⚪02⚪

1.9K 298 204
                                    


Pagi-pagi sekali, Jiyeon sudah disibukan dengan kegiatannya setiap hari, membuat sarapan pagi untuk ia dan Taehyung. Setelah menata dua piring berisi bacon dan telur mata sapi di atas meja makan, Jiyeon segera menyiapkan susu strawberry untuk Taehyung.

Tak lama kemudian, Taehyung keluar dari kamarnya dengan setelan kemeja cokelat dan jas hitam yang ia sampirkan di punggung sofa, sebelum berjalan ke meja makan. Mata elangnya menatap Jiyeon yang berada di balik espresso machine, membuat minuman yang selalu menemani sarapan pagi gadis itu.

"Kuliah pagi?" tanya Taehyung. Jiyeon sudah rapi dengan T-shirt ungu dan jeans putihnya. Surai cokelat yang selalu dikuncir satu, memamerkan keindahan leher jenjang yang begitu mulus. Taehyung mengutuk dirinya yang baru menyadari jika gadis sepuluh tahun yang ia bawa, kini sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang begitu cantik.

Jika dulu tubuh Jiyeon begitu kecil, datar seperti anak kecil pada umumnya, kini semua lekuk dan kumpulan lemak yang begitu pas melekat di tubuh rampingnya. Kulit putih yang cenderung pucat itu tampak kontras dengan T-shirt ungunya, menyembunyikan dada indah yang begitu pas untuk tubuh kecilnya. Selama ini Jiyeon memang menyembunyikan keindahan alami yang gadis itu miliki di balik pakaian kebesaran yang membuat badannya tampak mungil.

Jiyeon mengangguk menjawab pertanyaan Taehyung tadi, kemudian gadis itu menyesap kopinya sedikit dan meletakkannya kembali pada tatakan.

"Apa Oppa akan lembur hari ini?" Jiyeon balik bertanya. Sebab, pada hari Sabtu Taehyung selalu pulang dini hari, nyaris saat matahari menampakan presensi.

"Mungkin," balas Taehyung.

Mereka tidak lagi melanjutkan percakapan, hal yang terlampau biasa menanyakan rutinitas sehari-hari saat sarapan, karena waktu yang mereka miliki untuk berdua seperti ini sangatlah jarang. Entah itu Taehyung yang sibuk dengan pekerjaan bahkan di hari Minggu, atau Jiyeon yang menghabiskan waktu senggangnya untuk membeli novel dan bertahan begitu lama di perpustakaan yang berada di pusat kota.

Taehyung menghabiskan sarapannya, kini pria itu tengah meneguk susu strawberry yang selalu ia konsumsi setiap hari.

"Jiyeon?"

Merasa Taehyung mengintruksinya, Jiyeon pun refleks menghentikan suapan dan meletakkan kedua sendok di tangannya ke atas piring, meraih serbet dan mengusap sudut bibirnya. Tubuhnya dengan posisi sopan, juga kedua tangan yang kini berada di pangkuan.

"Ya Oppa?"

Hal sekecil itu tidak luput dari penglihatan Taehyung, gesture yang begitu alami, dan Taehyung yakin jika Jiyeon tidak sadar apa yang baru saja gadis itu lakukan. Kejadian itu semakin memperkuat persepsi Taehyung. Tapi ia harus memastikan kembali, hingga Jiyeon bisa mengakui sendiri nantinya.

"Kenapa sering menguncir rambutmu? Oppa lebih suka melihat kau menggerainya."

Kedua tangan kecil itu saling meremat mendengar penuturan santai Taehyung. Heran, kenapa Taehyung mulai memperhatikan penampilannya? Bukankah selama ini pria itu tidak terlalu peduli?

"Hanya pendapatku, buatlah senyamanmu," ungkap Taehyung. Tahu jika Jiyeon mempertanyakan tingkahnya yang mungkin begitu tiba-tiba.

Taehyung menghabiskan minumannya dan bangkit dengan suara decitan kursi yang menarik Jiyeon dari pemikiran rumitnya pagi ini.

"Aku berangkat, kau berhati-hatilah saat di jalan." Selepasnya, Taehyung meninggalkan Jiyeon yang masih terdiam di balik meja makan, sarapan yang masih bersisa pun tidak lagi di sentuh. Gadis itu memilih segera membersihkan peralatan makan dan menuju kampusnya.


"Waw, tumben sekali kau menggerai rambutmu, Babe?" Lucas yang mendapati kekasihnya baru saja turun dari mobil putihnya, langsung menghampiri dan merangkul bahu sempit Jiyeon.

Illegal [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang