15

28.3K 5.1K 330
                                    

Kalo total votenya nyampe 1k ntar up cepet deh.

Seperti yang dikatakan sebelumnya Ragil gak lagi ngejemput Jaevin karna sekarang anak itu bawa motor sendiri dan mulai anter jemput Jessica. Pagi ini aja Jaevin sama Jessica jalan berdua di koridor.

"Haii~ dek Jaevin," sapa Ragil pas Jaevin lewat depan kelasnya, tapi Jaevin gak ngejawab dan cuma lambaiin tangan.

"Njir, gak dijawab."

"Sabar, ya bro," Dergan menepuk punggung sahabatnya.

Ragil gak terima digituin sama Jaevin jadi dia ngikut Jaevin sampai ke kelas.

"Dek, lu kok nyuekin gua?"

"Apaan sih? Gua kan gak nyuekin lu."

"Tadi gak jawab teguran gua."

Jaevin menatap Ragil dengan wajah gak bersahabat, "lu kok tiba-tiba jadi baperan begini?"

"Gua.."

"Udah sana balik ke kelas lu!"

"Lu ngusir gua?" Tanya Ragil gak terima.

"Vin, aku bawa sesuatu buat kamu," ucap Jessica sambil menghampiri Jaevin. Seketika fokus Jaevin teralihkan sepenuhnya pada Jessica.

"Bawa apa kamu?"

"Susu. Kamu suka susu kan?" Jessica menyodorkan sekotak susu vanilla.

Jaevin tertawa canggung lalu menerima susu pemberian Jessica, "makasih, jes."

"Kok diterima? Bukannya lu gak suka vanilla?" Ragil buka suara.

Jessica mengerjap tampaknya dia ngerasa bersalah, "e-eh? Jaevin gak suka vanilla?"

"Apaan sih gil sok tau lu! Mending lu balik ke kelas sana," Jaevin mendorong sisi bahu Ragil mengisyaratkan agar cowo itu cepet pergi. Mau gak mau Ragil pun pergi.

"Ragil sok tau tuh aku suka kok susu vanilla apalagi yang ngasih cewe cantik kaya kamu."

"Beneran? Kalo kamu emang gak suka gak usah diminum."

"Beneran aku suka-suka aja sama vanilla. Nih ya, aku minum," Jaevin menusuk kotak susu itu dengan sedotan lalu mulai meminum susunya.

"Umm~ enak."

"Besok aku beliin lagi, mau?" Tawar Jessica yang bikin Jaevin kelabakan.

"Gak usah jes, aku gak mau kamu buang-buang uang cuma buat aku."
.

.

.

.

.

"Sialan der masa si Jaevin ngusir gua padahal dia gak pernah gitu," adu Ragil pada Dergan pas dia udah nyampe kelas.

"Belum lagi masa dia mauan aja minum susu vanilla, lu inget sendiri kan yang waktu itu dia nolak susu vanilla pemberian gua. Kenapa dia malah nerima susu dari tu cewe?!"

"Gak tau diri banget tu anak."

Dergan menghela nafas, "maklumin aja kek gil namanya juga orang jatuh cinta ya wajar kaya gitu."

"Gak wajar anj! Gua deket sama banyak cewe tapi gak pernah lupa temen, lah tu anak baru deket sama satu cewe kok lupa sama temen sendiri."

"Terus mau lu apa?"

"Gua mau Jaevin!" Jawab Ragil cepat.

Dergan tersenyum miring, "maksud lu?"

"Emm.. maksud gua, gua mau temanan akrab lagi sama Jaevin."

"Jaevin lagi masa pdkt an sama doi nya jadi pasti dunianya berpusat ke doi ntar juga kalo dah pacaran dia balik lagi temenan sama lu."

Ragil akhirnya gak bisa ngejawab lagi, dia cuma bisa mengangguk lesu. Dergan diam-diam tertawa melihat tingkah sahabatnya ini karna sebelumnya Ragil bukan cowo yang bawel kalo dijauhin sama temen.

~''~

Pulang sekolah ini udah dipastikan Jaevin baliknya sama Jessica tapi tu anak bedua gak langsung ke rumah melainkan melipir dulu ke kedai es krim. Jessica mesen es krim vanilla sedangkan Jaevin udah pasti mesen rasa cokelat kesukaannya.

"Enak gak es krim nya?"

"Enak banget. Kamu mau nyobain punya aku?"

"Boleh," Jaevin menyetujui, merelakan makan sesuatu yang gak dia suka demi lancar pdkt sama doi.

"Aaa~ buka mulutnya."

Jaevin memakan satu suapan es krim vanilla dari Jessica, "enak jes. Kamu mau nyobain punya aku juga?"

Jessica mengangguk semangat, "mau, mau!"

Setelahnya Jaevin menyuapi sesendok es krim untuk Jessica, dia juga sengaja membuat es krim itu sedikit belepotan ke bibir Jessica, "hehe gemes banget, bibirmu jadi belepotan," Jaevin mengulurkan tangan untuk mengusap bibir Jessica.

"Mau ngelapin bibir gua? Udah basi yang kaya begituan lagian gua masih punya tangan sendiri gak perlu tangan kotor lu."

Jaevin melotot sempurna pasalnya barusan dia ngerasa sesuatu yang kenyal, lembut, dan basah menubruk sudut bibirnya.

"Ragil! Lu gila?!"

"Apa? Tadi katanya gak mau dibantuin lap pake tangan, yaudah gua bantu pake mulut gua langsung aja," ucap Ragil, santai.

"Vin, kok bengong?" Tegur Jessica.

"Ah, sorry," Jaevin menunduk merutuki diri sendiri dalam hati karena bisa-bisanya dalam keadaan kaya gini dia malah keinget Ragil.

"Hayolo kepikiran cewe lain, ya?"

"Apaan sih jes, cewe yang lagi deket sama aku kan cuma kamu."

"Tapi yang digombalin banyak, kan?"

"Udah gak kok, paling enak gombalin kamu."

Jessica tertawa kecil, "buaya."

"Udah makan es krim nya?"

"Iyaa."

"Aku bayar dulu abis itu kita balik, ok?"

"Ok~"

"Lu yang bayar kan, gil?"

"Apa? Bayar sendiri-sendiri lah, lagian kan makanan lu lebih banyak dibanding punya gua," jawab Ragil iseng. Sebenernya dia emang mau bayarin Jaevin.

"Dih! Kok daddy gitu sih? Kan kita udah sepakat, daddy bayarin aku terus aku puasin daddy!" Jaevin mengeraskan suaranya.

"Anjir! Iya iya gua yang bayar, diem lu!"

Jaevin menggeleng-gelengkan kepala dia bergegas menuju kasir lalu membayar es krim nya dan Jessica. Sial, Jaevin jadi kesel sama dirinya sendiri kenapa bisa dia keinget Ragil terus padahal dia lagi sama Jessica.

Mabok Ragil, dimana-mana ada Ragil padahal gak ada🚶🏽‍♀️
Asek ngahaha voment nya ya kak:3

Homophobic [BXB] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang