3

625 9 0
                                    

"Jika ini takdir, aku akan menerimanya, Tetapi beri aku waktu untuk melepaskannya, aku masih nenginginkannya untuk berada di sampingku" -Lauren

.
.
.

"T-tidak aku hanya menanyakannya" ucap david gugup

Air mata Lauren sebenarnya berada di ujung kelopak matanya, namun ia bersikeras untuk tidak mengeluarkannya di depan david

"Aku ke toliet sebentar" pamit Lauren pada david

Lauren lari secepatnya dari hadapan david

*DAVID POV*

Aku merasakan tidak enak hati pada Lauren, aku tau ia pergi ketoilet untuk menangis, itu kebiasaan Lauren sejak kecil

Terdengar ditelingaku isakan lauren, kita memang sering berpisah, tapi aku tidak pernah mengucapkan kata itu. Hingga akhirnya ini terjadi

*DAVID POV AND*

*LAUREN POV*

Aku menangis sejadinya, mungkin suara ku terdengar oleh david, tapi intinya aku benar benar tidak perduli, aku benci situasi ini

Aku pun mencuci muka ku dan langsung kembali

"Sudah?" ucapnya saat melihat ku keluar dari toilet

Aku pun menjawabnya hanya dengan senyuman, aku langsung menidurkan tubuh ku dikasur tidur, ku rasaakan david menidurkan badanya disamping ku, kini tangannya sudah melingkar di perut ku, dan saat seperti ini lah yang membuat ku tidak ingin kehilangan ya

"Tidak papa hanya sebentar"

Bluss

air mataku turun dengan sempurna, kata itu. Mungkin mudah diucapkannya, tapi tidak dengan yang mendengarnya

Dengan cepat ku membalikkan badanku dan aku pun menatap matanya

"Sebentar?" tanyaku padanya ia hanya mengangguk

"Mau kemana?" tanyaku lagi

"LA. Hanya untuk 3 tahun"ucapannya sambil tersenyum
Aku pun terduduk dari acara berbaring ku

"Apa kata mu?!..

Kau fikir 3 tahun waktu yang sebentar?!" kesal ku padanya

Ayolah tuhan, untuk 1 tahun tidak bertemu dengan nya cukup membuat ku gila, dan ini? Dia minta izin untuk pergi selama 3tahun! apa itu tidak membuat ku frustasi

*LAUREN POV AND*

AUTHOR POV

David pun ikut terduduk dan memeluk Lauren, ia tau Lauren sangat terpukul, ia hanya bisa memberi waktu untuk Lauren berfikir, ia juga tidak ingin meninggalkan lauren, walaupun Lauren mempunyai kaka adik dan saudara lainnya,tetap saja ia hanya menginginkan sosok david

David pun meneteskan air matanya, ia benar benar tidak kuat, melihat saudara tersayangnya menangis

"Aku janji setelah aku pulang dari LA aku akan mengajak mu pergi, kemanapun yang engkau suka" ucap david menenangkan lauren

Lauren hanya diam tidak berbicara satu katapun, ia hanya menangis dan menangis.

"Tinggalkan aku sendiri" titah Lauren pada david, david mengerti apa yang dimaksud Lauren, ia pun keluar dari kamar Lauren

Saat david  baru saja keluar dari kamarnya, ia melihat sosok wanita lansia yang menyamperinya

"Ada apa dengan kalian?" tanya neneknya

"T-tidak ada apa apa" ucap david agar neneknya tidak terlalu khawatir

"Aku tau, kalian bertengkar karna kau ingin ke LA kan?" titah neneknya

David melihat wajahnya yang sedang tersenyum, setelah itu ia memeluk sang nenek

"Aku benar benar tidak menyukai keputusan mama nek, tapi aku juga tidak bisa menolaknya"ucap david didalam pelukan sang nenek

"Aku tau itu... Lauren akan ku urus, kau mandi saja, masalah ini akan selesai secepatnya" jelas neneknya yang berusaha membuat semuanya baik baik saja

"terima kasih nek" kata david mengakhiri perbincangan nya

.
.
.

BERUBAH!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang