Eh?
Om-om...
Tiba-tiba gua dipeluk om-om!
Terdengar suara helaan napas, lalu si kuda menepuk pundak si ulat bulu "Kau tahu, dia sangat mengkhawatirkanmu. Dia langsung datang kesini di hari Mike pulang tanpamu lalu memberi kabar kalau kamu akan menginap disini sementara waktu."
Pintu terbuka lagi, tampaklah pria paruh baya berkacamata yang tertawa kecil melihat interaksi kami. Ah, dia pasti si dokter. Dia mendekat dan menyuruhku untuk kembali ke tempat tidur untuk pengecekkan ulang.
Setelah pengecekkan, dokter itu mengerutkan dahi sambil menggelengkan kepalanya. Suasana di ruangan tiba-tiba menjadi suram. "Ada apa? Apa aku akan mati?"
Sang dokter melihat ke arahku dan tersenyum "Nak, apa kau ingat namamu?"
Pada saat itu aku tersadar.
Tidak ada satupun hal yang kukenal disini. Orang-orang yang dengan bahagia melihatku bangun, wajah dan tubuhku, alasan kenapa aku disini bersama mereka, ataupun hari apa ini.
Dokter yang menyadari wajah bingungku berkata "Namamu (Y/N) (L/N). Dan jika kau bertanya kenapa kau disini, aku dengan senang hati akan memberitahumu."
"Ke-kenapa aku disini?"
"Kau—"
Ucapan sang dokter terpotong oleh si ulat bulu yang berdeham. Dokter itu melhat ke arahnya dan tersenyum penuh makna.
"Kau terjatuh. Kamu sempat tidak sadar selama seminggu, dan sepertinya benturan itu menyebabkan kau kehilangan ingatan."
Ahh, sudah kuduga.
Aku mengangguk lalu dokter itu melanjutkan "Lebih baik kamu istirahat disini beberapa hari. Dan kalian..." sang dokter melirik kedua insan yang duduk dengan suasana suram "bukankah kalian seharusnya kembali? Mereka pasti membutuhkan kalian."
Mereka?
Dengan enggan, mereka berdiri dan membungkuk untuk berpamitan lalu melangkah keluar dari ruangan. Sebelum menutup pintu, si ulat bulu menatapku dan berkata "Kami akan menunggumu kembali, (N/N). Sampai saat itu, istirahatlah."
Pintu tertutup. Suara langkah kaki mereka mulai menjauh. Sang dokter berdiri "Buatlah dirimu nyaman."
"A-anu, nama anda?"
"Oh, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Albert Forscher . Kau bisa memanggilku Albert. Dan ini rumahku, jika kau butuh apa-apa panggil saja. Ruanganku tepat di sebelahmu."
Dokter Albert pun pergi.
Loh, rumahnya? Bukankah seharusnya aku di rumah sakit?
Ahh semua ini membuat kepalaku pusing.
----------
Bisa bisanya aku tertidur saat perut lapar. Aku berjalan keluar kamarku yang ternyata ada di ujung lorong. Kalau dipikir pikir ini rumah yang cukup besar. Setelah melewati 3 kamar aku melihat tangga menuju lantai atas.
Tunggu, ini basement? Untuk apa ada basement disini.
Aku membuka pintu yang menghubungkan basement dengan lantai atas, dan hampir bertabrakan dengan Albert yang membawa beberapa buku.
"Ah, (Y/N) kamu sudah bangun ternyata" Dia berkata sembari tersenyum. Sepertinya dia orang yang suka tersenyum.
"Eh, iya Dok, eh Albert maksudku" aku menjawab dengan gugup, sang Dokter tertawa kecil. Ketika dia ingin mengatakan sesuatu, perutku mengeluarkan suara yang membuat tawa Albert semakin kencang.