⚪06⚪

1.3K 233 28
                                    

Pakai ini, aku akan menjemputmu jam 7 malam nanti.

Daddy

Jiyeon berdebar setelah membaca pesan singkat yang ditulis Taehyung pada sticky note kuning dan ditempelkan di atas gaun berwarna baby blue yang terlipat rapi di atas ranjang Jiyeon.

Benarkah mereka akan memulainya hari ini? Dan jam yang dijanjikan Taehyung hanya berselang tiga puluh menit lagi. Sial!

Salahkan Jiyeon yang terlalu larut dengan buku-bukunya hingga lupa jika hari ini dan esok adalah hari sesi yang sudah Taehyung tentukan. Setiap Sabtu dan Minggu.

Bergegas ke kamar mandi, Jiyeon membersihkan diri lebih singkat dari yang biasanya. Tidak merias diri di depan cermin dan langsung mengenakan gaun selutut pilihan Taehyung.

Gadis itu juga menggerai rambut panjangnya, hal yang jarang sekali ia lakukan karena lebih nyaman menguncir surai lembut itu daripada membiarkannya berkeliaran dan mengganggu saat ia melakukan aktivitas.

Sudah terlambat beberapa menit dari waktu yang seharusnya, mengerang kesal, gadis itu berjalan keluar dan mengenakan sepatunya sebelum berlarian menuju lantai paling bawah gedung ini.

Ia bisa melihat mobil hitam milik Taehyung yang terparkir di depan gedung. Gadis itu melirik arloji di pergelangan tangan kirinya dan mendesah pelan. Sudah lebih dari sepuluh menit keterlambatannya. Ya ampun, mereka bahkan baru memulainya.

Taehyung turun dari mobil dan menyematkan senyum tipis khas-nya. Membukakan pintu untuk Jiyeon dan mempersilahkan gadis itu masuk. Jiyeon memperhatikan tubuh tegap Taehyung yang melangkah santai mengitari depan mobil dan bergabung dengannya di dalam mobil.

Jiyeon tidak berani memulai percakapan, dan kebungkaman Taehyung bukan hal baru lagi baginya. Perjalanan yang menghabiskan waktu satu jam ini cukup mengerikan karena keduanya tidak berbuat sesuatu untuk menyelamatkan mereka dari kesunyian.

Hingga mobil itu mulai memasuki sebuah halaman yang cukup besar, juga rumah megah yang berdiri kokoh menyambut keduanya.

Berdecak kagum dalam hati, Jiyeon memperhatikan sekelilingnya dengan teliti. Rumah yang elegan ini sangat terawat,  halaman depan yang luas juga menambah kesempurnaannya. Namun bagunan dua lantai ini lebih terkesan seperti balok kaca raksasa.

Di mana setiap dindingnya nyaris terbuat dari kaca, segala macam furnitur di dalamnya terlihat jelas dari luar. Hampir semua ruangan bisa tembus pandang, dan apa itu? Astaga! Bahkan Jiyeon bisa melihat kamar mandi dengan sangat jelas sekarang. Bangunan megah ini membuat Jiyeon menganga tidak percaya.

Hanya ada dua orang penjaga yang menyambut mereka tadi di depan, sebelum memasuki gerbang. Dan sekarang, Jiyeon tidak merasakan kehadiran siapa pun lagi selain mereka berdua.

Taehyung terus menggiringnya hingga mereka memasuki rumah yang tampak begitu sepi, namun aroma masakan yang lezat langsung menyapa mereka.

"Makanlah dulu, kau bisa mengagumi tempat ini besok pagi, akan terlihat lebih jelas."

Gadis itu menggigit pipi bagian dalamnya, jika malam hari saja sudah sejelas ini, bagaimana pagi hari? Saat sinar matahari lebih berkuasa dari lampu paling terang sekali pun.

"Ini, rumah milikmu?" Rasanya canggung sekali tidak lagu menggunakan embel-embel oppa pada Taehyung. Namun Jiyeon tidak ingin ada kesalahan kedua dan hukumannya semakin bertambah. Yang pertama saja belum jelas ujungnya.

Taehyung mengangguk dan mereka mulai menarik kursi meja makan untuk duduk di sana. "Hanya ada dua pelayan wanita di sini  bagian membersihkan rumah dan memasak makanan."

Illegal [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang