~Tuhan yang
mempersatukan,
namun Agama yang
memisahkan~
𖧷HAPPY READING𖧷
┅┅┅┅┅ ፝֯֟ ✧ ◦✦◦ ✧ ፝֯֟ ┅┅┅┅┅
Ombak laut yang bergulung-gulung masih menghempas pantai. Di atas kap mobil mewahnya, Marvin masih termangu dengan pandangan kosong ke arah lautan luas. Sementara tak jauh dari tempat duduknya, tepatnya di depan pintu mobil sebelah kanan, Febi masih berdiri dengan bibir membisu. Angin laut yang nakal sesekali menerbangkan rambut hitam yang melewati bahu.
Beberapa saat keduanya sama-sama membisu, diam seribu kata. Seolah-olah sibuk dengan pikirannya sendiri. Namun, keterdiaman itu tak berlangsung lama, karena Febi berinisiatif kembali berkata dan duduk di samping Marvin.
"Marvin, kamu tau gak aku sayang banget sama kamu?" tanya Febi, gadis mungil yang selalu membuat Marvin gemes melihat nya.
"Tau, aku juga sayang banget sama kamu," jawab Marvin jujur, Sambil mengacak-acak rambut Febi.
"Tapi kenapa sih, cinta kita gak pernah sebahagia orang pacaran di luar sana," ujar Febi wajahnya menjadi lesu.
"Kata siapa kita gak sebahagia mereka, kita setiap hari ketemu, kita bisa mesra-mesraan di mana aja, sedangkan mereka belum tentu bisa sebahagia kita," jawab Marvin.
"Apa kita mungkin bisa kaya gini terus. Selamanya?" tanya Febi matanya memerah, rasa-rasanya ingin sekali menangis sekarang juga.
"Bisa," jawab Marvin enteng.
"Tapi kamu tau kan kita itu beda, Marvin."
"Aku tau, terkadang manusia hanya berfokus pada perbedaan. Ngurusin perbedaan gak ada habisnya, kita manusia di ciptakan tidak ada yang sama." Marvin mendekap tubuh gadis itu, air matanya sudah mulai mengalir begitu deras.
"Tapi kalau kita gak—" Marvin segera menutup mulut Febi, tidak membiarkan Febi berkata sesuatu yang terus membuat dia menangis kembali.
"Biar Tuhan yang menjawab sampai kapan kita akan bersama."
Tbc
Jangan lupa vote and komen.
Follow ig: erlisadp_03
Sampai ketemu di chapter selanjutnya
Babay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIN GERLANGGA
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA:) Di saat aku menggenggam tasbihku, dan kau menggenggam salibmu. Apakah itu mungkin buat kita untuk bersatu? Tuhan kita beda, kita seamin namun tak seiman. Di saat aku mengucapkan 'Assalamualaikum' dan kau mengucap 'shalom'. Di...