Gimme a Break - 8

1.9K 310 9
                                    


Suasana menenangkan, udara sejuk dari alat pendingin ruangan di sebuah kafe membuat Sasuke kian larut dalam lamunan tentang sebuah rasa yang perlu didalami lebih jauh lagi. Bertanya dalam hati mengapa waktu itu ia memiliki keinginan untuk mencium Naruto. Ia tidak ingin mengakuinya tapi … jangan katakan ia ….

"Apakah kau jatuh cinta dengan Naruto?"

Perkataan Deidara yang duduk di sebelahnya, di sebuah sofa panjang membuat Sasuke menyemburkan air minum di dalam mulutnya. Jika ia tak melakukannya, mungkin ia akan tersedak akibat pernyataan tersebut.

"Kenyataannya, kau sudah melakukan hal lebih intim dengannya, bukan?"

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" 

"Insiden di ruang penyimpanan alat olahraga itu ulahmu?"

"A-APA!? BUKAN!"

"Oke, kau bohong. Kau mengalihkan pandanganmu."

Sasuke menoleh ke arah Deidara dengan tatapan tajamnya. " A-APA YA-YANG KA-KAU KA-KATAKAN!?"

"Ah, jadi begitu. Dilihat dari reaksimu, sepertinya begitu."

Sasuke meraih kain lap kecil yang disediakan kafe untuk membersihkan air yang membasahi meja di depannya akibat semburannya tadi. 

"Kita membicarakan tentangmu, jadi kau tidak bisa bertahan dari feromonnya, bukan? oh, mungkin kau tidak bisa menolaknya. Tidak ada yang bisa menghindarinya. Hal itu tidak mungkin bisa diabaikan."

"Ada apa denganmu? Aku tidak mengatakan apa pun! Pertama-tama, kenapa kau berbicara tentang cinta!? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada seseorang seperti dirinya!"

Deidara menghela napas. "Pada awalnya kau tidak ingin terlibat apa pun dengannya. Dan kau terlihat terganggu saat ia mendekatimu. Bagaimanapun, akhir-akhir ini kau terlihat tidak fokus. Pikiranmu seperti berkelana begitu jauh. Kau selalu memasang wajah seperti itu."

Sasuke menunduk menatap gelas berisi sedikit sisa air miliknya. Apakah ekspresinya mudah terbaca?

"Kita berteman hampir 10 tahun … aku mengenalmu dengan baik. Naruto …."

Sasuke kembali memandang Deidara yang masih fokus menatap lurus ke depan.

"Dia tidak menggunakan obat penangkal, dan berkeliaran, menyebarkan feromon ke mana-mana. Mungkin tujuannya adalah alpa serius sepertimu. Ada rumor seperti itu. Jangan biarkan dia menipumu, oke?" 

"Apa?"

"Ngomong-ngomong, dia sebenarnya bermain-main dengan banyak laki-laki …."

Sasuke melebarkan kedua matanya. Tangannya bergerak meraih kerah kemeja Deidara, menggenggamnya erat, dan menatap tajam mata Deidara. "Dia bukan tipe orang yang seperti itu, mengerti!?" Sasuke terdiam mencerna reaksinya setelah mendengar ucapan Deidara. Ia langsung marah mendengarnya. Mungkinkah ucapan Deidara tentang jatuh cinta pada Naruto itu benar?

Sasuke melepaskan genggamannya di kerah kemeja seragam Deidara dan mengubah ekspresinya seolah ia tidak tersinggung dengan ucapan Deidara. "Mmm, dia itu bodoh. Dia tidak cukup pintar untuk melakukan hal itu," berkata dengan canggung, Sasuke mengalihkan pandangan ke depan.

Deidara menatap kecewa pada Sasuke. Namun hal itu hanya bertahan sebentar saja. Saat kedua teman lainnya datang bergabung, Deidara bersikap seolah ia tidak membicarakan hal serius dengan Sasuke. 

***

Naruto duduk termenung di atas patung kucing tak jauh dari mainan perosotan anak-anak sebuah taman. Jarinya menyusuri bibirnya yang masih merasakan jejak ciuman Sasuke yang tertinggal. Tongkat besinya ia letakkan di atas pangkuan. Tangan kirinya memegang sebatang es krim. 

Mengapa Sasuke melakukan hal seperti itu? Ia tak mengerti sama sekali. Padahal ia tidak menyebarkan feromon pada Sasuke kala itu. Lagi pula, Sasuke berkata jika pemuda itu kehilangan kendali akibat kalah dengan instingnya. Meski Sasuke membenci dirinya sendiri akibat hal itu ….

Naruto mulai memakan es krimnya dengan pikiran melayang jauh memikirkan tindakan Sasuke padanya. Sekarang ia memikirkannya. Mengapa ia merasa tidak masalah jika melakukannya dengan sasuke? Memikirkan orang lain melakukan hal seperti itu padanya membuatnya muak. Memang benar pada awalnya ia berpikir Sasuke bukan alpa sialan. Hari itu di mana ia melakukan hal di luar batas serta ciuman semalam, mengapa ia menerimanya begitu saja?

"Naruto …."

Naruto melebarkan kedua matanya ketika angannya berlabuh pada raut wajah Sasuke memanggilnya saat melakukan hal itu padanya membuat jantungnya berdebar tak biasa. Tubuhnya seketika bergetar. Tidak mungkin ia kembali mengalami heat hanya dengan membayangkan wajah Sasuke saat melakukan hal itu dengannya. 

Naruto bangkit dengan tubuh bergetar hingga pipa besinya terjatuh ke tanah. Saat ingin mengambil pipa besinya, dua orang alpa datang.

"Lihat apa yang kita dapatkan di sini?"

"Itu mengapa aku mencium aroma menggiurkan, ternyata ada omega di sini."

Naruto meraih pipa besinya, menatap tajam kedua alpa yang menurutnya menyebalkan itu. 

"Jangan bilang ini heat pertamamu? Wah, kau memiliki tatapan yang tajam."

Naruto berusaha bangkit untuk menyerang kedua alpa di depannya, namun belum juga niatnya terlaksana, salah satu alpa laki-laki menendang tangan yang menggenggam besi hingga mengakibatkan besi di tangannya terlepas dari tangannya. 

"Bahaya berkeliaran dengan barang seperti ini." Sang alpa menendang pipa besi Naruto, menjauhkannya dari jangkauan Naruto.

"Bisakah kau berdiri?" Satu alpa lainnya mengapit ketiak Naruto dengan lengannya dan mengangkat tubuh Naruto agar berdiri.

"Rumahku tidak jauh dari sini. Haruskah kita membawanya bersama kita?"

Tubuh Naruto kian bergetar. Insting omeganya mulai bereaksi. Ia ingin seorang alpa. 

Bugh!

"Aku mencium aroma yang sangat kukenal, jadi aku datang untuk memastikannya. Apa yang kalian lakukan?"

Naruto bernapas lega melihat Sasuke datang tepat waktu. 

"Ada apa denganmu, brengsek! Aku akan menghajarmu sampai babak belur!" Salah satu alpa yang mengapit ketiak Naruto, berteriak marah melihat temannya tersungkur jatuh ke atas tanah setelah pemuda di depannya memukul temannya itu.

"Jika kau berpikir cukup tangguh …." Sasuke mengacungkan pipa besi milik Naruto yang diambilnya, disertai wajah tak bersahabat. "Lawan aku!"

"Ti-tidak. Bukan maksud kami …." Lelaki yang terjatuh akibat pukulan Sasuke bangkit dan berusaha berkilah bahwa mereka tidak berniat untuk melakukan kejahatan pada Naruto.

"Dia terlihat sakit. Kami hanya berusaha untuk membantunya, bukan begitu?" Yang satunya menimpali dan menjauhkan kedua tangannya dari tubuh Naruto. Ketika Sasuke lengah, keduanya langsung berlari meninggalkan taman.

"Demi Tuhan … apa yang terjadi padamu!? KENAPA KAU HEAT LAGI!? Biasanya ada batasan untuk heat yang tidak teratur." Sasuke menatap tajam Naruto yang terlihat lemah. "Kenapa kau terlihat lemah? Ada apa dengan kekuatan mentalmu? Sialan! Kekuatan feromonmu semakin menggila … oi!" Sasuke terdiam kaku saat Naruto menempel di tubuhnya, dan kepalanya jatuh ke atas bahunya. 

"Hei, Naruto!? Apakah kau baik-baik saja!? Naruto!?" Sasuke berteriak panik melihat Naruto hanya terdiam. Setelah lolos dari Deidara dan teman-temannya, ia langsung pulang. Kebetulan ia melewati taman ini. Ia merasa heran ketika melihat Naruto tidak melawan balik para alpa yang mengganggunya, jadi ia memutuskan untuk menolong Naruto.

TBC.

 

Maaf buat komen-komen yang belum sempat dibalas. Aku sibuk banget minggu ini. Semoga besok bisa update lagi. Aku usahain biarpun dikit.

いい加減にしろ ( Ii Kagen ni Shiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang