Gimme a Break - 2

2.6K 396 59
                                    


"Naruto masih mengurung diri di kamar, ya?"
Minato menatap pintu kamar Naruto dengan rasa penasaran yang tinggi. Sebuah nampan berisi makanan ia persiapkan untuk Narutoーberjaga-jaga siapa tahu putranya lapar.

"Iya." Sedangkan Kushina menanggapi seadanya.

"Biasanya dia selalu pergi ke sekolah meski dalam keadaan heat." Minato maju selangkah, tubuhnya berbalik miring. Menempelkan telinga, Minato mencoba untuk mencari tahu adakah kegiatan mencurigakan di dalam kamar Naruto. "Mungkinkah dia sedang tidak baik-baik saja?"

"Yah, walau bagaimanapun dia masih dalam masa heat-nya." Kushina menanggapi pernyataan suaminya dengan wajah datarnya. Suaminya itu terlalu posesif pada Naruto meski putranya selalu mengamuk jika suaminya selalu bersikap seperti itu.

"Ini reaksi normal bagi omega yang tidak menggunakan obat penekan heat. Hei, jangan coba-coba masuk Minato!"

"Tapi!"

Kushina menghela napas lelah. Beginilah Naruto memanggil orangtuanya. Putranya memanggil kedua orangtuanya dengan nama bukan panggilan untuk orangtua pada umumnya.

Jika kedua orangtua Naruto sedang mengkhawatirkannya, maka hal itu tidaklah perlu karena yang dikhawatirkan sedang menikmati dunianya sendiri. Menyentuh dirinya sendiri dengan sebuah tempat pensil kain dalam genggaman. Hidungnya mengendus rakus aroma alpa yang ditemuinya.

Biasanya jika Naruto sedang dalam masa terburuk, ia akan menanganinya dengan berlatih dengan keras. Ketika tak kunjung reda, terkadang ia bermain dengan lubang di belakang tubuhnya, tapi hanya sebentar. Namun ini kali pertama dirinya mengurung diri selama berhari-hari. Pasti semua ini karena ia telah membawa pulang barang alpa yang ditemuinya kemarin.

Saat Naruto menginjak kelas 3 SMP, dalam perjalan pulang sekolah ia kurang beruntung. Mendapatkan heat pertama dan bertemu beberapa alpa. Ia jatuh terduduk di samping bangunan pertokoan. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh para alpa yang menemukannya. Mereka berusaha menyentuhnya, tapi Naruto tidak menginginkannya.

Para alpa itu mengatakan jika omega diciptakan hanya untuk dibuahi. Mendengar hal tersebut, emosi Naruto meluap. Saat matanya tak sengaja melihat pipa besi di sampingnya, tubuhnya bergerak bebas menghajar para alpa yang mencoba untuk mengganggunya. Mulai hari itu ia berjanji bahwa ia akan menghabisi seluruh alpa yang merendahkan omega.

Kebanyakan yang datang mengajak berkelahi dengannya adalah tipe-tipe alpa seperi itu. Namun alpa yang ditemuinya kemarin berbeda dari alpa lainnya. Alpa itu mengatakan agar ia menjaga dirinya sendiri dan pergi ke dokter. Dia mirip seperti Minato dan Kushina. Sungguh dia alpa yang sangat aneh. Bahkan ia telah menyentuh dirinya sendiri dengan waktu berhari-hari menggunakan tempat pensil kain anehnya.

Naruto memperhatikan tempat pensil kain di tangannya. Lama memperhatikan membuatnya kesal. Dengan cepat ia bangun dari tidur miringnya. Mendudukkan diri di atas kasur. Menggenggam erat tempat pensil kain di tangannya, dengan tekad kuat ia akan membunuh alpa itu. Ia melakukannya untuk menghilangkan rasa bersalah pada dirinya sendiri karena telah menyentuh dirinya sendiri.

***

"Apakah kau bersumpah jika kau tidak melakukannya dengan Namikaze Naruto?"

Sasuke menyedot jus jeruk kemasan kotak di tangannya dengan rasa kesal. "Sialan kau Deidara! Sudah kukatakan berapa kali dan kau masih menanyakan hal yang sama!?"

"Kau membawa seorang pemuda yang sedang dalam masa heat, bukankah hal yang wajar jika hal seperi itu terjadi?"

"APA!?" Pelipis Sasuke berkedut. Tubuh bagian atasnya sedikit berbalik menghadap Deidara yang duduk di belakang kursinya. "Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku hanya menjelaskan dengan rinci mengapa obat penangkal heat itu penting."

いい加減にしろ ( Ii Kagen ni Shiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang