anggota tim sudah muak dengan rengekan Eren mulai angkat suara, "Eren lihat ke depan!" "Kak Gunther!?"

"Jangan kurangi kecepatan! Pertahankan kecepatan maksimum!" Bahkan Eld yang jarang bicara saja menyuruhnya untuk fokus ke depan, bocah ini kenapa sih!

Flower DiseasesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang