Gimme a Break! - 6

2.2K 340 36
                                    

Termenung menyesali yang terjadi rasanya percuma. Segalanya tidak akan sama seperti sebelumnya dan hanya meninggalkan rasa kurang nyaman bagi Sasuke. Pemuda itu duduk bersandar pada matras dengan kedua kaki tertekuk di depan. Di belakangnya Naruto berbaring memunggunginya. Rasa-rasanya ia tidak percaya dengan apa yang dilakukannya pada Naruto.

Sudah 3 jam ia terkurung di ruang penyimpanan alat olahraga dan ia melalui 3 jam itu berdama omega yang sedang heat. Sasuke tidak menyangka jika ia akan lepas kendali seperti itu hanya karena Naruto. Padahal ia sudah meyakinkan diri bahwa Naruto itu sesuatu yang tak layak disentuh olehnya. Selain sikap bar-barnya, Naruto juga membenci kaum alpa seperti dirinya.

Sasuke memutar tubuhnya dna memandang tubuh telnajnag Naruto dan saat melihat bagian leher, ia merasa lega karena tidak memberi tanda giitan di sana. Jika ia meninggalkannya, maka Naruo akan menjadi pasangannya. Dalam pikirannya tidak terlintas sedikit pun akan menandai omega saat ia tidak memiliki perasaan apa pun pada Naruto. Namun tidak ada yang perlu disyukuri dari kejadian yang telah terjadi. 

"Oi, berikan aku air."

Sasuke kembali memutar tubuhnya dan kembali bersandar pada matras. Tangannya meraih botol air mineral di samping tubuhnya. "Maaf." Sasuke menyerahkan botol di tangannya tanpa merubah posisi tubuhnya. Rasanya ia tidak snaggup harus bertatap muka dengan Naruto setelah apa yang terjadi.

"Kenapa kau meminta maaf?"

Biasanya seseorang akan meminta maaf jika dalam situasi seperti ini."

Naruto membangunkan tubuhnya dan menutupi tubuhnya dengan gakuran miliknya. Perlahan ia meminum air yang diberikan Sasuke untuknya. "Tidak usah meminta maaf. Itu membuatku marah. Lagi pula aku juga tidak akan meminta ma …." Naruto jatuh terduduk ketika ia sudah beringsut turun dari matras dan berniat bangkit untuk mengambil seragamnya yang tercecer. "Ck!"

Sayangnya saat berdiri, ia merasakan cairan hangat mengalir di antara pahanya dan pinggangnya juga terasa ngilu. 

Dan pemandangan itu tak lepas dari mata kelma Sasuke. Dengan cepat Sasuke bangkit mengambil obat pil penangkal rut miliknya. "Aku juga akan mempertanggungjawabkan hal ini."

"Tanggung jawab? Aku akan membunuhmu, sialan! Aku akan bertanggung jawab pada diriku! Kau urus saja dirimu sendiri!"

"Aku tidak mengerti dengan apa yang akan kau katakan. Ngomong-ngomong … aku akan memastikan kau menerima ini." Sasuke memasukkan pil ke dalam mulutnya, kemudian menghampiri Naruto.  Satu lutut kakinya bertumpu pada matras. Tangannya meraih hidung Naruto dan mengapitnya dengan kencang. Mulutnya dengan segera membungkam mulut Naruto yang akan kembali melakukan aksi protesnya. 

Sasuke memuntahkan pil dalam mulutnya ke dalam mulut Naruto dan mendorong pil tersebut sampai bagian terdalam mulut yang bisa dijangkau lidahnya. 

Akibat perbuatan Sasuke tersebut, obat penangkal tersebut tertelan oleh Naruto. "Uhuk!uhuk! Apa yang kau lakukan!?" Naruto mendorong dada Sasuke hingga Sasuke menjauh dari tubuhnya.

"Mungkin pil anti hamil tidak akan efektif. Untuk berjaga-jaga lakukan tes kehamilan. Aku akan memberimu uang untuk biaya tersebut. Beritahu kontakmu padaku."

"Kau begitu keras kepala dan sangat mengganggu! Aku akan membunuhmu!"

Sasuke tertunduk merasa kecewa pada dirinya sendiri karena lepas kontrol. Pada akhirnya ia tidak jauh berbeda dengan ayahnya.

Naruto bergegas membereskan diri karena tidak tahan dengan sikap Sasuke padanya. Kakinya melangkah meninggalkan Sasuke menuju pintu keluar. Kedua tangannya menarik dan mendorong gagang pintu memeriksa apakah pintunya bisa dibuka olehnya. "Ternyata hanya dikunci menggunakan rantai dan gembok. Aku tidak memperhatikannya saat masuk. Harusnya kau memberitahuku dari awal. Lagipula aku tidak bisa menggunakan kekuatanku saat aku heat."

いい加減にしろ ( Ii Kagen ni Shiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang