Jiyeon bangun pagi-pagi sekali, rasanya memang sedikit aneh terbangun dengan suasana lain. kamarnya tidak seterbuka yang ia kira, gadis itu hanya tinggal menekan remot kecil yang terletak di atas nakas, dan gorden warna hijau gelap menutupi seluruh dinding kaca tersebut.
Saat ini, Jiyeon berdiri dengan keempat ujung jari yang mengetuk-ngetuk di permukaan meja. Sesekali telunjuknya juga menyentuh dagu dengan satu tangan yang terlipat di bawah dada. Melihat bahan makanan yang sudah ia keluarkan dari dalam kulkas, gadis itu bingung akan memasak apa untuk sarapan.
Ia tidak menemukan sereal dan tentu pula tidak ada mesin pembuat kopi seperti di apartemen milik Taehyung. Hanya ada susu stroberi dan roti tawar di dalam cabinet.
Berperang dengan pikirannya hampir seperempat jam, Jiyeon akhirnya memutuskan membuat sandwich. Dimulai dengan mengolesi roti tawar dengan margarin dan memanggangnya di atas teflon. Setelahnya, Jiyeon mengiris bawang bombay, memasak telur orak arik, memotong timun yang sudah dicuci bersih bersamaan dengan selada, gadis itu juga memasukan daging kornet sebagai isian. Hanya sedikit saus karena Taehyung tidak suka pedas dan begitu banyak saus untuk Jiyeon yang pecinta pedas.
Setelah selesai, gadis itu mulai membuat segelas susu stroberi untuk Taehyung, dan untuknya mungkin air putih saja karena Jiyeon tidak begitu menyukai susu stroberi.
"Kau memakainya, it's not a good sign, Jiyeon."
Jiyeon meremang merasakan hembusan napas Taehyung di tengkuknya yang terekspos karena gadis itu menyanggul asal rambut panjangnya. Dan sentuhan tangan Taehyung pada bokong dan payudaranya membuat Jiyeon menahan napasnya tanpa sadar.
"Apa tiga aturan terlalu banyak untukmu?" tanya Taehyung sambil menjauh dan mengitari meja makan, menarik kursi dan duduk setelahnya.
"Maaf Op—Daddy," ucap Jiyeon cepat-cepat mengoreksi.
Hanya sedetik menaikan wajahnya menatap Taehyung yang berbalut training pendek hitam dan T-shirt putih tanpa lengan. Rambut hitamnya dibiarkan berantakan, namun Jiyeon harus menahan gejolak dalam diri karena Taehyung begitu tampan saat ini.
"Duduk dan kita mulai sarapan," katanya menarik sepiring sandwich mendekat. "Kecuali kau ingin mengumpulkan hukuman-hukuman yang akan dengan senang hati aku berikan jika kau terus berdiri dan mengigit bibirmu seperti itu."
Tangannya cepat menggapai punggung kursi dan menariknya. Duduk berhadapan dengan Taehyung yang mulai sibuk dengan sarapannya.
"Buat satu lagi susu stroberi untukmu," ujar pria dominan itu selesai menelan kunyahan sandwich-nya.
Menuruti titahan Taehyung, Jiyeon melihat susu stroberi tersebut dengan tatapan tidak bersahabat. Gadis itu ingin kopi, tapi melihat fasilitas yang tersedia, juga tidak ada satu pun kopi, Jiyeon bisa memastikan ia tidak akan mendapatkan kafein di sini.
Sarapan berjalan dengan penuh kediaman, Jiyeon melawan rasa cemas sendirian dan Taehyung sadar akan hal itu. Ini persoalan dari Jiyeon sendiri, seandainya gadis itu hati-hati dan mengingat tiga aturan yang Taehyung terapkan, hukuman tidak akan menanti seperti saat ini.
Setelah selesai, Jiyeon membersihkan peralatan makanan mereka. Taehyung menuju ruang tengah dan menghidupkan televisi. Rasanya terlalu asing dengan suasana baru yang terjadi, hari Minggu yang belum pernah Jiyeon rasakan sebelumnya, Taehyung di rumah, bersantai di hari liburnya dan Jiyeon yang berada di rumah tanpa melakukan aktivitasnya membaca buku di perpustakaan seperti biasanya.
Mengeringkan kedua tangannya, Jiyeon membuka kulkas dan mengambil satu botol minuman soda di dalamnya. Ia butuh pengalihan dari rasa cemas yang enggan meninggalkannya sedari tadi.