"My sweet heart, jangan pernah berdekatan dengan pria sekalipun dia teman mu. Jika kamu melanggarnya siap-siap melihat jasad nya berserakan dimana-mana." Seorang Pemuda tersenyum misterius seraya mengodongkan badannya.
"Kakak gila! Aku bukan robot!"...
Sebuah mobil sport Lamborghini Aventador berwarna hitam berhenti di depan kampus ternama di Indonesia. Kampus tersebut bernama university Olympus.
University Olympus kampus termahal 95% orang-orang yang berkuliah di sini, orang yang memiliki banyak harta. 5% orang yang memiliki beasiswa, pemilik kampus ini menjamin orang yang memiliki beasiswa didapat berkerja di perusahaan yang sudah ditentukan.
Masyarakat tidak tau pemilik asli kampus tersebut, sebab pemilik kampus menutup rapat identitas nya, setiap pertemuan pasti diwakilkan oleh asisten pribadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Kampus university Olympus)
Pria tampan turun dari mobil, tatapan matanya begitu tajam, tidak ada ekspresi wajah yang ditampilkan. Pria itu melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung nya.
Orang-orang di sana memekik keras, bagaimana tidak berteriak, saat melihat manusia titisan dewa Yunani turun dari mobil mewah. Walaupun disini mayoritas orang-orang memiliki wajah yang hampir sempurna, tetapi salah satu ini sangat berbeda memiliki aura yang begitu melekat.
Pria tampan tersebut adalah Damian Langit Elino. Damian menerima tawaran sebagai dosen penggantiz awalnya ia tidak ingin, tetapi dia memiliki tujuan. Damian yang mendengar kebisingan ia meyumpal telinganya.
Damian berjalan menelusuri lorong koridor. Damian hanya membawa beberapa buku saja. Pakaian yang ia kenakan begitu simpel, ia hanya mengenakan celana panjang dan kaos polos hitam.
Setelah sampai di kelas. Damian langsung masuk kedalam dan memperkenalkan diri. Banyak yang memberikan pertanyaan, tetapi Damian abaikan baginya pertanyaan yang mereka ajukan tidak penting, dia akan menjawab jika menyangkut pelajaran. Mereka merasa kecewa karena tidak ditanggapi oleh Damian.
Damian mengamati setiap penjuru ruangan. Damian membuang nafas kasar. Dia sudah datang lebih awal, tapi kenapa orang yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang.
"Kita absen dulu," ujar Damian dingin. Mereka mengangguk kepala lesu. Mereka kira dosen penganti nya dapat diajak ngomong panjang lebar.
Damian mulai mengabsen satu persatu nama yang tertera di kertas yang ia bawa tadi.
