7

54 3 0
                                    

Ini benar benar suasana Yang sangat canggung bagi Lauren, karna saat ini dia dan David sedang bersama diruang tamu. bukan tanpa sebab, tapi memang Lauren benar benar bosan berada di dalam kamarnya seharian penuh. lagi pula tidak akan enak jika ia terus dikamar sedangkan bibi dan sepupunya sedang berkunjung.

"eung.. David, apa kau baru saja datang??" demi mengusir rasa ketidak nyamanan, Lauren dengan terpaksa memecahkan keheningan yang sudah berjalan hampir satu jam itu.

"tidak, kau terlalu banyak di kamar Lauren. lain kali bangun lah lebih awal, aga bisa membantu ibu mu dan nenek" sangat tajam, Lauren merasa seperti David mengklaim dirinya sebagai pemalas, ya walaupun betul sepenuhnya.

Lauren mengkrucutkan bibirnya, David memang selalu seperti itu saat sedang serius. mengatakan hal hal yang membuat siapapun lawan biacaranya menjadi sadar akan kesalahan mereka.

ini sudah tiga bulan lamanya semenjak mendapat berita tentang pembullyan David di sekolah, Lauren tidak tau kelanjutan kisah itu. karna ya memang tidak ada yang membahasnya lagi.

David beranjak dari tempat yang ia duduki sebelumnya, berjalan ke arah dapur yang di ikuti oleh Lauren.

"David, apa aku boleh bertanya sesuatu?" tutur Lauren lembut, ia takut jika David akan menjauhinya seperti sebelumnya

"hum, katakan saja" ucap David sambil sesekali melirik Lauren.

"apa aku melakukan sebuah kesalahan padamu? atau membuat mu kesal sampai sampai kau terlihat seperti sedang menjauhi mu?" Lauren menunduk, jujur ia rasa air matanya akan turun jatuh mengenai pipi chuby nya. dengan segera lauren menghapusnya, ia tidak mau David melihatnya.

"well, jika rasa kesal padamu, tentu saja ada. bukankah setiap manusia punya rasa kesal masing masing? terlebih lagi kita adalah saudara yang terbilang sangat dekat. benar bukan?

Lauren mengangguk, dan merasa senang di saat yang bersamaan. ini adalah kalimat terpanjang yang pernah david tuturkan dari sekian lamanya semenjak kepergian David.

aku tidak membencimu Lauren, hanya saja. kita harus memberikan jarak satu sama lain." kali ini David menunduk, ia tau kesalahannya. membuat Lauren sedih adalah sebuah kesalahannya, katakanlah ia egois. tapi ia benar benar tidak mau terlalu dekat dengan Lauren, takut menimbulkan sesuatu yang tidak di inginkan.

Lauren menghembuskan nafas sebentar, pipinya sudah basah sedari tadi. dia merasa terlalu merepotkan sepupunya hingga mereka harus menjaga jarak seperti ini.

"maafkan aku David, aku terlalu merepotkan mu" David yang melihat air mata Lauren pun merasa sedih, mendatkan badannya pada Lauren. memberi usapan lembut yang sangat Lauren rindukan itu, sungguh Lauren benar benar rindu kelembutan David padanya.

"jangan menangis, seharusnya aku yang minta maaf. membuat mu sedih sama saja mengagalkan sebagian tanggung jawabku" Lauren menoleh, menatap David bertanya.

"kau adik ku Lauren, sangat sakit ketika aku melihat kau menangis. terlebih lagi penyebabnya adalah aku" air mata Lauren ia hapus, semua tameng yang ia buat runtuh begitu saya.

Lauren memang anak yang terbuka tentang perasaannya, ia akan mengatakan apapun yang ia rasakan. terlebih lagi kepada David

"aku mohon David, kita sudah besar. seharusnya tidak seperti ini, aku ingin kita mendewasakan diri bersama. bukan berjalan masing masing, dan melupakan kenangan masa kecil" dengan sekuat tenaga Lauren menahan tangisannya, menangkup ke dua tangan yang sebelumnya bertender di bahu dan dan kepalanya.

"kau salah Lauren. pendewasaan itu adalah kemandirian, kau harus berjalan sendiri dengan cara sendiri. masalalu memang dikenang, tapi bukan untuk menjadi alasan. melainkan sebuah rasa syukur karna membuat mu bahagia." David memeluk Lauren. David tau, Lauren tidak akan pernah rela melepaskan semua orang yang berada di dekatnya.

"jika kau ingin kita seperti dulu, aku akan melakukannya. tapi dengan sebuah syarat bahwa kita tetap akan menjaga jarak, jangan terlalu Dekat seperti dulu. ayola kita bukan anak kecil yang bisa mandi bersama lagi" David terkekeh, membuat Lauren ikut terkekeh. ada rasa tidak rela, tapi ya tidak apa yang terpenting davidnya tidak akan menjauhi dirinya lagi.

BERUBAH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang