"Permisi! Saya Sasha Blouse, anggota kadet ke-104!"
Gadis kentang itu sepertinya masuk di waktu yang salah, orang-orang yang hadir dalam ruangan tampaknya sedang berada dalam pembicaraan serius. Merasa tidak digubris, Sasha maju ke hadapan orang yang ditujunya.
"Anu, ketua regu Hange, ini untuk anda," disodorkan segulung kertas dan hampir saja diambil olehnya, perhatian Hange beralih kembali kepada pendeta disebelahnya.
"Pokoknya kalian harus segera menemukan gadis itu. Hanya gadis itulah yang mungkin tahu kebenaran yang bahkan kami tidak ketahui."
Sasha masih berusaha mendapatkan perhatian seseorang di ruangan itu agar dirinya mendapat waktu istirahat lebih cepat. Pendeta itu melanjutkan, "hanya itu yang bisa ku katakan, sisanya kuserahkan pada kalian."
"Kalau dia kadet ke-104 maka saat ini sedang berada di garis depan!"
Eren mengajak lainnya untuk bergegas, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan gadis itu kalau saja mereka terlambat. Karena fokus dengan hal itu, dia tak sadar akan kehadiran Sasha yang sedari tadi berada di hadapannya hingga mereka bertabrakan dan terjatuh.
"Sasha?! Apa yang kau lakukan disini?"
Tersadar akan tujuannya, Sasha dengan cepat berdiri dan memberikan gulungan kertas kepada Hange. "Sebelumnya saya sudah memberikan laporan kepada Komandan, lalu saya ditugaskan untuk mengantarkan pesan ini kepada ketua regu."
Menerima gulungan kertas itu dengan buru-buru, Hange berterimakasih kepada Sasha dengan memberikan gadis itu sebuah kentang rebus.
"Lalu, siapa gadis yang dimaksud?"
Sembari menyiapkan manuver gear nya, Eren, Armin, dan Mikasa bergantian menjawab "Dia yang paling kecil diantara kami."
"Dia punya rambut pirang yang panjang. Eng.. lalu..Cantik."
"Dia selalu bersama Ymir."
Setelah semuanya siap dengan gear masing-masing, Hange mulai menjelaskan strategi mereka dengan singkat karena mereka tak punya banyak waktu. Eren yang ingin buru-buru menjemput gadis yang dimaksud membuka pintu dan hampir saja keluar jika tidak dihentikan oleh Levi.
"Tenanglah Eren. Kalian juga dengarkan. Dari sini kita berjalan masing-masing, sisanya kuserahkan pada kalian. Memang Erwin yang membentuk tim kalian, tapi semuanya tergantung pada kalian sendiri. Armin, kau bantulah Hange dan peras otak kalian."
Armin mengangguk mengerti, Levi kembali melanjutkan, "Mikasa, aku tidak tahu kenapa kau sangat terpaku kepada Eren, tapi gunakanlah kemampuanmu untuk melindunginya. Dan yang terakhir, Eren. Belajarlah menahan diri, jangan termakan amarahmu dan lupa dengan tujuan kita. Kali ini tidak boleh gagal."
----------
Sepuluh menit berlalu, tampaknya Nanaba dan lainnya berhasil membasmi beberapa titan yang menabrakkan dirinya ke menara sehingga menara tetap berdiri walaupun runtuh di beberapa tempat. Lynne membasmi titan 3 meter yang hampir saja masuk ke dalam menara, dan saat itu dirinya tersadar bahwa ia terlambat. Salah satu titan telah berhasil mendobrak pintu menara dan masuk ke dalam. Segera ia memberitahu Gelgar dan Nanaba akan hal tersebut. Tak lupa dirinya memberitahu para kadet ke-104 yang berada di puncak menara.
"Titan sudah masuk ke menara, turun ke bawah dan buat barikade. Kalau kalian tak bisa menahan mereka, segera kembali ke sini. Tapi, bukan berarti kami bisa membantu kalian juga. Sebenarnya aku tidak yakin apa kita bisa hidup setelah ini, tapi kita sudah berlatih selama ini, kerahkan kemampuan kalian hingga titik penghabisan! Mengerti!?"
Dengan cepat para kadet ke-104 turun untuk membuat barikade. Dipimpin oleh Reiner, mereka mulai mencari barang untuk menahan titan sembari Reiner mengecek sudah sampai mana sang titan masuk.